Selasa, 18 Agustus 2015

TASAWUF - Wasiat-Wasiat Alloh (Bagian ke-3)



Pokok Bahasan     :  TASAWUF
Judul                    :  Wasiat-Wasiat Alloh (Bagian ke-3)
Nara Sumber        :  Al Ustdz. Al Habib Umar bin Abdurrahman Assegaf


Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Alloh berfiman kepada Nabi Daud AS. : “Hai Daud, berbuatlah/ beramAlloh kamu dengan amalan-amalan/ perbuatan-perbuatan orang-orang yang baik.” Amalan-amalan dari orang-orang yang baik kita ikuti, prilaku, akhlaq, cara berpakaian, tutur kata yang baik dll., hendaknya kita ikuti.  

Alloh berfiman kepada Nabi Daud AS. : “Hai Daud, senyumlah kamu dihadapan orang-orang yang Faajir (durhaka kepada Alloh).”  Maksud dari perintah ini adalah kita dibolehkan tersenyum di hadapan orang kafir dan fasiq seakan-akan kita senang dengan apa yang mereka lakukan, hal ini untuk menyelamatkan da’wah kita, diri kita dan keluarga kita dari gangguan mereka. Akan tetapi hati kita tetap ingkar dengan perbutan mereka.
“Keselamatan jiwa kita harus lebih utama dari pada keselamatan agama kita. Nabi bersabda: “Kami adalah satu kaum yang dapat tersenyum di hadapan orang-orang yang menyimpang dari ajaran Alloh dan Rasulnya, sekalipun hati-hati kami melaknat dan mengutuk apa yang mereka kerjakan/ lakukan.”
Tapi ada pendapat lain yang mengatakan: “Jangan kamu senyum dihadapan orang-orang yang Faajir (durhaka kepada Alloh).”  Dengan alasan, bahwa: “Ridho dengan perbuatan maksiat dihukumkan maksiat dan ridho dengan Kekufuran maka dihukumkan kufur.”

Alloh berfiman kepada Nabi Daud AS. : “Hai Daud, pergauli oleh kamu kekasih-kekasih AKU dengan pergaulan yang sebaik-baiknya.”  Dekati ulama-ulama sholihin, jangan menjauh dari mereka. Setelah kita mendapatkan bimbingan dari mereka, pegang jangan sampai lepas dan terus ikuti mereka, jangan sampai kita tertipu dengan rayuan-rayuan dunia dan lain-lainnya.
Alloh berfiman kepada Nabi Daud AS. : “Hai Daud, salahi prilaku musuh-musuh-KU dengan betul-betul perlakuan.”  Maksudnya kita jangan sampai  menyamakan watak/ tabiat/ prilaku kita dengan watak/ tabiat/ prilaku dari musuh-musuh Alloh. Jangan samakan prilaku kita dengan prilaku mereka seperti cara bicara, cara berpakaian, cara bergaulnya, dll. Jangan sampai kita meniru dan mengikuti gaya dan tingkah laku dari musuh-musuh Alloh.

Alloh berfiman kepada Nabi Daud AS. : “Hai Daud, jadilah kamu terhadap janda dan anak yatim, seperti bapak yang penuh kasih sayang, niscaya AKU akan tambahkan rizkimu dan AKU hapuskan dosa-dosamu.”  Hendaknya kita bantu mereka dengan penuh keikhlasan, tanpa mengharapkan apapun juga.

Alloh berfiman kepada Nabi Daud AS. : “Hai Daud, pejamkan/ turunkan kau punya mata di saat melewati wanita-wanita yang bukan mahrom kamu dan jaga kamu punya lisan, karena AKU tidak senang dengan orang-orang Fasiq.”  Lisan bentuknya kecil, tapi akibat yang ditimbulkannya bila kita tidak menjaganya sangat besar sekali. Akibat dari lidah yang tidak terjaga akan dapat timbul perpecahan, timbul permusuhan, timbul pembunuhan, timbul peperangan dll. Imam Gozali berkata: “Lisanmu adalah harimaumu, bila kamu tidak mampu menjaga kamu punya lidah, maka dia akan menerkam kamu.”  Jaga kita punya lidah, jangan asal bicara, pikirkan akibat dan resiko yang akan timbul akibat lidah kita. Pikirkan apa yang akan kita ucapkan bermanfaat atau tidak, bila tidak ada manfaatnya maka hendaknya kita tahan lidah kita.
Orang fasiq adalah: orang yang banyak berbuat kesalahan dan dosa kepada Alloh, di akhirat kelak mereka akan di adzab Alloh. Jaga kamu punya lisan (jangan berbicara sembarangan), nanti kamu akan mendapatkan bala. Bala dapat diawali dari lisan/ ucapan kita, bala dari Alloh dapat di awali dari lisan/ ucapan kita, karena akibat sembarangan kita bicara dengan tidak memikirkan akibatnya.
Seorang Pujangga Islam berkata: “Siapa mau memikirkan dengan cermat akibat/ konsekwensi dari ucapannya, maka dia akan selamat dari cercaan orang.”

Perbanyak oleh kamu Istiqfar, baik Istiqfar untuk diri sendiri ataupun Istiqfar untuk orang lain yang bersalah kepada Alloh dan bersalah kepada makhluk-makhluk Alloh.

Alloh mewahyukan kepada sebagian Nabi-Nabi AS.: “Ingatlah kamu kepadaKU disaat kamu marah, maka niscaya AKU akan ingat kamu di saat AKU marah, AKU tidak akan binasakan kamu dari orang-orang yang AKU binasakan.”
Bila kita mengingat Alloh disaat kita sedang marah, maka Alloh akan mengingat kita disaat Alloh sedang marah/ murka kepada hambanya, sehingga kita tidak terkena imbas dari kemarahan Alloh. Apabila Alloh adzab mereka, maka kita termasuk orang yang selamat dari adzab/ murka Alloh. Alloh tidak akan membinasakan kita, artinya Alloh akan mengeluarkan/menyelamatkan kita dari kelompok orang yang akan Alloh binasakan karena murka Alloh.

Alloh mewahyukan kepada Nabi Alloh Isa AS.: “Katakan olehmu wahai Isa kepada Bani Israil: Jangan ada diantara hamba-hambaKU masuk ke salah satu rumah-rumahKU kecuali dengan hati-hati yang suci dan pandangan yang khusyu dan badan-badan yang bersih. Beritahukan kepada mereka wahai Isa, sesungguhnya AKU ini tidak akan mengabulkan doa mereka apabila ada kezholiman di sisi mereka.”
Kita masuk ke masjid (apalagi dihadapan Ka’bah) hendaknya hati kita suci/ bersih, hanya fokus untuk beribadah kepada Alloh, tidak ada kepentingan lain termasuk urusan dunia. Khusyukan kita punya hati dan jiwa untuk hanya fokus beribadah kepada Alloh. Dan hendaknya badan kita bersih dari najis ataupun dari hal-hal yang menjijikan. Alloh tidak akan menerima doa dari siapapun juga apabila disisi mereka ada perbutan zholim. Hendaknya bebaskan dulu ke zholiman yang ada pada diri mereka, kezholiman berupa apa saja, bila kezholiman berupa harta orang yang kita rampas tanpa hak, maka hendaknya kembalikan terlebih dahulu harta orang tersebut. Bila kita menyakiti badan ataupun perasaan seseorang, hendaknya kita minta maaf dan minta ridhonya terlebih dahulu, baru Alloh dapat terima kita punya doa. Selama masih ada sangkut-paut/ terkait dengan manusia, selama itu pula Alloh tidak akan terima doa kita.

Alloh mewahyukan kepada sebagian Nabi-NabiNYA: “Hai hambaKU berikan untukKU dari dua matamu, air matamu. Dan berikan dari hatimu khusyu untukKU. Dan berdoalah kamu kepadaKU, AKU pasti mengabulkan kamu punya doa. RahamatKU sangat dekat kepada hambaKU”
Jadi kita dianjurkan menangis karena Alloh, motivasinya karena takut kepada Alloh. Hadits Nabi: “Tidak akan masuk neraka jahanam, mata yang menangis karena mencari Ridho Alloh, selama air susu tidak dapat masuk kembali ke dalam putingnya, maka selama itu pula ia tidak akan masuk neraka jahanam.”  Jadi artinya orang yang pernah menangis karena takut kepada Alloh, maka tidak akan pernah masuk neraka jahanam, karena sangat mustahil bagi susu yang sudah keluar dari putingnya akan masuk kembali kedalam putingnya. Syaidina Umar RA. sering menangis di saat ia membaca Al Qur’an dan disaat ia mendengarkan  orang membaca Al Qur’an, hingga terlihat bekas aliran air mata di wajahnya. Dan banyak cerita sejarah tentang sohabat-sohabat Nabi yang menangis karena takut kepada Alloh.
Hendaknya kita khusyu dalam beribadah menjalankan perintah Alloh, kita harus fokus, tidak melamun/ melayang ingatan kita kepada hal-hal lain selain Alloh.
Setelah kita menangis karena takut kepada Alloh, kemudian hati kita khusyu (fokus) kepada Alloh, baru kemudian kita berdoa kepada Alloh, Alloh akan mengqobulkan kita punya doa karena Rahmat Alloh sangat dekat kepada hambanya.

Alloh mewahyukan kepada sebagian Nabi-NabiNYA: “Hai hambaKU, diamlah kamu di kota-kota, di benteng-benteng, sampaikan kepada mereka 2 pesanKU, mereka hendaknya jangan makan sesuatu melainkan dari yang halal dan baik. Dan janganlah mereka berbicara kecuali yang benar. Bila seseorang diantara mereka, masuk ke dalam mengerjakan suatu urusan, hendaknya dia merenungkan/ memikirkan/ kesudahannya atau akibatnya.” 
Jika kita makan dari makanan yang halal dan baik, maka akan mendorong hati kita dan badan kita untuk giat/ semangat untuk beribadah kepada Alloh. Sebaliknya apabila kita memakan makanan yang haram, maka Nabi bersabda dalam sebuah Hadits: “Siapa orang yang memakan makanan yang haram, maka anggota badannya mau tidak mau akan mengajaknya untuk berbuat maksyiat kepada Alloh.”
Sampaikan sesuatu yang benar (haq) kepada siapapun juga meskipun terasa pahit, tentunya menyampaikannya dengan cara-cara yang baik pula. Alloh berfirman: “Bila hamba-hambaKU takut menyampaikan yang haq, maka sudah hilang kebaikan dalam dirinya.”
Sebelum berbuat sesuatu hendaknya difikirkan terlebih dahulu akibatnya/ kesudahannya/ resikonya, jangan bagaimana nanti, tetapi fikirkan nanti bagaimana?  Jadikan agama/ syara’ sebagai barometer/ ukurannya, bukannya  dunia yang dijadikan sebagai barometer. Jangan memikirkan untung atau tidak bagi kehidupan dunia kita saja, tetapi yang menjadi pertimbangan adalah manfaat atau tidak untuk dunia dan akhirat kita? Dunia yang dapat mendorong meningkatkan ibadah kita kepada Alloh, dapat menambah kwalitas ibadah kita, dapat menambah kebaikan kita dll. Sebelum dilakukan/ dikerjakan hendaknya ditimbang dengan timbangan syara/ agama, apakah akan merugikan/ membahayakan keimanan kita, anak-cucu kita atau tidak? Bila ada perintah dari Alloh, dan tidak melanggar syariat dan aturan Alloh, maka lakukan/ kerjakan pekerjaan tersebut, jangan kita ragu dan was-was dengan bisikan setan. Jika memang baik untuk dunia dan akhirat kita, setelah kita menimbangnya dengan timbangan syara, maka hendaknya jalankan/ kerjaan. Bila ternyata setelah kita timbang dengan timbangan syara ternyata tidak baik untuk keimanan dan keislaman kita, anak dan cucu kita, maka jangan dijalankan/ dikerjakan.

Alloh mewahyukan kepada Nabi Alloh Isa AS. : “Katakan olehmu wahai Isa kepada Bani Israil, hendaknya mereka ridho/ senang dengan kesederhanaan/ kesedikitan dunia dalam rangka menjaga keselamatan agama mereka.”
Hendaknya kita ridho dengan kehidupan kesederhanaan di dunia, sedikit yang Alloh berikan kepada kita di dunia hendaknya kita ridho, dalam rangka menjaga keselamatan agama kita. “Terkadang dunia ini lebih pandai mensihir dari pada ahli sihirnya Fir’aun.”  “Manusia akan melampaui batas/ melanggar aturan Alloh manakala ia sudah kaya.”  Kekayaan dapat mengakibatkan manusia menjadi sombong, tidak mau mendengar nasehat orang, tidak mau dekat dengan ulama-ulama.
Dunia dan akhirat ini seperti 2 madu, tidak akan terdapat keduanya pada diri seseorang, orang yang mempunyai dunia seluas-luasnya dan juga memiliki agama yang baik. Pasti ada salah satu akan ada yang terkalahkan. Jadi bila kita ridho dengan dengan apa yang Alloh berikan, maka akan selamat kita punya dunia, tetapi bila kita tidak ridho/ tidak puas dan terus mencari dunia dengan mengorbankan/ mencurahkan segala waktu, tenaga dan fikiran kita, maka pasti kita akan melupakan agama/ akhirat kita.
Nabi bersabda: “Setiap umat/ manusia ada ujiannya, ujian untuk umatku adalah harta.”  Bila kita terus menumpuk harta, maka kita akan menjadi kikir, menjauh dari majlis ilmu, merasa terhormat dengan harta kekayaannya, tidak mau bergaul dengan orang miskin dll. Dunia dan Akhirat seperti 2 perempuan yang di ‘madu’, susah bagi keduanya untuk dapat akur.
Sebagaimana ahli dunia (orang yang sudah mabuk dengan dunia), mereka rela dan senang dengan kesederhanaan pengertian mereka kepada agama, sangat minim pengetahuan mereka tentang agama, sangat sederhana penghayatan/ pengamalan mereka kepada agama. Mereka sudah cukup puas dengan sekedar dapat mengerjakan shalat, mereka tidak ada keinginan untuk mengerjakan amal-amal sholeh yang lainnya lagi. Mereka sudah cukup puas dengan dapat mengerjakan shalat 5 waktu, hal-hal lain yang perlu mereka persiapkan untuk hari kematiannya tidak mereka fikirkan.

Alloh mewahyukan kepada Nabi Alloh Musa AS. : “Hai Musa, jadilah kamu seperti burung yang menyendiri, mereka makan dari pucuk-pucuk/ atas-atas  pohon dan diapun minum dari air yang jernih, jika sudah datang/ tiba malam mereka berlindung ke satu gua/ sarang dari gua-gua yang ada untuk menyelamatkan diri dalam rangka mereka mencari ketenangan denganKU, karena mereka tidak nyaman/ tidak rela/ tidak sudi dari pada hamba-hambaKu yang durhaka kepadaKU.”

Alloh mewahyukan kepada Nabi Alloh Musa AS. : “Hai Musa, AKU sumpah atas diriKU ini, bahwa AKU tidak akan menyempurnakan/ menyelesaikan orang yang membelakangkan AKU dalam amalnya. Dan AKU akan putuskan cita-cita dan harapan setiap orang yang mengharapkan kepada selain AKU. Demi Alloh,  AKU akan putuskan/ potong/ patahkan punggung orang yang bersandar kepada selain AKU . Dan sungguh AKU akan memperpanjang kecemasan orang yang merasa nyaman/ senang dengan selain AKU. Sungguh AKU akan berpaling dari  orang-orang yang mempunyai kekasih selain AKU”
Orang yang mempunyai usaha atau pekerjaan atau apapun juga, Alloh tidak akan membantu pekerjaan dan usahanya hingga berhasil, selama dia bekerja/ berusaha, dia membelakangi Alloh, tidak berpedoman kepada Alloh, lupa dengan aturan dan ketentuan/ hukum Alloh, hanya mengandalkan kepintarannya/ kepandaiannya semata. Tidak ada basmalahnya, tidak ada doanya, tidak ada aurotnya, hanya semata-mata usaha, tidak meminta tuntunan/ bimbingan Alloh, meskipun usahanya benar, halalan toyibah, dan usahanya berhasil, tetapi hanya mengandalkan kepintaran/ kepandaiannya dan pengalamannya semata, maka pada akhirnya akan timbul kegagalan/ ketidakberhasilan dan lain-lainnya.
Silakan kita usaha apapun juga dengan kepandaian yang kita miliki, tetapi ingat semuanya ada di tangan Alloh, Alloh yang akan menentukan berhasil atau tidak berhasilnya usaha kita. Bila usaha yang kita kerjakan, kita sandarkan kepada Alloh, maka Alloh akan senang/ ridho dan akan menyempurnakan usaha kita.
Alloh akan memutuskan cita-cita dan harapan dari orang-orang yang mengharapkan bantuan selain kepada Alloh, seperti mengharapkan bantuan orang kaya, pejabat dan lain-lain. Fokuskan harapan dan cita-cita hanya kepada Alloh, jangan menyandarkan harapan dan cita-cita kita kepada manusia, serahkan semuanya kepada Alloh, nanti Alloh yang akan menggerakkan hati orang untuk membantu dan memenuhi harapan dan cita-cita kita.
Kerjaan/ usaha apapun juga untuk kebaikan dunia dan akhirat, hendaknya kita sandarkan hanya kepada Alloh, jangan bersandar kepada manusia, karena nantinya kita pasti akan kecewa.
Ada sebagian orang yang merasa nyaman/ tenang dan senang dengan orang lain, bila dengan Alloh merasa tidak nyaman, mereka menyandarkan hajat dan kebutuhannya kepada orang kaya, pejabat dan lain-lain. Tempatkan kecintaan kita kepada Alloh lebih tinggi dari pada kepada yang lainnya, kecintaan kita kepada ulama sholihin tentunya merupakan salah satu jalan kita menaruh kecintaan kepada Alloh.

Alloh mewahyukan kepada Nabi Alloh Musa AS.: “Hai Musa, AKU memiliki hamba-hambaKU, andaikan mereka mau bermunajat kepadaKU, pasti AKU akan memperhatikan/ mendengar hajat mereka. Andaikan hamba-hambaKU menyeru/ memanggil AKU, maka AKU akan menghadap kepada mereka. Andaikan mereka menghadap kepada AKU, AKU akan mendekatkan diri kepada mereka. Andaikan mereka sudah mendekatkan diri kepadaKU, AKU akan lebih mendekatkan diri kepada mereka. Andaikan mereka sudah mendekatkan diri kepadaKU, maka AKU akan pelihara mereka. Andaikan mereka menolong agamaKU, AKU pun akan menolong mereka. Andaikan mereka membersihkan AKU dari hal-hal yang tidak layak bagiKU, maka AKU pun akan membersihkan mereka juga. Andaikan mereka beramal untukKU, maka AKU pun akan membalas. AKU-lah (Kata Alloh) yang akan mengatur urusan-urusan mereka, AKU pun yang mengendalikan hati-hati mereka. AKU tidak jadikan pada hati-hati mereka ketenangan dan kesenangan kecuali dalam ber-ziqir kepadaKU, ziqir bagi penyakit-penyakit mereka menjadi penawar/ obat, ziqir-pun menjadi penerang atas hati-hati mereka. Mereka tidak merasa senang dan nyaman kecuali dengan KU. Mereka tidak mencurahkan isi hati mereka kecuali kepadaKU. Tidak tetap bagi mereka kesenangan dan kegembiraan kecuali kepadaKU.”

Andaikata hamaba-hamba Alloh, mau bermunajat kepada Alloh, mengadukan semua hajat-hajatnya (hal ihwalnya) kepada Alloh, menumpahkan segala harapannya kepada Alloh, pasti Alloh akan memperhatikan dan mendengar munajat mereka. Andaikan mereka memanggil/ menyebut nama Alloh dalam doanya, maka Alloh akan merespon semua munajatnya, seruannya, tidak ada yang di abaikan, semuanya diperhatikan bagi hamba-hamba yang mau menyeru hanya kepada Alloh, meminta sesuatu hanya kepada Alloh. Alloh akan mendekatkan diri kepada hambanya dengan Rahmatnya bagi hamba yang mau mendekatkan diri kepadaNYA. Bila hamba sudah mendekatkan diri kepada Alloh, maka Alloh akan memelihara/ melindungi/ menjaga dari hal-hal yang menakutkan/ menyusahkan mereka. Jika kita membantu/ menolong agama Alloh, menjaga agama Alloh, membesarkan/ mensyiarkan agama Alloh, maka Alloh pun akan menolong kita. Bila kita membersihkan Zat Alloh dari hal-hal yang tidak layak bagi Alloh, seperti Alloh mempunyai anak, Alloh butuh terhadap sesuatu, sifat-sifat yang menunjukkan ketidaksempurnaan bagi Alloh, bahkan hal-hal yang tidak layak bagi kebesaran Alloh, yang mustahil bagi Alloh, maka Alloh juga akan membersihkan kita dari hal-hal yang kurang layak dan kurang pantas. Selama kita beramal ikhlas karena Alloh (bukan karena sesuatu), maka Alloh akan membalas amalan-amalan kita dengan balasan yang tidak terhingga. Alloh yang mengatur segala urusan hambanya dan Alloh pula yang mengendalikan hati-hati dan perilaku hambanya. Manakala kita ber-ziqir kepada Alloh, maka kita akan mendapatkan ketenangan dan kesenangan. Bila kita ber-ziqir, maka ziqir itu menjadi obat/ penawar dari penyakit-penyakit hati kita. Hati kita menjadi terang, nyaman setelah kita berziqir kepada Alloh. Manakala kita dekat kepada Alloh, maka disitu baru ada ketenangan. Bila hati seorang hamba sudah dekat kepada Alloh, maka segala kesusahan/ kesulitan hatinya tidak ia curahkan/ ceritakan kepada orang lain, kecuali hanya kepada Alloh. Kegembiraan dan kesengan hati seorang hamba, manakala bila ia merasa dekat kepada Alloh.

Hadits Nabi Riwayat Imam Ahmad: “Andaikata salah seorang diantara kamu dia beramal di dalam suatu batu yang besar, dan batu tersebut tidak ada pintu dan tidak ada pula jendelanya, pasti Alloh akan tampakan/ zhohirkan ia punya amal apapun keadaannya.” 

Imam Syafi’i berkata: “Masa/ waktu akan menampakkan kepada kamu apa yang tidak kamu ketahui.”  Amal perbuatan seseorang pada saatnya nanti akan Alloh perlihatkan, baik atau buruknya, ibadah atau tidak ibadah, jujur atau tidak jujur. Sampai saatnya nanti berita itu akan sampai kepada kita, tanpa kita harus mencari tahu dengan mengeluarkan biaya, tentang keadaan seseorang. Perbuatan apapun dari seseorang, pada akhirnya nantinya Alloh akan sampaikan kepada umat, baik atau tidak baiknya prilakunya.

“AKU tidak meletakkan keadilanKU dan hisabKU kepada hambaKU atas seseorang maka ia pasti binasa.”
Maksudnya bila Alloh memperhitungkan amal perbuatan kita di akhirat kelak dengan cara hisab yang seadil-adilnya, maka tidak ada manusia yang akan selamat dari adzabNYA. Berapa lama kita hidup di alam dunia? Berapa lama waktu yang kita gunakan untuk beribadah kepada Alloh? Banyakan waktu yang tidak kita gunakan untuk ibadah dibandingkan dengan waktu yang kita gunakan untuk ibadah. Banyak waktu kita gunakan untuk tidur, ataupun untuk kegiatan-kegiatan yang tidak ada nilai ibadahnya. Jika Alloh hisab, ridzi dan macam-macam ni’mat (hidup, melihat, mendengar, dan ni’mat-ni’mat lainnya) yang kita terima dari Alloh, maka pasti kita tidak akan lolos dari hukuman/ adzab Alloh. “Siapa orang dihisab pasti ia terkena adzab.”  Imam Ali KW. Berkata: “Alloh akan memeriksa amal kita dengan jeli/ teliti.”  Tidak ada satu titikpun dari amal perbutan kita di dunia yang lolos dari pemeriksaan Alloh. Sekecil apapun kejahatan yang kita lakukan ada hisabnya, dan sekecil apapun kebaikan yang kita lakukan ada hisabnya. Tidak ada yang terlepas dari pandangan/ pemeriksaan Alloh.

Segala kebutuhan makhluk di alam dunia ini, kebutuhan manusia, binatang dan lain-lainnya, semua ada dalam kekuasaan Alloh. Segala kebaikan ada ditangan Alloh. Segala apapun yang telah Alloh ciptakan di alam dunia ini, tidak Alloh ciptakan karena Alloh ada hajat dari ciptaannya tersebut. Tidak Alloh ciptakan Malaikat, Manusia, Jin dan makhluk-makhluk lainnya, karena Alloh mempunyai hajat terhadap mereka. Tujuan Alloh menciptakan hal-hal yang aneh-aneh, yang terkadang tidak masuk dalam cara berfikir hambanya, agar mereka menyadari tentang besarnya dan tidak terbatasnya Kekuasaan Alloh. Agar orang yang mau memandang dan berfikir tentang Hikmah-Hikmah/ Rahasia-Rahasia Taqdir Alloh yang begitu indah dan baik dalam aturanNYA. Begitu besar manfaat dari ciptaan Alloh.

Setelah mendengar begitu banyak hal-hal yang menyenangkan dari Alloh kepada hamba-hambanya, maka Nabi Alloh Daud AS. berkata: “Hanya untukMU puja dan puji aku sampaikan, tentunya tidak pantas/ tidak layak bagi orang yang kenal denganMU, ia memutuskan harapannya dari KAMU.”


CATATAN:
Ini saja yang dapat al-faqir rangkum dari isi penjelasan ta’lim yang begitu luas yang disampaikan oleh Al Ustdz. Al Habib Umar bin Abdurrahman Assegaf. Semoga rangkuman ini dapat bermanfaat dan menjadi motivasi dalam menuntut ilmu.
Kebenaran Mutlaq milik Alloh dan Segala Kekhilafan adalah dari pribadi Al-faqir sendiri. Segala kelebihan dan kekurangan yang Al-faqir sampaikan dalam ringkasan ini mohon dibukakan pintu maaf yang seluas-luasnya.
Karena keterbatasan ilmu yang Al-faqir miliki, maka Al-faqir tidak membuka forum Tanya Jawab dalam Blog ini.
Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya al-faqir haturkan kepada Syaidil Walid Al Ustdz Al Habib Umar bin Abdurrahman Assegaf yang telah memberikan izin kepada al-faqir untuk dapat menyebarluaskan isi ta’lim di Majlis Ta’lim AL KIFAHI AL TSAQAFY, dan tal lupa ucapan terima kasih al-faqir sampaikan untuk H. Aun Mustofa yang telah mengizinkan al-faqir untuk menggunakan fasilitas kantor untuk membuat ringkasan ta’lim ini. 
Afwan Al-faqir tidak mencantumkan nama kitab dan pengarang dalam setiap rangkuman yang al-faqir kirimkan, karena ada permintaan dari Al Ustdz untuk tidak mencantumkannya. Karena disamping mengunakan kitab utama, beliau juga mengunakan kitab-kitab lain sebagai referensi untuk memperjelas dalam menerangkan permasalahan yang ada dalam kitab utama yang dibaca, harap dapat di maklum, terima kasih. 

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Diterbitkan dalam rangka mengajak untuk menghadiri Majlis Ta’lim AL KIFAHI AL TSAQAFY. Kritik & Saran dapat disampaikan melalui E-mail:  hsn_5805@yahoo.co.id

Ingin mendapatkan kiriman ringkasan ta’lim secara rutin silahkan gabung di Facebook Group Majlis Ta’lim AL KIFAHI AL TSAQAFY: http://www.facebook.com/groups/alkifahi/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar