Pokok
Bahasan : TASAWUF
Judul : Sifat/ Keadaan Neraka Dan Keadaan Penghuninya
Nara
Sumber : Al
Ustdz. Al Habib Umar bin Abdurrahman Assegaf
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Sifat/ Keadaan Neraka dan Keadaan Penghuninya
Berkata
Al faqih Abu Lalyits Rahimahullohutaala,
meriwayatkan hadits yang menyambung sampai ke Abu Hurayroh RA., Rasululloh bersabda: “Dinyalakan api Neraka Jahanam selama 1.000 tahun sehingga merah itu
api, kemudian dinyalakan lagi api Neraka Jahanam selama 1.000 tahun lagi
sehingga menjadi putih, kemudian dinyalakan lagi api Neraka Jahanam selama
1.000 tahun lagi sehingga menjadi hitam seperti malam yang gelap gulita.”
Sebuah
Riwayat dari Yaziid bin Muraad,
bahwa ia ini tidak terputus (tidak henti-hentinya) berlinang air matanya, sehingga
ada yang bertanya kepadanya mengapa ia selalu menangis? Maka dia menjawab: “Andaikata Alloh SWT. telah mengancam aku,
manakala aku telah berbuat dosa kepada Alloh dengan satu dosa, niscaya Alloh
akan memenjarakan aku di kamar mandi untuk selama-lamanya, tentunya layak
atasku bahwa tidak akan berhenti air mataku, mengapa tidak padahal Alloh sudah
mengancam aku, bahwa Alloh akan menahan aku di Neraka Jahanam yang mana Neraka
Jahanam tadi telah dinyalakan apinya selama 3.000 tahun.”
Berkata
Faqih Rahimahullohutaala, ia
meriwayatkan hadits yang menyambung sampai Mujaahid
RA., Rasululloh bersabda: “Di dalam
Neraka Jahanam terdapat sumur yang dalam, di dalam sumur tadi terdapat
ular-ular yang besarnya seperti leher-leher onta, dan juga terdapat kalajengking
yang besarnya seperti keledai-keledai yang hitam, maka mereka yang masuk ke
situ akan kabur dari Neraka ke Neraka yang lainnya untuk menghindar. Maka
ular-ular tadi menggigit/ menyengat dengan mulutnya, begitu menyengat maka
mengelupaslah kulit badannya yang ada di rambut sampai ke ujung kuku kaki.
Ternyata tidak dapat menyelamatkan mereka dari lubang sumur yang dalam.”
Hadits
Riwayat dari Abdillah bin Jabiir, Rasululloh
bersabda: “Di Neraka Jahanam terdapat
ular-ular yang banyak yang besarnya seperti leher-leher onta, itu ular-ular
menyengat salah seorang dari mereka di Neraka Jahanam yang akan merasakan
demamnya karena sengatan ular tadi selama 40 tahun. Dan di dalam Neraka Jahanam
juga terdapat kalajengking-kalajengking yang besarnya semacam keledai,
kalajengking tadi akan menyengat salah seorang dari mereka dan mereka akan
merasakan demamnya karena sengatan kalajengking tadi selama 40 tahun juga.”
Hadits
Riwayat dari Abbas dari Yaziid
bin Wahab dari Ibnu Mas’ud RA.,
Rasululloh bersabda: “Api yang kamu
manfaatkan di alam dunia ini adalah 1 (satu) bagian dari 70 bagian dari api
Neraka Jahanam, andaikata api yang di dunia yang satu bagian ini tidak Alloh
dinginkan di lautan selama 2 kali, tentunya kamu tidak dapat memanfaatkan itu
api sedikitpun juga.”
Berkata
Imam Mujaahid: “Sesungguhnya api yang kamu gunakan di alam dunia ini dia berlindung
kepada Alloh dari sangat dahsyatnya api Neraka Jahanam.”
Rasululloh bersabda: “Sesungguhnya penghuni Neraka Jahanam yang
paling ringan adzabnya adalah seorang laki-laki yang ada di bawah 2 kakinya
terdapat 2 sandal yang terbuat dari api Neraka Jahanam, menjadi mendidih dari
sebab kedua sandal yang berada di bawah kakinya otaknya, seakan-akan ia priuk
(panci) yang besar, dia punya telinga (seperti pegangan panci) dari bara api
dan ia punya gigi-giginya juga dari bara api dan ia punya pinggiran/ dinding
panci tadi kobaran api Neraka Jahanam. Maka keluarlah isi perut orang tadi
melalui kedua kakinya, dan dia
menyangka/ menduga bahwa dia ini terbilang orang yang paling dahsyat adzaabnya
di Neraka Jahanam.”
Berkata
Faqih Rahimahullohutaala, ia
meriwayatkan hadits yang menyambung sampai ‘Amar bin ‘Aash RA., Rasululloh bersabda: Sesungguhnya penghuni
Neraka Jahanam memanggil-manggil Malaikat Maliq penjaga Neraka Jahanam: “Hai Maliq, hendaknya Tuhan kamu membunuh/
mematikan aku.” Maka tidak di jawab
itu panggilannya selama 40 tahun. Kemudian setelah 40 tahun ada jawaban: “Kamu akan tetap tinggal selama-lamanya di
Neraka Jahanam.” Kemudian mereka
berkata: “Wahai TUHAN kami, keluarkan
kami dari Neraka Jahanam, andaikata kami mengulangi lagi perbuatan/ perlakuan
kekufuran kami di alam dunia yang menentang KAMU, maka sesungguhnya kami
termasuk orang-orang yang dzolim.” Maka Alloh tidak menjawab panggilan/ perkataan
mereka seukuran 2 kali umur dunia. Kemudian Alloh balas panggilan mereka: “Tinggallah kamu dalam keadaan hina di
Neraka Jahanam, dan jangan sekali-kali kamu memanggil-manggil AKU untuk
bicara.” Demi Alloh, tidaklah
berbicara itu kaum (penghuni Neraka Jahanam) setelah itu. Dan tidak terjadi
setelah itu kecuali jeritan-jeritan suara semacam suara keledai.
Imam Qotaada, berkata: “Hai kaumku, apakah ada bagi kamu pelajaran
dari adzab yang menakutkan (yang sudah dikisahkan tentang dahsyatnya Neraka
Jahanam)? Apakah kamu dapat sabar untuk
menghadapi atas adzab yang luar biasa dahsyatnya? Hai kaumku, menjalankan segala perintah Alloh
dan menjauhi segala larangan-NYA terasa lebih ringan bagi kamu dibandingkan
adzab di Neraka Jahanam yang begitu dahsyat, maka toatlah kamu kepada Alloh.”
Menjalankan toat kepada Alloh seperti
mengerjakan Shalat, Puasa, Zakat, Haji, Mengaji dan ibadah-ibadah lainnya
terasa berat bagi kita, tetapi masih dianggap lebih ringan bila dibandingkan
dengan adzab di Neraka Jahanam.
Sesungguhnya
penghuni Neraka Jahanam akan gelisah/ resah selama 1.000 tahun, kemudian mereka
berkata: “Andaikata di dunia kami sabar
atas kesulitan dalam menjalankan perintah Alloh dan menjauhi larangan-NYA,
pasti bagi kami ada kelapangan/ kemudahan/ keringan atas adzab Alloh di Neraka
Jahanam.”
Terpaksa mereka harus sabar
menghadapi bermacam-macam adzab Alloh di Neraka Jahanam selama 1.000 tahun
lamanya, mereka sadar tidak ada jalan lain bagi mereka untuk menghindar dari
adzab Alloh.
Tidak
diringankan bagi mereka adzab, melainkan akan terus bertambah dan bertambah,
semakin mereka mengeluh semakin bertambah adzab Alloh yang mereka rasakan.
Mereka berkata: “Sama saja bagi kami
penghuni Neraka ini apakah kami merasa gelisah/ resah ataupun kami sabar tidak
ada jalan keluar bagi kami untuk menghindar dari adzab Neraka Jahanam.” Akhirnya mereka memohon/ berdoa kepada Alloh
selama 1.000 tahun agar diturunkan hujan dari sebab rasa panas dan kehausan.
Alloh bertanya kepada Malaikat Jibril AS.: “Sesuatu
apakah yang mereka minta selama 1.000 tahun dalam doanya, wahai Jibril?” Malaikat Jibril AS. berkata: “Wahai Alloh, Engkau lebih tahu apa yang
mereka minta dari pada aku. Mereka ini wahai Alloh meminta diturunkan hujan
untuk menghilangkan rasa haus dan rasa panas yang mereka rasakan.” Maka nampak jelas bagi mereka awan yang
merah, maka mereka menduga dan menyangka bahwa Alloh mengabulkan doa mereka dan
akan menurunkan hujan. Akan tetapi awan merah tadi bukan menurunkan hujan
melainkan menurunkan ‘aqoorib
(kalajengking-kalajengking) yang besarnya seperti bighool (keledai-keledai).
Maka kalajengking itu menyengat salah satu dari mereka (penghuni Neraka
Jahanam). Manakala sudah disengat oleh kalajengking tadi, maka rasa sakitnya
tidak hilang selama 1.000 tahun. Kemudian mereka berdoa lagi kepada Alloh
selama 1.000 tahun, agar Alloh menurunkan ridzqy kepada mereka berupa hujan.
Hasil permintaan mereka kepada Alloh, Alloh kirimkan kepada mereka awan yang
hitam. Melihat awan yang hitam, merekapun mengatakan bahwa inilah awan yang
akan menurunkan/ mendatangkan hujan. Nyatanya diutus/ dikirim kepada mereka hayaat (ular-ular ) yang besarnya
seperti leher-leher ‘Iibil (onta). Maka ular tadi menyengat/
mengigit dengan satu sengatan yang tidak akan hilang rasa sakit dari sengatan
tadi selama 1.000 tahun juga.
Ini
semuanya bermakna dari hadits-hadits yang telah disebutkan tadi bahwa Alloh
berfirman: “Akan bertambah kepada mereka
adzab atas adzab yang sudah ada, dengan sebab dari yang mereka lakukan berupa
kerusakan-kerusakan (kufur, durhaka dan berma’syiat kepada Alloh).”
Dari hari ke hari bukan semakin
ringan adzab yang ditimpakan kepada mereka, melainkan akan terus bertambah dan
terus bertambah.
“Siapa orang
yang ingin dan suka bahwa ia selamat dari adzab Alloh dan ingin mendapatkan
pahala dari Alloh maka hendaknya/ wajib atasnya sabar dalam menghadapi
kesuliatan-kesulitan dalam berbuat toat kepada Alloh.”
Sabar dalam berbuat toat kepada
Alloh, menjauhkan diri dari segala perbutan-perbuatan ma’syiat kepada Alloh dan
keingian sahwaat dunia sekalipun sahwaat dunia yang sifatnya mubah sekalipun
harus kita kendalikan, agar tidak menyita waktu kita untuk beribadah kepada
Alloh.
Bahwa
sesungguhnya Syurga ini diliputi oleh hal-hal yang tidak disukai (makaarih) dan Neraka diliputi oleh hal
yang disukai (sahwaat), sebagaimana
yang disebutkan dalam sebuah Hadits dari Baginda Nabi Muhammad SAW.
Syair-syair:
-
“Dalam masa
tua itu ada sesuatu yang dapat menjegah orang-orang yang “Haliim” (tenang/
sabar) dari perilaku anak-anak kecil.”
Pengalaman dapat mengontrol diri seseorang agar tidak
sembarangan dalam bertindak.
-
“Jika
cambangnya sudah memutih (sudah tua), manusia manapun juga mengharapkan
ketenangan/ kesenangan hidup manakala sudah tua. Manakala sudah menguning
dahan-dahan pohon setelah ia menghijau.”
-
“Jauhkan oleh
kamu teman yang tidak baik, hati-hati berhubungan dengannya.
Dikhawatirkan
akhlaq yang tidak baik akan menular kepada kita.
-
Jika kamu
tidak dapat lepas darinya, maka hendaknya hadapi dengan baik. Hormati mereka
selama kamu berada di kampung mereka.”
Apabila kita tidak dapat menghindar
dari kondisi semacam itu, maka kita perlakukan mereka dengan lembut saja, artinya
kita tidak perlu mengikuti perilaku mereka yang kasar/ tidak baik. Hadapi
prilaku mereka dengan sabar dan jangan membalas prilaku mereka selama tingkah
laku mereka tidak melanggar aturan Alloh.
-
Bertemanlah
kamu dengan kawan yang jujur (Shid’diiq),
Hati-hati kamu jangan berdebat dengannya. Niscaya kamu akan mendapatkan
dari orang tadi kecintaan yang tulus selama kamu tidak membantah/ berdebat
dengannya.
-
Jika kamu
sudah berteman dengan seorang yang berbudi/ bijak dengan kemurahan yang
sungguh-sungguh, maka akan naik derajat kamu dengan sebab berkawan dengannya.
-
Siapa orang
berbuat kebaikan bukan pada ahlinya, maka kamu tidak akan mendapatkan balasan
kebaikan dari orang tadi.
Artinya jika kita berbuat baik kepada
orang yang tidak pantas kita berbuat baik kepadanya(tidak baik prilakunya),
maka tidak mungkin kita mendapatkan balasan kebaikan darinya.
-
Alloh
memiliki Syurga seluas bumi, tetapi Syurga tadi diliputi dengan hal-hal yang
tidak disukai/ tidak menyenangkan
Berkata
Faqih Rahimahullohutaala, ia
meriwayatkan hadits yang menyambung sampai Abu
Hurayroh RA., Rasululloh bersabda: Alloh memanggil Malaikat Jibril AS.,
maka Alloh SWT. mengutus Malaikat Jibril AS. untuk masuk dan melihat keadaan di
dalam Syurga. “Lihat apa yang aku sudah
siapkan di Syurga bagi penghuninya?”
Setelah menjalankan perintah Alloh, Malaikat Jibril AS. kembali kepada
Alloh dan berkata: “Demi KemulyaanMU
Wahai Alloh, tidak ada seseorangpun yang mendengar tentang keadaan Syurga,
pasti dia akan masuk ke sana. Tetapi diliputi Syurga tadi dengan suatu hal yang
tidak di senangi/ tidak di sukai (makaarih).”
Bila ingin masuk Syurga, maka harus
mengerjakan ibadah terlebih dahulu dan menjauhi semua larangan Alloh, hidup
kita menjadi terbatas, hidup di alam dunia ini Alloh sudah atur sedemikian rupa
sebagai tiket masuk menuju ke Syurga.
Kemudian
Alloh memerintahkan Malaikat Jibril AS. untuk kembali ke dalam Syurga. Kemudian
Jibril berkata: “Demi KemulyaanMU Wahai
Alloh, aku khawatir dan takut karena Syurga diliputi oleh makaarih (hal yang
tidak menyenangkan), maka tidak akan dimasuki oleh siapapun juga.”
Kemudian
Alloh memerintahkan kembali Malaikat Jibril AS. untuk melihat keadaan di dalam
Neraka Jahanam. “Lihat apa yang aku sudah
siapkan di Neraka Jahanam bagi penghuninya?” Setelah menjalankan perintah Alloh, Malaikat
Jibril AS. kembali kepada Alloh dan berkata: “Demi KemulyaanMU Wahai Alloh, tidak akan ada yang masuk ke Neraka
Jahanam setelah mendengar tentang keadaan Neraka Jahanam, pasti dia tidak akan
masuk ke sana. Tetapi diliputi Neraka Jahanam tadi dengan hal-hal yang
menyenangkan/ di sukai (Sahwaat).”
Neraka Jahanam diliputi hal-hal yang
menyenangkan, seperti: bebas meninggalkan Shalat, Puasa, dan bebas pula untuk
berbuat ma’syiat kepada Alloh.
Kemudian
Alloh memerintahkan Malaikat Jibril AS. untuk kembali ke dalam Neraka Jahanam.
Kemudian Jibril berkata: “Demi
KemulyaanMU Wahai Alloh, aku khawatir dan takut karena Neraka Jahanam diliputi
oleh Sahwaat (hal yang menyenangkan), maka tidak ada yang tidak mau (ingin)
untuk memasukinya.”
Nabi kita
Muhammad SAW.
bersabda dalam sebuah hadits: “Silahkan
kau perbincangkan tentang neraka sekehendakmu/ sebebasmu, maka kamu tidak akan
menyebut sesuatu tentang neraka jahanam melainkan suasana/ keadaannya lebih
dahsyat dari apa yang kamu telah sebutkan.”
Berkata
Al Faqih Rahimahullohutaala, ia meriwayatkan hadits yang sanad-nya
menyambung sampai ke Rasululloh.
Sewaktu turun ayat yang berbunyi: “Dan
sesungguhnya neraka jahanam itu adalah benar-benar suatu tempat yang diancamkan
bagi mereka semuanya.” Sewaktu turun
ayat ini, Salmaan Al Faarisy menaruh tangannya di atas kepalanya (sebagai
tanda penyesalan) dan ia keluar dalam keadaan kabur selama 3 hari dan tidak ada
yang mampu membujuknya untuk kembali ke rumahnya hingga ia dibawa dengan cara
paksa.
Hadits
riwayat dari Yaziid Arroqoosy dari Annas
bin Malik, Annas bin Malik menyampaikan kejadian sewaktu Malaikat
Jibril mendatangi Nabi Muhammad SAW. pada suatu waktu yang tidak biasanya
Malaikat Jibril AS. datang pada itu waktu. Malaikat Jibril AS. datang dalam
keadaan pucat ia punya muka, maka Nabi berkata kepada Malaikat Jibril AS.: “Hai Jibril mengapa aku melihat kau punya
wajah terlihat pucat?” Malaikat
Jibril AS. berkata: “Hai Muhammad Sholawatulloh
Alahissalam Allaih, aku datang pada kamu pada satu saat dimana Alloh
perintahkan aku untuk dinyalakannya api Neraka Jahanam. Tidak selayaknya/ tidak
sepantasnya bagi orang yang mengetahui bahwa Neraka Jahanam itu benar adanya,
dan adzab qubur itu benar adanya, dan sesunggunya adzab Alloh sangat dahsyat
adanya, bahwa ia tenang/ senang/ nyaman hatinya sebelum ia merasa aman dari
ancaman Neraka Jahanam.”
Tidak pantas/ tidak layak bagi
seorang apabila ia merasa senang/ nyaman
hatinya sebelum ia merasa yaqin bahwa ia akan aman dari ancaman adzab
Neraka Jahanam.
Nabi
Muhammad SAW. berkata kepada Malaikat Jibril AS.: “Hai Jibril lukiskan kepadaku tentang Neraka Jahanam.” Malaikat Jibril berkata: “Ya, aku akan lukiskan kepadamu tentang Neraka Jahanam. Sesungguhnya
Alloh setelah ia menciptakan Neraka Jahanam, Alloh nyalakan api Neraka Jahanam
selama 1.000 tahun hingga merah ia punya api. Dinyalakan kembali itu api selama
1.000 tahun hingga menjadi putih itu api. Kemudian dinyalakan lagi itu api
selama 1.000 tahun hingga menjadi hitam kelam/ pekat itu api. Dan selama itu pula
tidak padam ia punya kobarannya dan tidak mati ia punya baranya.” Jibril berkata lagi: “Demi Zat yang telah mengutus kamu (Alloh) dengan membawa kebenaran,
andaikata Neraka Jahanam berlubang sebesar lubang jarum saja, niscaya akan
terbakar penghuni dunia seluruhnya sampai penghuni dunia yang terakhir, dari
sangat panasnya Neraka Jahanam. Demi Alloh yang yang telah mengutus kamu dengan
membawa kebenaran, andaikata satu helai baju dari baju-baju penghuni Neraka
Jahanam digantungkan antara langit dengan bumi, niscaya pasti akan mati seluruh
penghuni bumi/dunia dari karena sangat baunya itu baju dan sangat panasnya api
Neraka Jahanam. Demi Alloh yang yang telah mengutus kamu dengan membawa
kebenaran, andaikata 1 hasta rantai dari Neraka Jahanam di taruh di atas satu
gunung, niscaya pasti akan lumer/ meleleh itu gunung sampai 7 lapis bumi. Demi
Alloh yang yang telah mengutus kamu dengan membawa kebenaran sebagai Nabi,
andaikata seorang laki-laki yang berada di Maghrib (di bagian Barat Bumi) di
adzab oleh Alloh dengan api Neraka Jahanam, pasti akan terbakar orang yang
berada di arah Masyriq (di bagian Timur Bumi), karena sangat dahsyatnya api
Neraka Jahanam.”
Neraka
Jahanam panasnya sangat dahsyat (Harahaa
Syadiit), dasarnya sangat dalam
(Qo’aruhaa Ba’iid), perhiasannya
terbuat dari besi (Haliihaa Hadiid), minumannya terbuat dari air panas dan nanah (Hamiim Wa Shadiid),
pakaian penghuni Neraka Jahanam terbuat dari potongan-potongan api Neraka
Jahanam.
Neraka
itu ada 7 pintu, tiap-tiap satu dari pintu tadi ada bagian dari hamba-hamba
Alloh yang tertentu yang sudah Alloh tentukan.
1. Neraka Jahanam
Adalah tingkatan neraka yang paling
tinggi/ paling atas, neraka yang paling atas lebih ringan adzabnya dari pada
neraka yang ada dibawahnya. Neraka Jahanam disiapkan untuk orang-orang mu’minin yang ber-ma’shiyat kepada Alloh dan belum sempat bertobat sampai mereka
meninggal dunia.
2. Neraka Sa’iir
Adalah tingkatan neraka yang berada
di bawah Neraka Jahanam, yaitu neraka yang disiapkan untuk orang-orang dari
kaum Nasrani.
3. Neraka Huthamah
Adalah tingkatan neraka yang berada
di bawah Neraka Sa’ir, yaitu neraka yang disiapkan untuk orang-orang dari kaum
Yahudi.
4. Neraka Ladzho
Adalah tingkatan neraka yang berada
di bawah Neraka Huthamah, yaitu neraka yang disiapkan untuk Iblis dan
orang-orang dari kaum penyembah api (Majusi)
5. Neraka Saqar
Adalah tingkatan neraka yang berada
di bawah Neraka Ladzo, yaitu neraka yang
disiapkan untuk orang-orang sempalan/ pecahan dari kaum Nasarani dan Yahudi
yang disebut kaum Asshoobiuun.
6. Neraka Jahim
Adalah tingkatan neraka yang berada
di bawah Neraka Saqar, yaitu neraka yang disiapkan untuk orang-orang musyrik
(orang yang menyekutukan Alloh) dan para penyembah berhala.
7. Neraka Hawiyah
Adalah tingkatan neraka yang paling
bawah atau paling dasar, yaitu neraka yang
disiapkan untuk orang-orang munaafiq dan para pengikut Fir’aun.
Nabi
Muhammad SAW. bertanya kepada Malaikat Jibril AS.: “Apakah pintu-pintu Neraka yang ada 7 tadi itu sama seperti dengan
pintu-pintu rumah tangga kita yang berada di alam dunia?” Malaikat Jibril AS., menjawab: “Tidak sama, tetapi pintu-pintu Neraka
Jahanam ini tetap terbuka, sebagiannya lebih rendah dari sebagian yang lain
(bersusun ke bawah, bukan berjejer ke samping). Jarak dari satu pintu neraka ke
pintu neraka yang lainnya (pintu neraka tingkat ke-1 dengan pintu neraka
tingkat ke-2) adalah jarak perjalanan selama 7.000 tahun lamanya. Tiap-tiap pintu pintu dari pintu lainnya
lebih panas dari pintu yang datang kemudiannya,
70 kali lipat panasnya, semakin ke bawah semakin panas.”
Musuh-musuh
Alloh di giring ke pintu-pintu neraka tadi, jika mereka sudah sampai di depan
pintu-pintu neraka tadi, mereka di jemput oleh Malaikat Zabaaniyah, dengan membawa belenggu dan rantai. Maka dimasukkanlah
rantai-rantai itu ke dalam perutnya dan dikeluarkan rantai tadi dari
dubur-dubur mereka. Dan dibelenggu tangan yang kiri ke lehernya, dan di
masukkan tangannya yang kanan ke dalam dadanya, dan di cabut di antara kedua
bahunya. Dan digabung/ diikat/ disatukan setiap
manusia yang berdosa bersama syaithon
dalam satu rantai. Dan diseret ia punya mukanya dan dipukulnya ia oleh malaikat
dengan palu-palu yang terbuat dari besi. Setiap kali mereka berusaha ingin
keluar dari Neraka Jahanam dari kesengsaraan yang mereka alami, maka mereka
akan dikembalikan lagi ke dalam Neraka Jahanam.
Nabi
bertanya lagi kepada Malaikat Jibril AS.: “Hai Jibril, siapakah
penghuni-penghuni ini pintu neraka?” Malaikat Jibril berkata: “Adapun pada
pintu/ lantai yang paling bawah adalah Neraka
Haawiyah disitu terdapat
orang-orang Munaafiqun Asfalasafilin (Munaafiq I’tiqod), jika munafiq amaliyah tempatnya Neraka Jahanam (neraka paling
atas) dan orang-orang yang sudah merasakan santapan atas permintaannya kepada
Alloh (umat dari Nabi Musa), mereka menyantap santapan itu tetapi mereka juga
ingkar kepada Alloh, dan para pengikut
Fir’aun. Di pintu Neraka yang
kedua, yang berada di atasnya, Neraka Jahiim adalah tempat untuk orang-orang musyriq. Di pintu Neraka yang ketiga, yang berada di atasnya lagi, yaitu Neraka
Saqar adalah tempat untuk
sempalan dari kelompok Yahudi dan Nasrani
(Kaum Asshoobiuun). Di pintu Neraka
yang keempat, yang berada di atasnya lagi, yaitu Neraka Ladzho adalah tempatnya Iblis dan para pengikutnya
serta kaum Majusi (penyembah
api). Di pintu Neraka yang kelima, yang berada di atasnya lagi, yaitu Neraka
Huthamah adalah tempatnya
orang-orang dari kaumYahudi. Di pintu
Neraka yang keenam, yang berada di atasnya lagi, yaitu Neraka Sa’iir adalah tempatnya orang-orang dari kaum Nasrani/ Kristen.
Malaikat
Jibril hanya menyebutkan/ merincikan pintu Neraka hanya sampai enam, padahal
pintu Neraka ada tujuh. Karena Malaikat Jibril AS. diam, maka Nabi bertanya: “Untuk siapa pintu neraka yang ke-tujuh?” Malaikat Jibril berkata: “Jangan kau tanya aku tentang pintu neraka yang ketujuh ini.” Nabi tetap mendesak Malaikat Jibril untuk
memberitahu siapa penghuni pintu neraka yang ketujuh. “Hai Jibril, beritahu aku siapa gerangan penghuni pintu neraka yang
ketujuh ini?” Akhirnya Malaikat
Jibril menjawab: “Dipintu neraka yang
ketujuh itu adalah tempat orang-orang dari umatmu yang melakukan dosa-dosa
besar dan belum sempat bertobat kepada Alloh hingga kematian menjemputnya.”
Dosa yang dilakukan antara lain:
berzina, minum khomer, durhaka kepada orang tua dll.
Maka
jatuh tersungkurlah Nabi dalam keadaan pingsan, maka Malaikat Jibril menaruh
kepala Nabi di atas pangkuannya hingga Nabi siuman/ sadar. Setelah sadar dari
pingsannya Nabi berkata: “Ya Jibril,
betapa besar cobaan yang menimpa aku, betapa sangat sedihnya aku, apakah akan
masuk salah seorang dari umutku ke Neraka Jahanam?” Malaikat Jibril menjawab: “Ya benar, ada umatmu yang akan masuk Neraka
Jahanam, yaitu umatmu yang melakukan dosa-dosa besar.”
Nabi pernah bersabda dalam sebuah
hadits: “Syafaatku aku simpan untuk
umatku yang melakukan dosa-dosa besar.”
Rasululloh
kembali menangis mendengar jawaban dari Malaikat Jibril dan Malaikat Jibril-pun
turut menangis melihat kesedihan yang dirasakan Rasululloh. Rasul-pun masuk ke
dalam rumahnya dan menghindarkan diri dari berjumpa dengan orang-orang. Nabi
tidak keluar rumah melainkan untuk shalat saja, setelah shalat Nabi kembali
masuk ke dalam rumahnya. Nabi tidak mengajak bicara orang dan ia menangis dalam
shalatnya. Ia berdoa sambil merendahkan diri kepada Alloh. Setelah hari yang
ketiga, datanglah Syaidina Abu Bakar Assidiq Radhiallohu Anhu.
ke rumah Nabi, hingga ia berdiri di depan pintu rumah Nabi seraya berkata: “Assalamu’alaikum Yaa Ahlal Bayti Rahmah.” “Assalamu’alaikum,
wahai keluarga rumah yang penuh rahmat, apakah ada jalan bagiku untuk berjumpa
dengan Rasul?” Tetapi tidak ada
satupun yang menjawab salam dari Abu
Bakar Assidiq ini. Maka Abu Bakar Assidiq meninggalkan rumah
Nabi dalam keadaan menangis. Kemudian datang lagi Syaidina Umar Radhiallohu
Anhu . ke rumah Nabi, seperti Syaidina
Abu Bakar, Syaidina Umar-pun
tidak mendapatkan jawaban atas salam yang di ucapkannya di depan pintu rumah
Nabi. Maka Syaidina Umar beranjak meninggalkan rumah Nabi sambil
menangis. Kemudian datang lagi sohabat Salmaan Al Faarisy ke rumah Nabi, seperti
Syaidina Abu Bakar dan Syaidina Umar RA.,
Saalman Al Faarisy-pun tidak
mendapatkan jawaban jawaban atas salam yang di ucapkannya di depan pintu rumah
Nabi. Maka Saalman Al Faarisy beranjak meninggalkan rumah Nabi sambil
menangis kemudian dia duduk dan kembali berdiri sambil menangis.
Dari riwayat ini kita mendapatkan
pelajaran bagaimana perhatiannya para sohabat terhadap kondisi/ keadaan Nabi.
Bagaimana sikap kita apabila kita mendengar khabar bahwa guru kita sedang
mengalami musibah/ sakit? Apakah tergerak hati kita untuk menjenguknya sebagai
bukti kecintaan kita?
Kemudian
Saalman Al Faarisy mendatangi rumah Syaidatuna Siti Fathimah RA.,
ia mengucapkan salam di depan pintu rumah, saat itu Syaidina Ali KW. sedang tidak berada di rumah. Saalman berkata: “Hai
Fathimah putri Rasul, ayahmu Rasul sudah menutup diri/ menyendiri dari manusia,
ia tidak keluar kecuali untuk shalat saja, ia-pun tidak mengajak bicara
seseorang dan tidak mengizinkan siapapun untuk masuk ke dalam rumahnya.”
Maka
Fathimah RA. memakai pakaian/ gaun
panjangnya dan pergi mendatangi rumah ayahnya (Rasululloh SAW.), hingga ia
berdiri di pintu rumah Rasululloh dan ia pun mengucapkan salam, sambil berkata:
“Ya Rasululloh, aku Fathimah putrimu dan aku terhalang masuk.” Pada saat itu Nabi sedang sujud sambil menangis,
maka Nabi mengangkat kepala dari sujudnya seraya berkata: “Mengapa pelipur hatiku, penyejuk mataku, terhalang masuk menjumpai
aku?” Nabi memerintahkan: “Bukakan
pintu untuk putriku Fathimah!” Maka
masuklah Fathimah RA. kedalam rumah
Rasululloh SAW. Sewaktu Siti Fathimah
melihat Rasululloh, ia menangis dengan tangisan yang sangat luar biasa. Karena
ia melihat keadaan Nabi dalam kondisi kulit mukanya yang pucat, daging/ kulit
di wajahnya sudah mulai turun disebabkan karena terlalu banyak menangis. Siti Fathimah bertanya: “Ya Rasululloh apa yang terjadi pada
dirimu?” Rasululloh menjawab: “Hai Fathimah, Jibril suatu hari datang
kepadaku dan ia telah mensifatkan/ menggambarkan kepadaku tentang pintu-pintu
Nereka Jahanam. Dan iapun memberitahukan kepadaku bahwa sesungguhnya pintu yang
paling tinggi/ paling atas dari Neraka Jahanam akan ditempati oleh umatku yang
melakukan dosa-dosa besar dan itulah yang membuat aku sedih/ menangis.” “Ya Rasululloh apakah engkau tidak bertanya
kepada Jibril bagaimana cara umatmu masuk ke Neraka Jahanam tadi.” “Ya umatku
ini akan digiring oleh Malaikat ke Neraka Jahanam, tetapi muka-muka mereka
tidak hitam, dan tidak biru mata-mata mereka, dan tidak disumbat mulut-mulut
mereka, dan mereka tidak di ikat/ di gabung
bersama syaithon, dan mereka tidak di ikat dengan rantai dan belenggu.” Fathimah RA. bertanya kembali: “Bagaimana cara mereka di giring ke Neraka
Jahanam oleh Malaikat, padahal mereka
tidak diikat dengan rantai dan belenggu?”
Rasululloh menjawab: “Adapun
laki-laki dari umatku yang melakukan dosa-dosa besar, mereka ditarik ke Neraka
Jahanam dengan jenggot-jenggot mereka. Adapun perempuan-perempuan dari umatku
yang melakukan dosa-dosa besar, mereka di tarik ke Neraka Jahanam dengan
ujung-ujung pangkal rambutnya dan bun-bunannya. Betapa banyak orang-orang tua
dari umatku, ditarik/ dipegang/ dijambak jenggot mereka ke Neraka Jahanam.
Mereka menjerit, aduh kasian orang tua ini…, aduh kasian orang lemah ini…
Betapa banyak juga anak-anak muda yang digiring ke Neraka Jahanam. Mereka
menjerit, aduh kasian kemudaannya….aduh kasihan ketampanannya…. Betapa banyak
juga wanita-wanita dari umatku di jambak ia punya bun-bunannya di tarik ke
Neraka Jahanam. Mereka menjerit, aduh terbuka/ tersingkap kejelekannya….aduh
terbuka ia punya tutupannya…. Hingga mereka di bawa ke hadapan Malaikat Maalik,
penjaga Neraka Jahanam. Sewaktu Malaikat Maalik melihat mereka (umat Nabi
Muhammad yang melakukan dosa-dosa besar), Malaikat Maalik bertanya kepada
Malaikat yang menggiring mereka: “Siapa gerangan mereka ini yang kau bawa
kemari? Tidak pernah datang kepadaku suatu kaum dari orang-orang yang lacur/
celaka yang kondisinya sangat mengherankan dari pada ini. Mereka digiring ke
Neraka Jahanam dalam kondisi tidak dibelenggu ia punya tangannya, tidak hitam
ia punya mukanya, tidak biru ia punya matanya, tidak disumbat ia punya mulutnya
dan merekapun tidak di gabung dengan setan-setan.”
Inilah suatu kehormatan yang Alloh
berikan khusus untuk umat Nabi Muhammad SAW., meskipun mereka sudah mengerjakan
dosa-dosa besar, tetapi masih diberikan kehormatan seperti itu, sangat
beruntung kita menjadi umat Nabi Muhammad SAW.
Malaikat
yang mengiring mereka ke Neraka Jahanam menjawab: “Kami diperintahkan
mendatangi kamu untuk membawa mereka dalam kondisi seperti ini.” Sewaktu mereka
digiring ke Neraka Jahanam, sepanjang jalan mereka memanggil-manggil: “Ya..
Muhammada… Tolong aku….” Sewaktu mereka
sampai di hadapan Malaikat Maalik yang kondisinya menyeramkan, mereka lupa akan
untuk menyebut nama Muhammad. Maka Malaikat Maalik-pun bertanya kepada mereka:
“Siapa kalian ini?” Mereka menjawab:
“Kami terbilang orang-orang yang diturunkan atas kami Al Qur’an, kami terbilang
orang-orang yang puasa Ramadhan. Kemudian Malaikat Maalik berkata: “Tidak
diturunkannya Al Qur’an kecuali kepada umat Muhammad SAW.” Sewaktu mereka
mendengar Malaikat Maalik menyebut nama Muhammad, maka mereka kemudian baru
ingat dan kembali menyebut nama: “Ya… Muhammada….kami ini terbilang umat Nabi
Muhammad.” Malaikat Maalik kembali berkata: “Bukankan di dalam Al Qur’an ada
bagi kamu larangan dari berbuat Ma’shiat kepada
Alloh SWT.?”
Tatkala
Malaikat Maalik mendirikan/ mengumpulkan mereka yang durhaka kepada Alloh di
tepi Neraka Jahanam, dan mereka memandang ke Neraka Jahanam, mereka berkata: “Hai Malaikat Maalik, izinkanlah kami untuk
menangisi/ menyesali nasib kami.”
Maka diluluskan/ diizinkan permintaan mereka oleh Malaikat Maalik,
mereka pun menangis dengan mengeluarkan air mata hingga tidak tersisa (habis)
air mata mereka, hingga mata mereka mengeluarkan/ meneteskan air mata darah.
Malaikat Maalik berkata: “Alangkah
bagusnya ini tangisan, tapi jika menangisnya di alam dunia.”
Menangis adalah suatu hal yang bagus,
jika kita tidak dapat menangis, maka kita
dianjurkan untuk belajar menangis, jangan banyak tertawa. Orang yang
banyak tertawa otaknya tidak normal, akan menyebabkan kerasnya ia punya hati.
Para Aulia Sholihin tidak senang dengan orang yang banyak tertawa, mereka
menganjurkan agar kita banyak merenung dan banyak menangis, banyak tertawa
bukan prilaku orang-orang sholeh. Rasululloh pernah bersabda dalam sebuah
Hadits: “Andaikata kamu tahu apa yang aku
ketahui, pasti kamu akan sedikit tertawa dan lebih banyak menangis.”
Malaikat
Maalik berkata lagi: “Andaikata tangisan
ini terjadi di alam dunia, karena kamu takut kepada Alloh, pasti kamu tidak
akan disentuh oleh api neraka pada hari ini.”
Nabi pernah bersabda juga dalam
sebuah Hadits: “Tidak akan masuk Neraka
Jahanam, seseorang yang menangis karena takut kepada Alloh, hingga/ sampai susu
yang sudah keluar dapat kembali lagi ke dalam putingnya, baru seseorang dapat
masuk ke Neraka Jahanam.” Ini
merupakan suatu hal yang mustahil terjadi, orang yang menangis karena takut
kepada Alloh akan masuk kedalam Neraka Jahanam.
Dalam riwayat Hadits yang lain
Rasululloh bersabda: “Siapa orang yang
berlinang dua matanya dengan air mata karena takut kepada Alloh, maka bagi
orang itu dari tiap-tiap tetesan air matanya, maka Alloh berikan kepadanya pahala
sama besarnya dengan Jabal Uhud.”
Kemudian
Malaikat Maalik berkata kepada Malaikat Zabaaniyah: “Lemparkan mereka ke Neraka Jahanam.” Tatkala mereka di lempar ke Neraka Jahanam,
mereka semuanya memanggil-manggil mengucapkan: “Laailahaailaalloh.” Karena
mendengar dari lidah para penghuni Neraka Jahanam mengucapkan: “Laailahaailaalloh”, maka api Neraka Jahanam
kembali mengurungkan niatnya untuk membakar/ mengadzaab mereka. Maka Malaikat
Maalik berkata: “Ya api sambar/ bakar
mereka.” Api berkata lagi: “Bagaimana aku akan menyambar/ membakar
mereka, sedangkan mereka mengucapkan: “Laailahaailaalloh.” Maka Malaikat Maalik berkata: “Ya, benar hai api apa yang kau katakan,
tapi dengan itulah aku diperintahkan oleh pemilik ‘Arasy (Alloh) untuk menyambar
dan meng-adzaab mereka ke dalam api Neraka Jahanam.” Setelah api mengetahui bahwa ini merupakan
perintah Alloh, bukan semata-mata perintah dari Malaikat Maalik, maka barulah
api menyambar dan membakar mereka.
Diantara
mereka penghuni-penghuni Neraka Jahanam yang sudah dilemparkan ke Neraka
Jahanam oleh Malaikat Zabaaniyah, diantara mereka ada yang diadzaab hingga
dua kakinya saja, dan ada diantara
mereka yang diadzaab hingga kedua lututnya, dan ada diantara mereka yang
diadzaab hingga pinggangnya, dan ada diantara mereka yang diadzaab hingga
sampai tenggorokannya. Sewaktu api menyambar ke muka mereka, berkatalah
Malaikat Maalik: “Jangan hai api kau
bakar wajah-wajah mereka, sungguh sangat lama sekali mereka sujud kepada Alloh
Yang Maha Pemurah di alam dunia. Dan jangan juga kau bakar hati-hati mereka,
karena disitu ada iman, mereka lama sekali menahan lapar dan dahaga di bulan
Ramadhan.”
Maka
mereka tetap tinggal di Neraka Jahanam sampai batas waktu yang Alloh kehendaki.
Mereka berkata: “Yaa Arhamaarrahimin Yaa
Hanaan Yaa Manaan” (Ya Alloh Yang Maha Pengasih Dari Segala Yang Mengasihi,
Yang Maha Penyayang, Yang Maha Pemberi).
Tatkala
Alloh sudah melaksanakan ketentuan hukuman sesuai dengan kesalahan mereka, maka
Alloh berkata kepada Malaikat Jibril: “Hai
Jibril, apa yang dilakukan oleh orang-orang yang durhaka dari pada umat Nabi
Muhammad SAW.?” Jibril menjawab: “Wahai Alloh, engkau lebih mengetahui
tentang mereka.” Kemudian Alloh
berkata lagi: “Sekarang kau pergi hai
Jibril, lihat oleh kamu bagaimana keadaan mereka?”
Maka
pergilah Malaikat Jibril kepada Malaikat Maalik, Malaikat Maalik pada saat itu
sedang berada di atas mimbar di tengah-tengah Neraka Jahanam. Tatkala Malaikat
Maalik melihat kedatangan Malaikat
Jibril, Malaikat Maalik bangun untuk menghormati Malaikat Jibril. Kemudian
Malaikat Maalik bertanya kepada Malaikat Jibril: “Hai Jibril, apa gerangan yang membuatmu masuk ke ini tempat (Neraka
Jahanam)?” Maka Malaikat Jibril
berkata: “Apa yang kau lakukan terhadap
kelompok-kelompok orang yang durhaka/ ber-ma’shiyat dari umat Nabi Muhammad
SAW.?” Malaikat Maalik berkata: “Alangkah sangat buruknya keadaan mereka dan
sangat sempitnya tempat mereka, badan-badan mereka sudah di bakar oleh api dan
sudah dimakan oleh api daging-daging mereka, yang tinggal hanyalah wajah-wajah
mereka dan hati-hati mereka, yang bersinar-sinar dari padanya iman.”
Berkata
Malaikat Jibril: “Angkat hai Maalik
penutup muka mereka, hingga aku dapat melihat mereka.” Maka Malaikat Maalik memerintahkan para
penjaga-penjaga Neraka Jahanam untuk mengangakat penutup muka-muka mereka.
Tatkala para penghuni Neraka Jahanam memandang/ melihat kepada Malaikat Jibril,
dan mereka melihat kebagusan bentuk rupa dari Malaikat Jibril, maka sadarlah/
yaqinlah mereka bahwa ini Malaikat bukan merupakan Malaikat Adzaab. Maka mereka
berani mengatakan: “Hai Malaikat
Zabaniyah, siapa gerangan ini hamba yang kami belum pernah meliat rupa/wajah yang
lebih bagus/ tampan dari pada Malaikat ini?” Malaikat Maalik berkata: “Inilah Malaikat Jibril yang mulya disisi Tuhan-Nya, dia yang selalu
datang kepada Nabi Muhammad SAW. dengan membawa wahyu.”
Sewaktu
penghuni Neraka Jahanam mendengar nama Muhammad, mereka menjerit semuanya dan
mereka berkata: “Hai Jibril, sampaikan
salam kami kepada Nabi Muhammad SAW., dan tolong sampaikan kepada Nabi Muhammad
SAW., sesungguhnya ma’shiyat-ma’shiyat/ kedurhakaan kami di alam dunia, yang
membuat kami bercerai-berai/ berpisah dengannya. Dan tolong beritahu juga hai
Jibril kepada Nabi Muhammad SAW., tentang buruknya keadaan kami di Neraka
Jahanam.”
Maka
berangkatlah Malaikat Jibril meninggalkan Neraka Jahanam sehingga ia berdiri
dihadapan Alloh SWT. Kemudian Alloh berkata kepada Malaikat Jibril: “Bagaimana kamu melihat keadaan umat Nabi
Muhammad SAW. di Neraka Jahanam?” Malaikat Jibril menjawab: “Wahai Alloh, alangkah buruknya keadaan mereka, alangkah sempit tempat
mereka.”
Alloh Maha Tahu segala apa yang
belum/ akan terjadi, Alloh bertanya hanya untuk membuktikan saja.
Alloh
kembali berkata: “Hai Jibril, apakah
mereka meminta kepada kamu sesuatu?”
Malaikat Jibril menjawab: “Ya
Rabbi benar, mereka ada permintaan
kepadaku, mereka meminta bahwa aku menyampaikan salam mereka kepada Nabi
mereka, dan untuk aku sampaikan/ beritakan kepada Nabi mereka tentang buruknya
keadaan mereka.” Maka Alloh SWT.
berkata kepada Malaikat Jibril: “Hai
Jibril, sekarang kau pergi menemui Nabi Muhammad dan beritahu/ khabarkan
tentang keadaan umatnya di Neraka Jahanam.”
Maka
berangkatlah Malaikat Jibril menjumpai Nabi Muhammad SAW., pada saat itu Nabi
Muhammad SAW. sedang berada di dalam tenda yang besar yang terbuat dari mutiara
yang putih, tenda itu memiliki 4.000 pintu dan pintunya terbuat dari emas.
Kemudian Malaikat Jibril berkata: “Ya
Muhammad Sholawatulloh Alahissalam
Allaih, aku datang kepada kamu sebagai utusan dari pada kelompok pendurhaka
dari umatmu yang di adzaab di Neraka Jahanam. Dan mereka menyampaikan kepadamu
salam dan menyampaikan alangkah buruknya keadaan mereka dan alangkah sempitnya
tempat mereka di Neraka Jahanam.”
Setelah
mendapatkan penjelasan/ khabar dari Malaikat Jibril tentang kondisi/ keadaan
umatnya di Neraka Jahanam, maka Nabi
Muhammad Sholawatulloh Alahissalam
Allaih datang menuju ke bawah ‘Arasy, Nabi tersungkur dalam keadaan sujud, dan ia
mengucapkan suatu pujian yang belum pernah satu orang pun mendengar akan pujian
semacam itu. Alloh berkata kepada Nabi: “Angkat
kau punya kepala hai Muhammad Sholawatulloh Alahissalam Allaih, minta apa yang
ingin kau minta niscaya akan diberi apa yang kau minta, minta diberikan mandat
syafaat niscaya kamu akan diberikan izin untuk dapat memberikan syafaat kepada
umatmu yang berada di Neraka Jahanam.” Maka
Nabi berkata: “Ya Rabbi, Tuhannya dari
orang-orang yang durhaka dari umatku, Engkau sudah laksanakan terhadap mereka
ketentuan hukumanMU, maka berikan izin kepadaku untuk memberikan syafaat kepada
mereka.” Maka Alloh berkata: “Sekarang Aku sudah berikan izin kepadamu
untuk memberikan syafaat kepada mereka, datanglah kamu ke Neraka Jahanam hai
Muhammad Sholawatulloh Alahissalam Allaih, keluarkan dari Neraka Jahanam setiap
orang yang dahulu di alam dunia mengucapkan: Laailahaailaalloh.”
Pergilah
Nabi menuju ke Neraka Jahanam, tatkala Malaikat Maalik melihat Nabi Muhammad
SAW., Malaikat Maalik langsung berdiri untuk menghormati kedatangan Nabi kita Muhammad Sholawatulloh Alahissalam Allaih. Nabi berkata kepada Malaikat
Maalik: “Ya Maalik, bagaimana keadaan
umatku yang celaka dan durhaka.”
Malaikat Maalik berkata: “Alangkah
buruknya keadaan mereka, alangkah sempitnya tempat mereka di Neraka Jahanam.” Kemudian Nabi berkata: “Sekarang buka pintu Neraka Jahanam dan angkat penutup muka mereka.” Tatkala penghuni Neraka Jahanam melihat
kepada Nabi Muhammad SAW., mereka semuanya menjerit: “Ya Muhammadu Sholawatulloh
Alahissalam Allaih, api sudah membakar kulit-kulit kami, api sudah membakar
jantung-jantung kami.”
Maka
Nabi mengelurkan mereka semuanya dari Neraka Jahanam, mereka sudah menjadi
arang (fahman) semuanya. Nabi membawa mereka ke suatu sungai
di dekat pintu syurga, dinamakan itu sungai sebagai sungai kehidupan (Al Haywaan), kemudian mereka mandi
disitu. Keluarlah mereka dari sungai itu dalam keadaan jurdan (tampan, sempurna, tidak ada kekurangannya), murdan (muda belia, pemuda yang belum
tumbuh jenggotnya), seakan-akan muka mereka seperti bulan purnama, dan tertulis
di kening-kening/ jidat mereka: “Al
Jahanamiyuun” (orang yang pernah
masuk Neraka Jahanam), mereka orang-orang yang Alloh merdekakan dari adzaab Neraka
Jahanam, maka masuklah mereka semuanya ke dalam Jannah (Syurga).
Manakala
para penghuni Neraka Jahanam melihat orang-orang muslim yang berma’shiyat kepada Alloh
sudah dikeluarkan dari Neraka Jahanam, maka orang-orang kafir ini
berkata: “Coba kami dahulu di alam dunia memeluk agama Islam, tentunya kami akan
dikeluarkan dari Neraka Jahanam.
Dihikayatkan saat orang Islam
dikeluarkan dari Neraka Jahanam, orang-orang kafir berkeinginan diakhirat nanti,
andaikata mereka dahulu masuk Islam tentunya mereka akan dikeluarkan dari
Neraka Jahanam.
Diriwayatkan
dari Rasululloh SAW.: “Nanti di Hari Qiyaamat kelak, maut akan didatangkan dan
diserupakan seperti Khamsun ‘Amlah (Domba/ kambing yang belang Hitam danPutih).
Maka ada suara yang mengatakan: “Hai
penghuni Jannah (Syurga), apakah kalian mengenal mati?” Maka penghuni Syurga melihatnya dan akhirnya mereka
mengenali apa itu mati yang pernah dialami dahulu. Dan ada suara lagi yang
berkata lagi: “Hai penghuni Neraka
Jahanam, apakah kamu mengenal mati?” Maka penghuni Neraka Jahanam melihatnya dan
akhirnya mereka mengenali apa itu mati yang pernah dialami dahulu. Setelah
kedua belah pihak (penghuni Syurga dan Neraka) mengenalnya, maka mati yang
sudah diserupakan seperti seekor kambing yang berwarna belang Hitam-Putih itu disembelih
ditengah-tengah antara Syurga dan Neraka Jahanam.
Kemudian
ada suara yang mengatakan: “Ya ahli/
penghuni Syurga, kamu kekal abadi di dalam Syurga ini, tidak akan pernah mati
lagi. Ya ahli/ penghuni Neraka Jahanam, kamu kekal abadi di dalam Neraka
Jahanam ini, tidak akan pernah merasakan kematian lagi.”
Hal
ini dibuktikan dengan Firman Alloh SWT. : “Hai
Muhammad Sholawatulloh Alahissalam Allaih,
kasih peringatan kepada mereka tentang Yauma Hasroh (Hari Penyesalan),
yaitu ketika telah diputuskan segala keputusan.”
Berkata
Abu Hurayroh RA.: “Janganlah sekali-sekali orang yang faajir berkeinginan untuk mendapatkan ni’mat dari Alloh, maka sesungguhnya dibelakang dia
ada sesuatu yang mengejar dengan cepat, yaitu Neraka Jahanam. Setiap kali akan
padam Neraka Jahanam, Kami tambahkan lagi kepada mereka menyalanya api Neraka
Jahanam.”
CATATAN:
Ini saja yang dapat al-faqir rangkum
dari isi penjelasan ta’lim yang begitu luas yang disampaikan oleh Al Ustdz. Al
Habib Umar bin Abdurrahman Assegaf. Semoga rangkuman ini dapat bermanfaat dan
menjadi motivasi dalam menuntut ilmu.
Kebenaran
Mutlaq milik Alloh dan Segala Kekhilafan adalah dari pribadi Al-faqir sendiri.
Segala kelebihan dan kekurangan yang Al-faqir sampaikan dalam ringkasan ini
mohon dibukakan pintu maaf yang seluas-luasnya.
Karena
keterbatasan ilmu yang Al-faqir miliki, maka Al-faqir tidak membuka forum Tanya
Jawab dalam Blog ini.
Ucapan
terima kasih yang sebesar-besarnya al-faqir haturkan kepada Syaidil Walid Al
Ustdz Al Habib Umar bin Abdurrahman Assegaf yang telah memberikan izin kepada
al-faqir untuk dapat menyebarluaskan isi ta’lim di Majlis Ta’lim AL KIFAHI AL TSAQAFY, dan tal lupa ucapan terima
kasih al-faqir sampaikan untuk H. Aun Mustofa yang telah mengizinkan al-faqir
untuk menggunakan fasilitas kantor untuk membuat ringkasan ta’lim ini.
Afwan
Al-faqir tidak mencantumkan nama kitab dan pengarang dalam setiap rangkuman
yang al-faqir kirimkan, karena ada permintaan dari Al Ustdz untuk tidak
mencantumkannya. Karena disamping mengunakan kitab utama, beliau juga
mengunakan kitab-kitab lain sebagai referensi untuk memperjelas dalam
menerangkan permasalahan yang ada dalam kitab utama yang dibaca, harap dapat di
maklum, terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Diterbitkan
dalam rangka mengajak untuk menghadiri Majlis
Ta’lim AL KIFAHI AL TSAQAFY. Kritik & Saran dapat disampaikan melalui
E-mail: hsn_5805@yahoo.co.id
Ingin
mendapatkan kiriman ringkasan ta’lim secara rutin silahkan gabung di Facebook
Group Majlis Ta’lim AL KIFAHI AL TSAQAFY:
http://www.facebook.com/groups/alkifahi/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar