Sabtu, 07 Mei 2016

TASAWUF - Sifat/ Keadaan Neraka Dan Keadaan Penghuninya



Pokok Bahasan     :  TASAWUF
Judul                    :  Sifat/ Keadaan Neraka Dan Keadaan Penghuninya
Nara Sumber        :  Al Ustdz. Al Habib Umar bin Abdurrahman Assegaf


Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Sifat/ Keadaan Neraka dan Keadaan Penghuninya

  




Berkata Al faqih Abu Lalyits Rahimahullohutaala, meriwayatkan hadits yang menyambung sampai ke Abu Hurayroh RA., Rasululloh bersabda: “Dinyalakan api Neraka Jahanam selama 1.000 tahun sehingga merah itu api, kemudian dinyalakan lagi api Neraka Jahanam selama 1.000 tahun lagi sehingga menjadi putih, kemudian dinyalakan lagi api Neraka Jahanam selama 1.000 tahun lagi sehingga menjadi hitam seperti malam yang gelap gulita.”

Sebuah Riwayat dari Yaziid bin Muraad, bahwa ia ini tidak terputus (tidak henti-hentinya) berlinang air matanya, sehingga ada yang bertanya kepadanya mengapa ia selalu menangis? Maka dia menjawab: “Andaikata Alloh SWT. telah mengancam aku, manakala aku telah berbuat dosa kepada Alloh dengan satu dosa, niscaya Alloh akan memenjarakan aku di kamar mandi untuk selama-lamanya, tentunya layak atasku bahwa tidak akan berhenti air mataku, mengapa tidak padahal Alloh sudah mengancam aku, bahwa Alloh akan menahan aku di Neraka Jahanam yang mana Neraka Jahanam tadi telah dinyalakan apinya selama 3.000 tahun.”

Berkata Faqih Rahimahullohutaala, ia meriwayatkan hadits yang menyambung sampai Mujaahid RA., Rasululloh bersabda: “Di dalam Neraka Jahanam terdapat sumur yang dalam, di dalam sumur tadi terdapat ular-ular yang besarnya seperti leher-leher onta, dan juga terdapat kalajengking yang besarnya seperti keledai-keledai yang hitam, maka mereka yang masuk ke situ akan kabur dari Neraka ke Neraka yang lainnya untuk menghindar. Maka ular-ular tadi menggigit/ menyengat dengan mulutnya, begitu menyengat maka mengelupaslah kulit badannya yang ada di rambut sampai ke ujung kuku kaki. Ternyata tidak dapat menyelamatkan mereka dari lubang sumur yang dalam.”

Hadits Riwayat dari Abdillah bin Jabiir, Rasululloh bersabda: “Di Neraka Jahanam terdapat ular-ular yang banyak yang besarnya seperti leher-leher onta, itu ular-ular menyengat salah seorang dari mereka di Neraka Jahanam yang akan merasakan demamnya karena sengatan ular tadi selama 40 tahun. Dan di dalam Neraka Jahanam juga terdapat kalajengking-kalajengking yang besarnya semacam keledai, kalajengking tadi akan menyengat salah seorang dari mereka dan mereka akan merasakan demamnya karena sengatan kalajengking tadi selama 40 tahun juga.”

Hadits Riwayat dari Abbas  dari Yaziid bin Wahab dari Ibnu Mas’ud RA., Rasululloh bersabda: “Api yang kamu manfaatkan di alam dunia ini adalah 1 (satu) bagian dari 70 bagian dari api Neraka Jahanam, andaikata api yang di dunia yang satu bagian ini tidak Alloh dinginkan di lautan selama 2 kali, tentunya kamu tidak dapat memanfaatkan itu api sedikitpun juga.”

Berkata Imam Mujaahid: “Sesungguhnya api yang kamu gunakan di alam dunia ini dia berlindung kepada Alloh dari sangat dahsyatnya api Neraka Jahanam.”

Rasululloh bersabda: “Sesungguhnya penghuni Neraka Jahanam yang paling ringan adzabnya adalah seorang laki-laki yang ada di bawah 2 kakinya terdapat 2 sandal yang terbuat dari api Neraka Jahanam, menjadi mendidih dari sebab kedua sandal yang berada di bawah kakinya otaknya, seakan-akan ia priuk (panci) yang besar, dia punya telinga (seperti pegangan panci) dari bara api dan ia punya gigi-giginya juga dari bara api dan ia punya pinggiran/ dinding panci tadi kobaran api Neraka Jahanam. Maka keluarlah isi perut orang tadi melalui  kedua kakinya, dan dia menyangka/ menduga bahwa dia ini terbilang orang yang paling dahsyat adzaabnya di Neraka Jahanam.”

Berkata Faqih Rahimahullohutaala, ia meriwayatkan hadits yang menyambung sampai ‘Amar bin ‘Aash RA., Rasululloh bersabda: Sesungguhnya penghuni Neraka Jahanam memanggil-manggil Malaikat Maliq penjaga Neraka Jahanam: “Hai Maliq, hendaknya Tuhan kamu membunuh/ mematikan aku.”  Maka tidak di jawab itu panggilannya selama 40 tahun. Kemudian setelah 40 tahun ada jawaban: “Kamu akan tetap tinggal selama-lamanya di Neraka Jahanam.”  Kemudian mereka berkata: “Wahai TUHAN kami, keluarkan kami dari Neraka Jahanam, andaikata kami mengulangi lagi perbuatan/ perlakuan kekufuran kami di alam dunia yang menentang KAMU, maka sesungguhnya kami termasuk orang-orang yang dzolim.”  Maka Alloh tidak menjawab panggilan/ perkataan mereka seukuran 2 kali umur dunia. Kemudian Alloh balas panggilan mereka: “Tinggallah kamu dalam keadaan hina di Neraka Jahanam, dan jangan sekali-kali kamu memanggil-manggil AKU untuk bicara.”  Demi Alloh, tidaklah berbicara itu kaum (penghuni Neraka Jahanam) setelah itu. Dan tidak terjadi setelah itu kecuali jeritan-jeritan suara semacam suara keledai.  

Imam Qotaada, berkata: “Hai kaumku, apakah ada bagi kamu pelajaran dari adzab yang menakutkan (yang sudah dikisahkan tentang dahsyatnya Neraka Jahanam)?  Apakah kamu dapat sabar untuk menghadapi atas adzab yang luar biasa dahsyatnya?  Hai kaumku, menjalankan segala perintah Alloh dan menjauhi segala larangan-NYA terasa lebih ringan bagi kamu dibandingkan adzab di Neraka Jahanam yang begitu dahsyat, maka toatlah kamu kepada Alloh.”
Menjalankan toat kepada Alloh seperti mengerjakan Shalat, Puasa, Zakat, Haji, Mengaji dan ibadah-ibadah lainnya terasa berat bagi kita, tetapi masih dianggap lebih ringan bila dibandingkan dengan adzab di Neraka Jahanam.

Sesungguhnya penghuni Neraka Jahanam akan gelisah/ resah selama 1.000 tahun, kemudian mereka berkata: “Andaikata di dunia kami sabar atas kesulitan dalam menjalankan perintah Alloh dan menjauhi larangan-NYA, pasti bagi kami ada kelapangan/ kemudahan/ keringan atas adzab Alloh di Neraka Jahanam.”
Terpaksa mereka harus sabar menghadapi bermacam-macam adzab Alloh di Neraka Jahanam selama 1.000 tahun lamanya, mereka sadar tidak ada jalan lain bagi mereka untuk menghindar dari adzab Alloh.

Tidak diringankan bagi mereka adzab, melainkan akan terus bertambah dan bertambah, semakin mereka mengeluh semakin bertambah adzab Alloh yang mereka rasakan. Mereka berkata: “Sama saja bagi kami penghuni Neraka ini apakah kami merasa gelisah/ resah ataupun kami sabar tidak ada jalan keluar bagi kami untuk menghindar dari adzab Neraka Jahanam.”  Akhirnya mereka memohon/ berdoa kepada Alloh selama 1.000 tahun agar diturunkan hujan dari sebab rasa panas dan kehausan. Alloh bertanya kepada Malaikat Jibril AS.: “Sesuatu apakah yang mereka minta selama 1.000 tahun dalam doanya, wahai Jibril?”  Malaikat Jibril AS. berkata: “Wahai Alloh, Engkau lebih tahu apa yang mereka minta dari pada aku. Mereka ini wahai Alloh meminta diturunkan hujan untuk menghilangkan rasa haus dan rasa panas yang mereka rasakan.”  Maka nampak jelas bagi mereka awan yang merah, maka mereka menduga dan menyangka bahwa Alloh mengabulkan doa mereka dan akan menurunkan hujan. Akan tetapi awan merah tadi bukan menurunkan hujan melainkan menurunkan ‘aqoorib (kalajengking-kalajengking) yang besarnya seperti bighool  (keledai-keledai). Maka kalajengking itu menyengat salah satu dari mereka (penghuni Neraka Jahanam). Manakala sudah disengat oleh kalajengking tadi, maka rasa sakitnya tidak hilang selama 1.000 tahun. Kemudian mereka berdoa lagi kepada Alloh selama 1.000 tahun, agar Alloh menurunkan ridzqy kepada mereka berupa hujan. Hasil permintaan mereka kepada Alloh, Alloh kirimkan kepada mereka awan yang hitam. Melihat awan yang hitam, merekapun mengatakan bahwa inilah awan yang akan menurunkan/ mendatangkan hujan. Nyatanya diutus/ dikirim kepada mereka hayaat  (ular-ular ) yang besarnya seperti leher-leher ‘Iibil (onta). Maka ular tadi menyengat/ mengigit dengan satu sengatan yang tidak akan hilang rasa sakit dari sengatan tadi selama 1.000 tahun juga.

Ini semuanya bermakna dari hadits-hadits yang telah disebutkan tadi bahwa Alloh berfirman: “Akan bertambah kepada mereka adzab atas adzab yang sudah ada, dengan sebab dari yang mereka lakukan berupa kerusakan-kerusakan (kufur, durhaka dan berma’syiat  kepada Alloh).”
Dari hari ke hari bukan semakin ringan adzab yang ditimpakan kepada mereka, melainkan akan terus bertambah dan terus bertambah.

“Siapa orang yang ingin dan suka bahwa ia selamat dari adzab Alloh dan ingin mendapatkan pahala dari Alloh maka hendaknya/ wajib atasnya sabar dalam menghadapi kesuliatan-kesulitan dalam berbuat toat kepada Alloh.”
Sabar dalam berbuat toat kepada Alloh, menjauhkan diri dari segala perbutan-perbuatan ma’syiat kepada Alloh dan keingian sahwaat dunia sekalipun sahwaat dunia yang sifatnya mubah sekalipun harus kita kendalikan, agar tidak menyita waktu kita untuk beribadah kepada Alloh.

Bahwa sesungguhnya Syurga ini diliputi oleh hal-hal yang tidak disukai (makaarih) dan Neraka diliputi oleh hal yang disukai (sahwaat), sebagaimana yang disebutkan dalam sebuah Hadits dari Baginda Nabi Muhammad SAW.

Syair-syair:
-        “Dalam masa tua itu ada sesuatu yang dapat menjegah orang-orang yang “Haliim” (tenang/ sabar) dari perilaku anak-anak kecil.” 
Pengalaman  dapat mengontrol diri seseorang agar tidak sembarangan dalam bertindak.

-        “Jika cambangnya sudah memutih (sudah tua), manusia manapun juga mengharapkan ketenangan/ kesenangan hidup manakala sudah tua. Manakala sudah menguning dahan-dahan pohon setelah ia menghijau.”

-        “Jauhkan oleh kamu teman yang tidak baik, hati-hati berhubungan dengannya.
Dikhawatirkan akhlaq yang tidak baik akan menular kepada kita.

-        Jika kamu tidak dapat lepas darinya, maka hendaknya hadapi dengan baik. Hormati mereka selama kamu berada di kampung mereka.” 
Apabila kita tidak dapat menghindar dari kondisi semacam itu, maka kita perlakukan mereka dengan lembut saja, artinya kita tidak perlu mengikuti perilaku mereka yang kasar/ tidak baik. Hadapi prilaku mereka dengan sabar dan jangan membalas prilaku mereka selama tingkah laku mereka tidak melanggar aturan Alloh.

-        Bertemanlah kamu dengan kawan yang jujur (Shid’diiq), Hati-hati kamu jangan berdebat dengannya. Niscaya kamu akan mendapatkan dari orang tadi kecintaan yang tulus selama kamu tidak membantah/ berdebat dengannya.

-        Jika kamu sudah berteman dengan seorang yang berbudi/ bijak dengan kemurahan yang sungguh-sungguh, maka akan naik derajat kamu dengan sebab berkawan dengannya.

-        Siapa orang berbuat kebaikan bukan pada ahlinya, maka kamu tidak akan mendapatkan balasan kebaikan dari orang tadi.
Artinya jika kita berbuat baik kepada orang yang tidak pantas kita berbuat baik kepadanya(tidak baik prilakunya), maka tidak mungkin kita mendapatkan balasan kebaikan darinya.

-        Alloh memiliki Syurga seluas bumi, tetapi Syurga tadi diliputi dengan hal-hal yang tidak disukai/ tidak menyenangkan

Berkata Faqih Rahimahullohutaala, ia meriwayatkan hadits yang menyambung sampai Abu Hurayroh RA., Rasululloh bersabda: Alloh memanggil Malaikat Jibril AS., maka Alloh SWT. mengutus Malaikat Jibril AS. untuk masuk dan melihat keadaan di dalam Syurga. “Lihat apa yang aku sudah siapkan di Syurga bagi penghuninya?”   Setelah menjalankan perintah Alloh, Malaikat Jibril AS. kembali kepada Alloh dan berkata: “Demi KemulyaanMU Wahai Alloh, tidak ada seseorangpun yang mendengar tentang keadaan Syurga, pasti dia akan masuk ke sana. Tetapi diliputi Syurga tadi dengan suatu hal yang tidak di senangi/ tidak di sukai (makaarih).”
Bila ingin masuk Syurga, maka harus mengerjakan ibadah terlebih dahulu dan menjauhi semua larangan Alloh, hidup kita menjadi terbatas, hidup di alam dunia ini Alloh sudah atur sedemikian rupa sebagai tiket masuk menuju ke Syurga.
Kemudian Alloh memerintahkan Malaikat Jibril AS. untuk kembali ke dalam Syurga. Kemudian Jibril berkata: “Demi KemulyaanMU Wahai Alloh, aku khawatir dan takut karena Syurga diliputi oleh makaarih (hal yang tidak menyenangkan), maka tidak akan dimasuki oleh siapapun juga.”
Kemudian Alloh memerintahkan kembali Malaikat Jibril AS. untuk melihat keadaan di dalam Neraka Jahanam. “Lihat apa yang aku sudah siapkan di Neraka Jahanam bagi penghuninya?”  Setelah menjalankan perintah Alloh, Malaikat Jibril AS. kembali kepada Alloh dan berkata: “Demi KemulyaanMU Wahai Alloh, tidak akan ada yang masuk ke Neraka Jahanam setelah mendengar tentang keadaan Neraka Jahanam, pasti dia tidak akan masuk ke sana. Tetapi diliputi Neraka Jahanam tadi dengan hal-hal yang menyenangkan/ di sukai (Sahwaat).”
Neraka Jahanam diliputi hal-hal yang menyenangkan, seperti: bebas meninggalkan Shalat, Puasa, dan bebas pula untuk berbuat ma’syiat kepada Alloh.
Kemudian Alloh memerintahkan Malaikat Jibril AS. untuk kembali ke dalam Neraka Jahanam. Kemudian Jibril berkata: “Demi KemulyaanMU Wahai Alloh, aku khawatir dan takut karena Neraka Jahanam diliputi oleh Sahwaat (hal yang menyenangkan), maka tidak ada yang tidak mau (ingin) untuk memasukinya.”

Nabi kita Muhammad SAW. bersabda dalam sebuah hadits: “Silahkan kau perbincangkan tentang neraka sekehendakmu/ sebebasmu, maka kamu tidak akan menyebut sesuatu tentang neraka jahanam melainkan suasana/ keadaannya lebih dahsyat dari apa yang kamu telah sebutkan.”

Berkata Al Faqih Rahimahullohutaala, ia meriwayatkan hadits yang sanad-nya menyambung sampai ke Rasululloh. Sewaktu turun ayat yang berbunyi: “Dan sesungguhnya neraka jahanam itu adalah benar-benar suatu tempat yang diancamkan bagi mereka semuanya.”  Sewaktu turun ayat ini, Salmaan Al Faarisy  menaruh tangannya di atas kepalanya (sebagai tanda penyesalan) dan ia keluar dalam keadaan kabur selama 3 hari dan tidak ada yang mampu membujuknya untuk kembali ke rumahnya hingga ia dibawa dengan cara paksa.

Hadits riwayat dari Yaziid Arroqoosy  dari Annas bin Malik, Annas bin Malik menyampaikan kejadian sewaktu Malaikat Jibril mendatangi Nabi Muhammad SAW. pada suatu waktu yang tidak biasanya Malaikat Jibril AS. datang pada itu waktu. Malaikat Jibril AS. datang dalam keadaan pucat ia punya muka, maka Nabi berkata kepada Malaikat Jibril AS.: “Hai Jibril mengapa aku melihat kau punya wajah terlihat pucat?”   Malaikat Jibril AS. berkata: “Hai Muhammad Sholawatulloh Alahissalam Allaih, aku datang pada kamu pada satu saat dimana Alloh perintahkan aku untuk dinyalakannya api Neraka Jahanam. Tidak selayaknya/ tidak sepantasnya bagi orang yang mengetahui bahwa Neraka Jahanam itu benar adanya, dan adzab qubur itu benar adanya, dan sesunggunya adzab Alloh sangat dahsyat adanya, bahwa ia tenang/ senang/ nyaman hatinya sebelum ia merasa aman dari ancaman Neraka Jahanam.”
Tidak pantas/ tidak layak bagi seorang apabila ia merasa senang/ nyaman  hatinya sebelum ia merasa yaqin bahwa ia akan aman dari ancaman adzab Neraka Jahanam.

Nabi Muhammad SAW. berkata kepada Malaikat Jibril AS.: “Hai Jibril lukiskan kepadaku tentang Neraka Jahanam.”  Malaikat Jibril berkata: “Ya, aku akan lukiskan kepadamu tentang Neraka Jahanam. Sesungguhnya Alloh setelah ia menciptakan Neraka Jahanam, Alloh nyalakan api Neraka Jahanam selama 1.000 tahun hingga merah ia punya api. Dinyalakan kembali itu api selama 1.000 tahun hingga menjadi putih itu api. Kemudian dinyalakan lagi itu api selama 1.000 tahun hingga menjadi hitam kelam/ pekat itu api. Dan selama itu pula tidak padam ia punya kobarannya dan tidak mati ia punya baranya.”  Jibril berkata lagi: “Demi Zat yang telah mengutus kamu (Alloh) dengan membawa kebenaran, andaikata Neraka Jahanam berlubang sebesar lubang jarum saja, niscaya akan terbakar penghuni dunia seluruhnya sampai penghuni dunia yang terakhir, dari sangat panasnya Neraka Jahanam. Demi Alloh yang yang telah mengutus kamu dengan membawa kebenaran, andaikata satu helai baju dari baju-baju penghuni Neraka Jahanam digantungkan antara langit dengan bumi, niscaya pasti akan mati seluruh penghuni bumi/dunia dari karena sangat baunya itu baju dan sangat panasnya api Neraka Jahanam. Demi Alloh yang yang telah mengutus kamu dengan membawa kebenaran, andaikata 1 hasta rantai dari Neraka Jahanam di taruh di atas satu gunung, niscaya pasti akan lumer/ meleleh itu gunung sampai 7 lapis bumi. Demi Alloh yang yang telah mengutus kamu dengan membawa kebenaran sebagai Nabi, andaikata seorang laki-laki yang berada di Maghrib (di bagian Barat Bumi) di adzab oleh Alloh dengan api Neraka Jahanam, pasti akan terbakar orang yang berada di arah Masyriq (di bagian Timur Bumi), karena sangat dahsyatnya api Neraka Jahanam.”

Neraka Jahanam panasnya sangat dahsyat (Harahaa Syadiit), dasarnya sangat dalam (Qo’aruhaa Ba’iid), perhiasannya terbuat dari besi (Haliihaa Hadiid), minumannya terbuat dari air panas dan nanah (Hamiim Wa Shadiid), pakaian penghuni Neraka Jahanam terbuat dari potongan-potongan api Neraka Jahanam.

Neraka itu ada 7 pintu, tiap-tiap satu dari pintu tadi ada bagian dari hamba-hamba Alloh yang tertentu yang sudah Alloh tentukan.
1.  Neraka Jahanam
Adalah tingkatan neraka yang paling tinggi/ paling atas, neraka yang paling atas lebih ringan adzabnya dari pada neraka yang ada dibawahnya. Neraka Jahanam disiapkan untuk orang-orang mu’minin yang ber-ma’shiyat kepada Alloh dan belum sempat bertobat sampai mereka meninggal dunia.
2.  Neraka Sa’iir
Adalah tingkatan neraka yang berada di bawah Neraka Jahanam, yaitu neraka yang disiapkan untuk orang-orang dari kaum Nasrani.
3.  Neraka Huthamah
Adalah tingkatan neraka yang berada di bawah Neraka Sa’ir, yaitu neraka yang disiapkan untuk orang-orang dari kaum Yahudi.
4.  Neraka Ladzho
Adalah tingkatan neraka yang berada di bawah Neraka Huthamah, yaitu neraka yang disiapkan untuk Iblis dan orang-orang dari kaum penyembah api (Majusi)
5.  Neraka Saqar
Adalah tingkatan neraka yang berada di bawah Neraka Ladzo, yaitu  neraka yang disiapkan untuk orang-orang sempalan/ pecahan dari kaum Nasarani dan Yahudi yang disebut kaum Asshoobiuun.
6.  Neraka Jahim
Adalah tingkatan neraka yang berada di bawah Neraka Saqar, yaitu neraka yang disiapkan untuk orang-orang musyrik (orang yang menyekutukan Alloh) dan para penyembah berhala.
7.  Neraka Hawiyah
Adalah tingkatan neraka yang paling bawah atau paling dasar, yaitu  neraka yang disiapkan untuk orang-orang munaafiq dan para pengikut Fir’aun.

Nabi Muhammad SAW. bertanya kepada Malaikat Jibril AS.: “Apakah pintu-pintu Neraka yang ada 7 tadi itu sama seperti dengan pintu-pintu rumah tangga kita yang berada di alam dunia?”  Malaikat Jibril AS., menjawab: “Tidak sama, tetapi pintu-pintu Neraka Jahanam ini tetap terbuka, sebagiannya lebih rendah dari sebagian yang lain (bersusun ke bawah, bukan berjejer ke samping). Jarak dari satu pintu neraka ke pintu neraka yang lainnya (pintu neraka tingkat ke-1 dengan pintu neraka tingkat ke-2) adalah jarak perjalanan selama 7.000 tahun lamanya.  Tiap-tiap pintu pintu dari pintu lainnya lebih panas dari pintu yang datang kemudiannya,  70 kali lipat panasnya, semakin ke bawah semakin panas.”

Musuh-musuh Alloh di giring ke pintu-pintu neraka tadi, jika mereka sudah sampai di depan pintu-pintu neraka tadi, mereka di jemput oleh Malaikat Zabaaniyah, dengan membawa belenggu dan rantai. Maka dimasukkanlah rantai-rantai itu ke dalam perutnya dan dikeluarkan rantai tadi dari dubur-dubur mereka. Dan dibelenggu tangan yang kiri ke lehernya, dan di masukkan tangannya yang kanan ke dalam dadanya, dan di cabut di antara kedua bahunya. Dan digabung/ diikat/ disatukan setiap  manusia yang berdosa bersama syaithon dalam satu rantai. Dan diseret ia punya mukanya dan dipukulnya ia oleh malaikat dengan palu-palu yang terbuat dari besi. Setiap kali mereka berusaha ingin keluar dari Neraka Jahanam dari kesengsaraan yang mereka alami, maka mereka akan dikembalikan lagi ke dalam Neraka Jahanam.

Nabi bertanya lagi kepada Malaikat Jibril AS.: “Hai Jibril, siapakah penghuni-penghuni ini pintu neraka?” Malaikat Jibril berkata: “Adapun pada pintu/ lantai  yang paling bawah adalah Neraka Haawiyah  disitu terdapat orang-orang Munaafiqun Asfalasafilin (Munaafiq  I’tiqod), jika munafiq amaliyah tempatnya Neraka Jahanam (neraka paling atas) dan orang-orang yang sudah merasakan santapan atas permintaannya kepada Alloh (umat dari Nabi Musa), mereka menyantap santapan itu tetapi mereka juga ingkar kepada Alloh, dan para pengikut Fir’aun. Di pintu Neraka yang kedua, yang berada di atasnya, Neraka Jahiim  adalah tempat untuk orang-orang musyriq. Di pintu Neraka yang ketiga, yang berada di atasnya lagi, yaitu Neraka Saqar  adalah tempat untuk sempalan dari kelompok Yahudi dan Nasrani (Kaum Asshoobiuun). Di pintu Neraka yang keempat, yang berada di atasnya lagi, yaitu Neraka Ladzho  adalah tempatnya Iblis  dan para pengikutnya serta kaum Majusi  (penyembah api). Di pintu Neraka yang kelima, yang berada di atasnya lagi, yaitu Neraka Huthamah  adalah tempatnya orang-orang dari kaumYahudi. Di pintu Neraka yang keenam, yang berada di atasnya lagi, yaitu Neraka Sa’iir  adalah tempatnya orang-orang dari kaum Nasrani/ Kristen.

Malaikat Jibril hanya menyebutkan/ merincikan pintu Neraka hanya sampai enam, padahal pintu Neraka ada tujuh. Karena Malaikat Jibril AS. diam, maka Nabi bertanya: “Untuk siapa pintu neraka yang ke-tujuh?”  Malaikat Jibril berkata: “Jangan kau tanya aku tentang pintu neraka yang ketujuh ini.”  Nabi tetap mendesak Malaikat Jibril untuk memberitahu siapa penghuni pintu neraka yang ketujuh. “Hai Jibril, beritahu aku siapa gerangan penghuni pintu neraka yang ketujuh ini?”  Akhirnya Malaikat Jibril menjawab: “Dipintu neraka yang ketujuh itu adalah tempat orang-orang dari umatmu yang melakukan dosa-dosa besar dan belum sempat bertobat kepada Alloh hingga kematian menjemputnya.”
Dosa yang dilakukan antara lain: berzina, minum khomer, durhaka kepada orang tua dll.

Maka jatuh tersungkurlah Nabi dalam keadaan pingsan, maka Malaikat Jibril menaruh kepala Nabi di atas pangkuannya hingga Nabi siuman/ sadar. Setelah sadar dari pingsannya Nabi berkata: “Ya Jibril, betapa besar cobaan yang menimpa aku, betapa sangat sedihnya aku, apakah akan masuk salah seorang dari umutku ke Neraka Jahanam?”  Malaikat Jibril menjawab: “Ya benar, ada umatmu yang akan masuk Neraka Jahanam, yaitu umatmu yang melakukan dosa-dosa besar.”
Nabi pernah bersabda dalam sebuah hadits: “Syafaatku aku simpan untuk umatku yang melakukan dosa-dosa besar.”

Rasululloh kembali menangis mendengar jawaban dari Malaikat Jibril dan Malaikat Jibril-pun turut menangis melihat kesedihan yang dirasakan Rasululloh. Rasul-pun masuk ke dalam rumahnya dan menghindarkan diri dari berjumpa dengan orang-orang. Nabi tidak keluar rumah melainkan untuk shalat saja, setelah shalat Nabi kembali masuk ke dalam rumahnya. Nabi tidak mengajak bicara orang dan ia menangis dalam shalatnya. Ia berdoa sambil merendahkan diri kepada Alloh. Setelah hari yang ketiga, datanglah Syaidina Abu Bakar Assidiq Radhiallohu Anhu. ke rumah Nabi, hingga ia berdiri di depan pintu rumah Nabi seraya berkata: “Assalamu’alaikum Yaa Ahlal Bayti Rahmah.”   “Assalamu’alaikum, wahai keluarga rumah yang penuh rahmat, apakah ada jalan bagiku untuk berjumpa dengan Rasul?”  Tetapi tidak ada satupun yang menjawab salam dari Abu Bakar Assidiq  ini. Maka Abu Bakar Assidiq meninggalkan rumah Nabi dalam keadaan menangis. Kemudian datang lagi Syaidina Umar Radhiallohu Anhu . ke rumah Nabi, seperti Syaidina Abu Bakar, Syaidina Umar-pun tidak mendapatkan jawaban atas salam yang di ucapkannya di depan pintu rumah Nabi. Maka Syaidina Umar  beranjak meninggalkan rumah Nabi sambil menangis. Kemudian datang lagi sohabat Salmaan Al Faarisy ke rumah Nabi, seperti Syaidina Abu Bakar dan Syaidina Umar RA., Saalman Al Faarisy-pun tidak mendapatkan jawaban jawaban atas salam yang di ucapkannya di depan pintu rumah Nabi. Maka Saalman Al Faarisy  beranjak meninggalkan rumah Nabi sambil menangis kemudian dia duduk dan kembali berdiri sambil menangis.
Dari riwayat ini kita mendapatkan pelajaran bagaimana perhatiannya para sohabat terhadap kondisi/ keadaan Nabi. Bagaimana sikap kita apabila kita mendengar khabar bahwa guru kita sedang mengalami musibah/ sakit? Apakah tergerak hati kita untuk menjenguknya sebagai bukti kecintaan kita?

Kemudian Saalman Al Faarisy  mendatangi rumah Syaidatuna Siti Fathimah RA., ia mengucapkan salam di depan pintu rumah, saat itu Syaidina Ali KW. sedang tidak berada di rumah. Saalman berkata: “Hai Fathimah putri Rasul, ayahmu Rasul sudah menutup diri/ menyendiri dari manusia, ia tidak keluar kecuali untuk shalat saja, ia-pun tidak mengajak bicara seseorang dan tidak mengizinkan siapapun untuk masuk ke dalam rumahnya.”

Maka Fathimah RA. memakai pakaian/ gaun panjangnya dan pergi mendatangi rumah ayahnya (Rasululloh SAW.), hingga ia berdiri di pintu rumah Rasululloh dan ia pun mengucapkan salam, sambil berkata: “Ya Rasululloh, aku Fathimah  putrimu dan aku terhalang masuk.”  Pada saat itu Nabi sedang sujud sambil menangis, maka Nabi mengangkat kepala dari sujudnya seraya berkata: “Mengapa pelipur hatiku, penyejuk mataku, terhalang masuk menjumpai aku?” Nabi memerintahkan: “Bukakan pintu untuk putriku Fathimah!”  Maka masuklah Fathimah RA. kedalam rumah Rasululloh SAW. Sewaktu Siti Fathimah melihat Rasululloh, ia menangis dengan tangisan yang sangat luar biasa. Karena ia melihat keadaan Nabi dalam kondisi kulit mukanya yang pucat, daging/ kulit di wajahnya sudah mulai turun disebabkan karena terlalu banyak menangis. Siti Fathimah bertanya: “Ya Rasululloh apa yang terjadi pada dirimu?”  Rasululloh menjawab: “Hai Fathimah, Jibril suatu hari datang kepadaku dan ia telah mensifatkan/ menggambarkan kepadaku tentang pintu-pintu Nereka Jahanam. Dan iapun memberitahukan kepadaku bahwa sesungguhnya pintu yang paling tinggi/ paling atas dari Neraka Jahanam akan ditempati oleh umatku yang melakukan dosa-dosa besar dan itulah yang membuat aku sedih/ menangis.” “Ya Rasululloh apakah engkau tidak bertanya kepada Jibril bagaimana cara umatmu masuk ke Neraka Jahanam tadi.” “Ya umatku ini akan digiring oleh Malaikat ke Neraka Jahanam, tetapi muka-muka mereka tidak hitam, dan tidak biru mata-mata mereka, dan tidak disumbat mulut-mulut mereka, dan mereka tidak di ikat/ di gabung  bersama syaithon, dan mereka tidak di ikat dengan rantai dan belenggu.”   Fathimah RA. bertanya kembali: “Bagaimana cara mereka di giring ke Neraka Jahanam  oleh Malaikat, padahal mereka tidak diikat dengan rantai dan belenggu?”  Rasululloh menjawab: “Adapun laki-laki dari umatku yang melakukan dosa-dosa besar, mereka ditarik ke Neraka Jahanam dengan jenggot-jenggot mereka. Adapun perempuan-perempuan dari umatku yang melakukan dosa-dosa besar, mereka di tarik ke Neraka Jahanam dengan ujung-ujung pangkal rambutnya dan bun-bunannya. Betapa banyak orang-orang tua dari umatku, ditarik/ dipegang/ dijambak jenggot mereka ke Neraka Jahanam. Mereka menjerit, aduh kasian orang tua ini…, aduh kasian orang lemah ini… Betapa banyak juga anak-anak muda yang digiring ke Neraka Jahanam. Mereka menjerit, aduh kasian kemudaannya….aduh kasihan ketampanannya…. Betapa banyak juga wanita-wanita dari umatku di jambak ia punya bun-bunannya di tarik ke Neraka Jahanam. Mereka menjerit, aduh terbuka/ tersingkap kejelekannya….aduh terbuka ia punya tutupannya…. Hingga mereka di bawa ke hadapan Malaikat Maalik, penjaga Neraka Jahanam. Sewaktu Malaikat Maalik melihat mereka (umat Nabi Muhammad yang melakukan dosa-dosa besar), Malaikat Maalik bertanya kepada Malaikat yang menggiring mereka: “Siapa gerangan mereka ini yang kau bawa kemari? Tidak pernah datang kepadaku suatu kaum dari orang-orang yang lacur/ celaka yang kondisinya sangat mengherankan dari pada ini. Mereka digiring ke Neraka Jahanam dalam kondisi tidak dibelenggu ia punya tangannya, tidak hitam ia punya mukanya, tidak biru ia punya matanya, tidak disumbat ia punya mulutnya dan merekapun tidak di gabung dengan setan-setan.” 
Inilah suatu kehormatan yang Alloh berikan khusus untuk umat Nabi Muhammad SAW., meskipun mereka sudah mengerjakan dosa-dosa besar, tetapi masih diberikan kehormatan seperti itu, sangat beruntung kita menjadi umat Nabi Muhammad SAW.
Malaikat yang mengiring mereka ke Neraka Jahanam menjawab: “Kami diperintahkan mendatangi kamu untuk membawa mereka dalam kondisi seperti ini.” Sewaktu mereka digiring ke Neraka Jahanam, sepanjang jalan mereka memanggil-manggil: “Ya.. Muhammada… Tolong aku….”  Sewaktu mereka sampai di hadapan Malaikat Maalik yang kondisinya menyeramkan, mereka lupa akan untuk menyebut nama Muhammad. Maka Malaikat Maalik-pun bertanya kepada mereka: “Siapa kalian ini?”  Mereka menjawab: “Kami terbilang orang-orang yang diturunkan atas kami Al Qur’an, kami terbilang orang-orang yang puasa Ramadhan. Kemudian Malaikat Maalik berkata: “Tidak diturunkannya Al Qur’an kecuali kepada umat Muhammad SAW.” Sewaktu mereka mendengar Malaikat Maalik menyebut nama Muhammad, maka mereka kemudian baru ingat dan kembali menyebut nama: “Ya… Muhammada….kami ini terbilang umat Nabi Muhammad.” Malaikat Maalik kembali berkata: “Bukankan di dalam Al Qur’an ada bagi kamu larangan dari berbuat Ma’shiat kepada Alloh SWT.?” 

Tatkala Malaikat Maalik mendirikan/ mengumpulkan mereka yang durhaka kepada Alloh di tepi Neraka Jahanam, dan mereka memandang ke Neraka Jahanam, mereka berkata: “Hai Malaikat Maalik, izinkanlah kami untuk menangisi/ menyesali nasib kami.”  Maka diluluskan/ diizinkan permintaan mereka oleh Malaikat Maalik, mereka pun menangis dengan mengeluarkan air mata hingga tidak tersisa (habis) air mata mereka, hingga mata mereka mengeluarkan/ meneteskan air mata darah. Malaikat Maalik berkata: “Alangkah bagusnya ini tangisan, tapi jika menangisnya di alam dunia.”  
Menangis adalah suatu hal yang bagus, jika kita tidak dapat menangis, maka kita  dianjurkan untuk belajar menangis, jangan banyak tertawa. Orang yang banyak tertawa otaknya tidak normal, akan menyebabkan kerasnya ia punya hati. Para Aulia Sholihin tidak senang dengan orang yang banyak tertawa, mereka menganjurkan agar kita banyak merenung dan banyak menangis, banyak tertawa bukan prilaku orang-orang sholeh. Rasululloh pernah bersabda dalam sebuah Hadits: “Andaikata kamu tahu apa yang aku ketahui, pasti kamu akan sedikit tertawa dan lebih banyak menangis.”

Malaikat Maalik berkata lagi: “Andaikata tangisan ini terjadi di alam dunia, karena kamu takut kepada Alloh, pasti kamu tidak akan disentuh oleh api neraka pada hari ini.” 
Nabi pernah bersabda juga dalam sebuah Hadits: “Tidak akan masuk Neraka Jahanam, seseorang yang menangis karena takut kepada Alloh, hingga/ sampai susu yang sudah keluar dapat kembali lagi ke dalam putingnya, baru seseorang dapat masuk ke Neraka Jahanam.”  Ini merupakan suatu hal yang mustahil terjadi, orang yang menangis karena takut kepada Alloh akan masuk kedalam Neraka Jahanam.
Dalam riwayat Hadits yang lain Rasululloh bersabda: “Siapa orang yang berlinang dua matanya dengan air mata karena takut kepada Alloh, maka bagi orang itu dari tiap-tiap tetesan air matanya, maka Alloh berikan kepadanya pahala sama besarnya dengan Jabal Uhud.”  

Kemudian Malaikat Maalik berkata kepada Malaikat Zabaaniyah: “Lemparkan mereka ke Neraka Jahanam.”  Tatkala mereka di lempar ke Neraka Jahanam, mereka semuanya memanggil-manggil mengucapkan: “Laailahaailaalloh.”  Karena mendengar dari lidah para penghuni Neraka Jahanam mengucapkan: “Laailahaailaalloh”,  maka api Neraka Jahanam kembali mengurungkan niatnya untuk membakar/ mengadzaab mereka. Maka Malaikat Maalik berkata: “Ya api sambar/ bakar mereka.”  Api berkata lagi: “Bagaimana aku akan menyambar/ membakar mereka, sedangkan mereka mengucapkan: “Laailahaailaalloh.”   Maka Malaikat Maalik berkata: “Ya, benar hai api apa yang kau katakan, tapi dengan itulah aku diperintahkan oleh pemilik ‘Arasy (Alloh) untuk menyambar dan meng-adzaab mereka ke dalam api Neraka Jahanam.”  Setelah api mengetahui bahwa ini merupakan perintah Alloh, bukan semata-mata perintah dari Malaikat Maalik, maka barulah api menyambar dan membakar mereka.

Diantara mereka penghuni-penghuni Neraka Jahanam yang sudah dilemparkan ke Neraka Jahanam oleh Malaikat Zabaaniyah, diantara mereka ada yang diadzaab hingga dua  kakinya saja, dan ada diantara mereka yang diadzaab hingga kedua lututnya, dan ada diantara mereka yang diadzaab hingga pinggangnya, dan ada diantara mereka yang diadzaab hingga sampai tenggorokannya. Sewaktu api menyambar ke muka mereka, berkatalah Malaikat Maalik: “Jangan hai api kau bakar wajah-wajah mereka, sungguh sangat lama sekali mereka sujud kepada Alloh Yang Maha Pemurah di alam dunia. Dan jangan juga kau bakar hati-hati mereka, karena disitu ada iman, mereka lama sekali menahan lapar dan dahaga di bulan Ramadhan.”

Maka mereka tetap tinggal di Neraka Jahanam sampai batas waktu yang Alloh kehendaki. Mereka berkata: “Yaa Arhamaarrahimin Yaa Hanaan Yaa Manaan” (Ya Alloh Yang Maha Pengasih Dari Segala Yang Mengasihi, Yang Maha Penyayang, Yang Maha Pemberi).

Tatkala Alloh sudah melaksanakan ketentuan hukuman sesuai dengan kesalahan mereka, maka Alloh berkata kepada Malaikat Jibril: “Hai Jibril, apa yang dilakukan oleh orang-orang yang durhaka dari pada umat Nabi Muhammad SAW.?”  Jibril menjawab: “Wahai Alloh, engkau lebih mengetahui tentang mereka.”  Kemudian Alloh berkata lagi: “Sekarang kau pergi hai Jibril, lihat oleh kamu bagaimana keadaan mereka?” 

Maka pergilah Malaikat Jibril kepada Malaikat Maalik, Malaikat Maalik pada saat itu sedang berada di atas mimbar di tengah-tengah Neraka Jahanam. Tatkala Malaikat Maalik melihat kedatangan  Malaikat Jibril, Malaikat Maalik bangun untuk menghormati Malaikat Jibril. Kemudian Malaikat Maalik bertanya kepada Malaikat Jibril: “Hai Jibril, apa gerangan yang membuatmu masuk ke ini tempat (Neraka Jahanam)?”  Maka Malaikat Jibril berkata: “Apa yang kau lakukan terhadap kelompok-kelompok orang yang durhaka/ ber-ma’shiyat dari umat Nabi Muhammad SAW.?”  Malaikat Maalik berkata: “Alangkah sangat buruknya keadaan mereka dan sangat sempitnya tempat mereka, badan-badan mereka sudah di bakar oleh api dan sudah dimakan oleh api daging-daging mereka, yang tinggal hanyalah wajah-wajah mereka dan hati-hati mereka, yang bersinar-sinar dari padanya iman.”  

Berkata Malaikat Jibril: “Angkat hai Maalik penutup muka mereka, hingga aku dapat melihat mereka.”  Maka Malaikat Maalik memerintahkan para penjaga-penjaga Neraka Jahanam untuk mengangakat penutup muka-muka mereka. Tatkala para penghuni Neraka Jahanam memandang/ melihat kepada Malaikat Jibril, dan mereka melihat kebagusan bentuk rupa dari Malaikat Jibril, maka sadarlah/ yaqinlah mereka bahwa ini Malaikat bukan merupakan Malaikat Adzaab. Maka mereka berani mengatakan: “Hai Malaikat Zabaniyah, siapa gerangan ini hamba yang kami belum pernah meliat rupa/wajah yang lebih bagus/ tampan dari pada Malaikat ini?”  Malaikat Maalik berkata: “Inilah Malaikat Jibril yang mulya disisi Tuhan-Nya, dia yang selalu datang kepada Nabi Muhammad SAW. dengan membawa wahyu.” 

Sewaktu penghuni Neraka Jahanam mendengar nama Muhammad, mereka menjerit semuanya dan mereka berkata: “Hai Jibril, sampaikan salam kami kepada Nabi Muhammad SAW., dan tolong sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW., sesungguhnya ma’shiyat-ma’shiyat/ kedurhakaan kami di alam dunia, yang membuat kami bercerai-berai/ berpisah dengannya. Dan tolong beritahu juga hai Jibril kepada Nabi Muhammad SAW., tentang buruknya keadaan kami di Neraka Jahanam.” 

Maka berangkatlah Malaikat Jibril meninggalkan Neraka Jahanam sehingga ia berdiri dihadapan Alloh SWT. Kemudian Alloh berkata kepada Malaikat Jibril: “Bagaimana kamu melihat keadaan umat Nabi Muhammad SAW. di Neraka Jahanam?”  Malaikat Jibril menjawab: “Wahai Alloh, alangkah buruknya keadaan mereka, alangkah sempit tempat mereka.”
Alloh Maha Tahu segala apa yang belum/ akan terjadi, Alloh bertanya hanya untuk membuktikan saja.
Alloh kembali berkata: “Hai Jibril, apakah mereka meminta kepada kamu sesuatu?”  Malaikat Jibril menjawab: “Ya Rabbi benar, mereka ada permintaan  kepadaku, mereka meminta bahwa aku menyampaikan salam mereka kepada Nabi mereka, dan untuk aku sampaikan/ beritakan kepada Nabi mereka tentang buruknya keadaan mereka.”  Maka Alloh SWT. berkata kepada Malaikat Jibril: “Hai Jibril, sekarang kau pergi menemui Nabi Muhammad dan beritahu/ khabarkan tentang keadaan umatnya di Neraka Jahanam.” 

Maka berangkatlah Malaikat Jibril menjumpai Nabi Muhammad SAW., pada saat itu Nabi Muhammad SAW. sedang berada di dalam tenda yang besar yang terbuat dari mutiara yang putih, tenda itu memiliki 4.000 pintu dan pintunya terbuat dari emas. Kemudian Malaikat Jibril berkata: “Ya Muhammad Sholawatulloh Alahissalam Allaih, aku datang kepada kamu sebagai utusan dari pada kelompok pendurhaka dari umatmu yang di adzaab di Neraka Jahanam. Dan mereka menyampaikan kepadamu salam dan menyampaikan alangkah buruknya keadaan mereka dan alangkah sempitnya tempat mereka di Neraka Jahanam.” 

Setelah mendapatkan penjelasan/ khabar dari Malaikat Jibril tentang kondisi/ keadaan umatnya di Neraka Jahanam, maka Nabi Muhammad Sholawatulloh Alahissalam Allaih  datang menuju ke bawah ‘Arasy,  Nabi tersungkur dalam keadaan sujud, dan ia mengucapkan suatu pujian yang belum pernah satu orang pun mendengar akan pujian semacam itu. Alloh berkata kepada Nabi: “Angkat kau punya kepala hai Muhammad Sholawatulloh Alahissalam Allaih, minta apa yang ingin kau minta niscaya akan diberi apa yang kau minta, minta diberikan mandat syafaat niscaya kamu akan diberikan izin untuk dapat memberikan syafaat kepada umatmu yang berada di Neraka Jahanam.”  Maka Nabi berkata: “Ya Rabbi, Tuhannya dari orang-orang yang durhaka dari umatku, Engkau sudah laksanakan terhadap mereka ketentuan hukumanMU, maka berikan izin kepadaku untuk memberikan syafaat kepada mereka.”  Maka Alloh berkata: “Sekarang Aku sudah berikan izin kepadamu untuk memberikan syafaat kepada mereka, datanglah kamu ke Neraka Jahanam hai Muhammad Sholawatulloh Alahissalam Allaih, keluarkan dari Neraka Jahanam setiap orang yang dahulu di alam dunia mengucapkan: Laailahaailaalloh.”  

Pergilah Nabi menuju ke Neraka Jahanam, tatkala Malaikat Maalik melihat Nabi Muhammad SAW., Malaikat Maalik langsung berdiri untuk menghormati kedatangan Nabi kita Muhammad Sholawatulloh Alahissalam Allaih. Nabi berkata kepada Malaikat Maalik: “Ya Maalik, bagaimana keadaan umatku yang celaka dan durhaka.”  Malaikat Maalik berkata: “Alangkah buruknya keadaan mereka, alangkah sempitnya tempat mereka di Neraka Jahanam.”  Kemudian Nabi berkata: “Sekarang buka pintu Neraka Jahanam dan angkat penutup muka mereka.”  Tatkala penghuni Neraka Jahanam melihat kepada Nabi Muhammad SAW., mereka semuanya menjerit: “Ya Muhammadu Sholawatulloh Alahissalam Allaih, api sudah membakar kulit-kulit kami, api sudah membakar jantung-jantung kami.” 

Maka Nabi mengelurkan mereka semuanya dari Neraka Jahanam, mereka sudah menjadi arang (fahman)  semuanya. Nabi membawa mereka ke suatu sungai di dekat pintu syurga, dinamakan itu sungai sebagai sungai kehidupan (Al Haywaan), kemudian mereka mandi disitu. Keluarlah mereka dari sungai itu dalam keadaan jurdan (tampan, sempurna, tidak ada kekurangannya), murdan (muda belia, pemuda yang belum tumbuh jenggotnya), seakan-akan muka mereka seperti bulan purnama, dan tertulis di kening-kening/ jidat mereka: “Al Jahanamiyuun”  (orang yang pernah masuk Neraka Jahanam), mereka orang-orang yang Alloh merdekakan dari adzaab Neraka Jahanam, maka masuklah mereka semuanya ke dalam Jannah (Syurga).

Manakala para penghuni Neraka Jahanam melihat orang-orang muslim yang berma’shiyat  kepada Alloh  sudah dikeluarkan dari Neraka Jahanam, maka orang-orang kafir ini berkata: “Coba kami dahulu di alam dunia memeluk agama Islam, tentunya kami akan dikeluarkan dari Neraka Jahanam.
Dihikayatkan saat orang Islam dikeluarkan dari Neraka Jahanam, orang-orang kafir berkeinginan diakhirat nanti, andaikata mereka dahulu masuk Islam tentunya mereka akan dikeluarkan dari Neraka Jahanam.

Diriwayatkan dari Rasululloh SAW.: “Nanti di Hari Qiyaamat kelak, maut akan didatangkan dan diserupakan seperti Khamsun ‘Amlah  (Domba/ kambing yang belang Hitam danPutih). Maka ada suara yang mengatakan: “Hai penghuni Jannah (Syurga), apakah kalian mengenal mati?”  Maka penghuni Syurga melihatnya dan akhirnya mereka mengenali apa itu mati yang pernah dialami dahulu. Dan ada suara lagi yang berkata lagi: “Hai penghuni Neraka Jahanam, apakah kamu mengenal mati?”  Maka penghuni Neraka Jahanam melihatnya dan akhirnya mereka mengenali apa itu mati yang pernah dialami dahulu. Setelah kedua belah pihak (penghuni Syurga dan Neraka) mengenalnya, maka mati yang sudah diserupakan seperti seekor kambing yang berwarna belang Hitam-Putih itu disembelih ditengah-tengah antara Syurga dan Neraka Jahanam.

Kemudian ada suara yang mengatakan: “Ya ahli/ penghuni Syurga, kamu kekal abadi di dalam Syurga ini, tidak akan pernah mati lagi. Ya ahli/ penghuni Neraka Jahanam, kamu kekal abadi di dalam Neraka Jahanam ini, tidak akan pernah merasakan kematian lagi.”  
Hal ini dibuktikan dengan Firman Alloh SWT. : “Hai Muhammad Sholawatulloh Alahissalam Allaih,  kasih peringatan kepada mereka tentang Yauma Hasroh (Hari Penyesalan), yaitu ketika telah diputuskan segala keputusan.”

Berkata Abu Hurayroh RA.: “Janganlah sekali-sekali orang yang faajir  berkeinginan untuk mendapatkan ni’mat  dari Alloh, maka sesungguhnya dibelakang dia ada sesuatu yang mengejar dengan cepat, yaitu Neraka Jahanam. Setiap kali akan padam Neraka Jahanam, Kami tambahkan lagi kepada mereka menyalanya api Neraka Jahanam.”


CATATAN:
Ini saja yang dapat al-faqir rangkum dari isi penjelasan ta’lim yang begitu luas yang disampaikan oleh Al Ustdz. Al Habib Umar bin Abdurrahman Assegaf. Semoga rangkuman ini dapat bermanfaat dan menjadi motivasi dalam menuntut ilmu.
Kebenaran Mutlaq milik Alloh dan Segala Kekhilafan adalah dari pribadi Al-faqir sendiri. Segala kelebihan dan kekurangan yang Al-faqir sampaikan dalam ringkasan ini mohon dibukakan pintu maaf yang seluas-luasnya.
Karena keterbatasan ilmu yang Al-faqir miliki, maka Al-faqir tidak membuka forum Tanya Jawab dalam Blog ini.
Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya al-faqir haturkan kepada Syaidil Walid Al Ustdz Al Habib Umar bin Abdurrahman Assegaf yang telah memberikan izin kepada al-faqir untuk dapat menyebarluaskan isi ta’lim di Majlis Ta’lim AL KIFAHI AL TSAQAFY, dan tal lupa ucapan terima kasih al-faqir sampaikan untuk H. Aun Mustofa yang telah mengizinkan al-faqir untuk menggunakan fasilitas kantor untuk membuat ringkasan ta’lim ini. 
Afwan Al-faqir tidak mencantumkan nama kitab dan pengarang dalam setiap rangkuman yang al-faqir kirimkan, karena ada permintaan dari Al Ustdz untuk tidak mencantumkannya. Karena disamping mengunakan kitab utama, beliau juga mengunakan kitab-kitab lain sebagai referensi untuk memperjelas dalam menerangkan permasalahan yang ada dalam kitab utama yang dibaca, harap dapat di maklum, terima kasih. 

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Diterbitkan dalam rangka mengajak untuk menghadiri Majlis Ta’lim AL KIFAHI AL TSAQAFY. Kritik & Saran dapat disampaikan melalui E-mail:  hsn_5805@yahoo.co.id

Ingin mendapatkan kiriman ringkasan ta’lim secara rutin silahkan gabung di Facebook Group Majlis Ta’lim AL KIFAHI AL TSAQAFY: http://www.facebook.com/groups/alkifahi/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar