Pokok
Bahasan : TASAWUF
Judul : Wasiat-Wasiat Alloh (Bagian ke-3)
Nara
Sumber : Al
Ustdz. Al Habib Umar bin Abdurrahman Assegaf
Alloh
berfiman kepada Nabi Daud AS. : “Hai Daud, berbuatlah/ beramAlloh kamu dengan amalan-amalan/
perbuatan-perbuatan orang-orang yang baik.” Amalan-amalan dari orang-orang
yang baik kita ikuti, prilaku, akhlaq, cara berpakaian, tutur kata yang baik
dll., hendaknya kita ikuti.
Alloh
berfiman kepada Nabi Daud AS. : “Hai Daud, senyumlah kamu dihadapan orang-orang yang Faajir (durhaka
kepada Alloh).” Maksud dari perintah ini adalah kita
dibolehkan tersenyum di hadapan orang kafir dan fasiq seakan-akan kita senang
dengan apa yang mereka lakukan, hal ini untuk menyelamatkan da’wah kita, diri
kita dan keluarga kita dari gangguan mereka. Akan tetapi hati kita tetap ingkar
dengan perbutan mereka.
“Keselamatan
jiwa kita harus lebih utama dari pada keselamatan agama kita.”
Nabi bersabda: “Kami adalah satu kaum yang dapat tersenyum di hadapan
orang-orang yang menyimpang dari ajaran Alloh dan Rasulnya, sekalipun hati-hati
kami melaknat dan mengutuk apa yang mereka kerjakan/ lakukan.”
Tapi
ada pendapat lain yang mengatakan: “Jangan
kamu senyum dihadapan orang-orang yang Faajir (durhaka kepada Alloh).” Dengan alasan, bahwa: “Ridho dengan perbuatan maksiat dihukumkan maksiat dan ridho dengan
Kekufuran maka dihukumkan kufur.”
Alloh
berfiman kepada Nabi Daud AS. : “Hai Daud, pergauli oleh kamu kekasih-kekasih AKU dengan pergaulan yang
sebaik-baiknya.” Dekati ulama-ulama
sholihin, jangan menjauh dari mereka. Setelah kita mendapatkan bimbingan dari
mereka, pegang jangan sampai lepas dan terus ikuti mereka, jangan sampai kita
tertipu dengan rayuan-rayuan dunia dan lain-lainnya.
Alloh berfiman
kepada Nabi Daud AS.
: “Hai Daud, salahi prilaku
musuh-musuh-KU dengan betul-betul perlakuan.” Maksudnya kita jangan sampai menyamakan watak/ tabiat/ prilaku kita dengan
watak/ tabiat/ prilaku dari musuh-musuh Alloh. Jangan samakan prilaku kita dengan
prilaku mereka seperti cara bicara, cara berpakaian, cara bergaulnya, dll.
Jangan sampai kita meniru dan mengikuti gaya dan tingkah laku dari musuh-musuh Alloh.
Alloh
berfiman kepada Nabi Daud AS. : “Hai Daud, jadilah kamu terhadap janda dan anak yatim, seperti bapak
yang penuh kasih sayang, niscaya AKU akan tambahkan rizkimu dan AKU hapuskan
dosa-dosamu.” Hendaknya kita bantu
mereka dengan penuh keikhlasan, tanpa mengharapkan apapun juga.
Alloh
berfiman kepada Nabi Daud AS. : “Hai Daud, pejamkan/ turunkan kau punya mata di saat melewati
wanita-wanita yang bukan mahrom kamu dan jaga kamu punya lisan, karena AKU
tidak senang dengan orang-orang Fasiq.”
Lisan bentuknya kecil, tapi akibat yang ditimbulkannya bila kita tidak
menjaganya sangat besar sekali. Akibat dari lidah yang tidak terjaga akan dapat
timbul perpecahan, timbul permusuhan, timbul pembunuhan, timbul peperangan dll.
Imam Gozali berkata: “Lisanmu adalah harimaumu, bila kamu tidak
mampu menjaga kamu punya lidah, maka dia akan menerkam kamu.” Jaga kita punya lidah, jangan asal bicara,
pikirkan akibat dan resiko yang akan timbul akibat lidah kita. Pikirkan apa
yang akan kita ucapkan bermanfaat atau tidak, bila tidak ada manfaatnya maka
hendaknya kita tahan lidah kita.
Orang
fasiq adalah: orang yang banyak berbuat kesalahan dan dosa kepada Alloh, di
akhirat kelak mereka akan di adzab Alloh. Jaga kamu punya lisan (jangan
berbicara sembarangan), nanti kamu akan mendapatkan bala. Bala dapat diawali
dari lisan/ ucapan kita, bala dari Alloh dapat di awali dari lisan/ ucapan
kita, karena akibat sembarangan kita bicara dengan tidak memikirkan akibatnya.
Seorang
Pujangga Islam berkata: “Siapa
mau memikirkan dengan cermat akibat/ konsekwensi dari ucapannya, maka dia akan
selamat dari cercaan orang.”
Perbanyak
oleh kamu Istiqfar, baik Istiqfar untuk diri sendiri ataupun Istiqfar untuk
orang lain yang bersalah kepada Alloh dan bersalah kepada makhluk-makhluk Alloh.
Alloh
mewahyukan kepada sebagian Nabi-Nabi AS.: “Ingatlah kamu kepadaKU disaat kamu marah, maka niscaya AKU akan ingat
kamu di saat AKU marah, AKU tidak akan binasakan kamu dari orang-orang yang AKU
binasakan.”
Bila
kita mengingat Alloh disaat kita sedang marah, maka Alloh akan mengingat kita
disaat Alloh sedang marah/ murka kepada hambanya, sehingga kita tidak terkena
imbas dari kemarahan Alloh. Apabila Alloh adzab mereka, maka kita termasuk
orang yang selamat dari adzab/ murka Alloh. Alloh tidak akan membinasakan kita,
artinya Alloh akan mengeluarkan/menyelamatkan kita dari kelompok orang yang
akan Alloh binasakan karena murka Alloh.
Alloh
mewahyukan kepada Nabi Alloh Isa AS.: “Katakan olehmu wahai Isa kepada Bani Israil: Jangan ada diantara
hamba-hambaKU masuk ke salah satu rumah-rumahKU kecuali dengan hati-hati yang
suci dan pandangan yang khusyu dan badan-badan yang bersih. Beritahukan kepada
mereka wahai Isa, sesungguhnya AKU ini tidak akan mengabulkan doa mereka
apabila ada kezholiman di sisi mereka.”
Kita
masuk ke masjid (apalagi dihadapan Ka’bah) hendaknya hati kita suci/ bersih, hanya
fokus untuk beribadah kepada Alloh, tidak ada kepentingan lain termasuk urusan
dunia. Khusyukan kita punya hati dan jiwa untuk hanya fokus beribadah kepada Alloh.
Dan hendaknya badan kita bersih dari najis ataupun dari hal-hal yang
menjijikan. Alloh tidak akan menerima doa dari siapapun juga apabila disisi
mereka ada perbutan zholim. Hendaknya bebaskan dulu ke zholiman yang ada pada
diri mereka, kezholiman berupa apa saja, bila kezholiman berupa harta orang
yang kita rampas tanpa hak, maka hendaknya kembalikan terlebih dahulu harta
orang tersebut. Bila kita menyakiti badan ataupun perasaan seseorang, hendaknya
kita minta maaf dan minta ridhonya terlebih dahulu, baru Alloh dapat terima
kita punya doa. Selama masih ada sangkut-paut/ terkait dengan manusia, selama
itu pula Alloh tidak akan terima doa kita.
Alloh
mewahyukan kepada sebagian Nabi-NabiNYA: “Hai
hambaKU berikan untukKU dari dua matamu, air matamu. Dan berikan dari hatimu
khusyu untukKU. Dan berdoalah kamu kepadaKU, AKU pasti mengabulkan kamu punya
doa. RahamatKU sangat dekat kepada hambaKU”
Jadi
kita dianjurkan menangis karena Alloh, motivasinya karena takut kepada Alloh. Hadits Nabi: “Tidak akan masuk neraka jahanam, mata yang menangis karena mencari Ridho
Alloh, selama air susu tidak dapat masuk kembali ke dalam putingnya, maka
selama itu pula ia tidak akan masuk neraka jahanam.” Jadi artinya orang yang pernah menangis karena
takut kepada Alloh, maka tidak akan pernah masuk neraka jahanam, karena sangat
mustahil bagi susu yang sudah keluar dari putingnya akan masuk kembali kedalam
putingnya. Syaidina Umar RA. sering menangis di saat ia membaca Al Qur’an dan
disaat ia mendengarkan orang membaca Al
Qur’an, hingga terlihat bekas aliran air mata di wajahnya. Dan banyak cerita
sejarah tentang sohabat-sohabat Nabi yang menangis karena takut kepada Alloh.
Hendaknya
kita khusyu dalam beribadah menjalankan perintah Alloh, kita harus fokus, tidak
melamun/ melayang ingatan kita kepada hal-hal lain selain Alloh.
Setelah
kita menangis karena takut kepada Alloh, kemudian hati kita khusyu (fokus)
kepada Alloh, baru kemudian kita berdoa kepada Alloh, Alloh akan mengqobulkan
kita punya doa karena Rahmat Alloh sangat dekat kepada hambanya.
Alloh
mewahyukan kepada sebagian Nabi-NabiNYA: “Hai
hambaKU, diamlah kamu di kota-kota, di benteng-benteng, sampaikan kepada mereka
2 pesanKU, mereka hendaknya jangan makan sesuatu melainkan dari yang halal dan
baik. Dan janganlah mereka berbicara kecuali yang benar. Bila seseorang
diantara mereka, masuk ke dalam mengerjakan suatu urusan, hendaknya dia
merenungkan/ memikirkan/ kesudahannya atau akibatnya.”
Jika
kita makan dari makanan yang halal dan baik, maka akan mendorong hati kita dan
badan kita untuk giat/ semangat untuk beribadah kepada Alloh. Sebaliknya
apabila kita memakan makanan yang haram, maka Nabi bersabda dalam sebuah Hadits: “Siapa orang yang memakan makanan yang haram, maka anggota badannya mau
tidak mau akan mengajaknya untuk berbuat maksyiat kepada Alloh.”
Sampaikan
sesuatu yang benar (haq) kepada siapapun juga meskipun terasa pahit, tentunya
menyampaikannya dengan cara-cara yang baik pula. Alloh berfirman: “Bila
hamba-hambaKU takut menyampaikan yang haq, maka sudah hilang kebaikan dalam
dirinya.”
Sebelum
berbuat sesuatu hendaknya difikirkan terlebih dahulu akibatnya/ kesudahannya/
resikonya, jangan bagaimana nanti, tetapi fikirkan nanti bagaimana? Jadikan agama/ syara’ sebagai barometer/
ukurannya, bukannya dunia yang dijadikan
sebagai barometer. Jangan memikirkan untung atau tidak bagi kehidupan dunia
kita saja, tetapi yang menjadi pertimbangan adalah manfaat atau tidak untuk
dunia dan akhirat kita? Dunia yang dapat mendorong meningkatkan ibadah kita
kepada Alloh, dapat menambah kwalitas ibadah kita, dapat menambah kebaikan kita
dll. Sebelum dilakukan/ dikerjakan hendaknya ditimbang dengan timbangan syara/
agama, apakah akan merugikan/ membahayakan keimanan kita, anak-cucu kita atau
tidak? Bila ada perintah dari Alloh, dan tidak melanggar syariat dan aturan Alloh,
maka lakukan/ kerjakan pekerjaan tersebut, jangan kita ragu dan was-was dengan
bisikan setan. Jika memang baik untuk dunia dan akhirat kita, setelah kita
menimbangnya dengan timbangan syara, maka hendaknya jalankan/ kerjaan. Bila
ternyata setelah kita timbang dengan timbangan syara ternyata tidak baik untuk
keimanan dan keislaman kita, anak dan cucu kita, maka jangan dijalankan/
dikerjakan.
Alloh
mewahyukan kepada Nabi Alloh Isa AS. : “Katakan
olehmu wahai Isa kepada Bani Israil, hendaknya mereka ridho/ senang dengan
kesederhanaan/ kesedikitan dunia dalam rangka menjaga keselamatan agama
mereka.”
Hendaknya
kita ridho dengan kehidupan kesederhanaan di dunia, sedikit yang Alloh berikan
kepada kita di dunia hendaknya kita ridho, dalam rangka menjaga keselamatan
agama kita. “Terkadang dunia ini lebih
pandai mensihir dari pada ahli sihirnya Fir’aun.” “Manusia
akan melampaui batas/ melanggar aturan Alloh manakala ia sudah kaya.” Kekayaan dapat mengakibatkan manusia menjadi
sombong, tidak mau mendengar nasehat orang, tidak mau dekat dengan ulama-ulama.
Dunia
dan akhirat ini seperti 2 madu, tidak akan terdapat keduanya pada diri
seseorang, orang yang mempunyai dunia seluas-luasnya dan juga memiliki agama
yang baik. Pasti ada salah satu akan ada yang terkalahkan. Jadi bila kita ridho
dengan dengan apa yang Alloh berikan, maka akan selamat kita punya dunia,
tetapi bila kita tidak ridho/ tidak puas dan terus mencari dunia dengan
mengorbankan/ mencurahkan segala waktu, tenaga dan fikiran kita, maka pasti
kita akan melupakan agama/ akhirat kita.
Nabi bersabda: “Setiap umat/ manusia ada ujiannya, ujian
untuk umatku adalah harta.” Bila
kita terus menumpuk harta, maka kita akan menjadi kikir, menjauh dari majlis
ilmu, merasa terhormat dengan harta kekayaannya, tidak mau bergaul dengan orang
miskin dll. Dunia dan Akhirat seperti 2 perempuan yang di ‘madu’, susah bagi
keduanya untuk dapat akur.
Sebagaimana
ahli dunia (orang yang sudah mabuk dengan dunia), mereka rela dan senang dengan
kesederhanaan pengertian mereka kepada agama, sangat minim pengetahuan mereka
tentang agama, sangat sederhana penghayatan/ pengamalan mereka kepada agama.
Mereka sudah cukup puas dengan sekedar dapat mengerjakan shalat, mereka tidak
ada keinginan untuk mengerjakan amal-amal sholeh yang lainnya lagi. Mereka
sudah cukup puas dengan dapat mengerjakan shalat 5 waktu, hal-hal lain yang
perlu mereka persiapkan untuk hari kematiannya tidak mereka fikirkan.
Alloh
mewahyukan kepada Nabi Alloh Musa AS. : “Hai
Musa, jadilah kamu seperti burung yang menyendiri, mereka makan dari
pucuk-pucuk/ atas-atas pohon dan diapun
minum dari air yang jernih, jika sudah datang/ tiba malam mereka berlindung ke
satu gua/ sarang dari gua-gua yang ada untuk menyelamatkan diri dalam rangka mereka
mencari ketenangan denganKU, karena mereka tidak nyaman/ tidak rela/ tidak sudi
dari pada hamba-hambaKu yang durhaka kepadaKU.”
Alloh
mewahyukan kepada Nabi Alloh Musa AS. : “Hai
Musa, AKU sumpah atas diriKU ini, bahwa AKU tidak akan
menyempurnakan/ menyelesaikan orang yang membelakangkan AKU dalam amalnya. Dan
AKU akan putuskan cita-cita dan harapan setiap orang yang mengharapkan kepada
selain AKU. Demi Alloh, AKU akan
putuskan/ potong/ patahkan punggung orang yang bersandar kepada selain AKU .
Dan sungguh AKU akan memperpanjang kecemasan orang yang merasa nyaman/ senang
dengan selain AKU. Sungguh AKU akan berpaling dari orang-orang yang mempunyai kekasih selain
AKU”
Orang
yang mempunyai usaha atau pekerjaan atau apapun juga, Alloh tidak akan membantu
pekerjaan dan usahanya hingga berhasil, selama dia bekerja/ berusaha, dia
membelakangi Alloh, tidak berpedoman kepada Alloh, lupa dengan aturan dan
ketentuan/ hukum Alloh, hanya mengandalkan kepintarannya/ kepandaiannya semata.
Tidak ada basmalahnya, tidak ada doanya, tidak ada aurotnya, hanya semata-mata
usaha, tidak meminta tuntunan/ bimbingan Alloh, meskipun usahanya benar,
halalan toyibah, dan usahanya berhasil, tetapi hanya mengandalkan kepintaran/
kepandaiannya dan pengalamannya semata, maka pada akhirnya akan timbul
kegagalan/ ketidakberhasilan dan lain-lainnya.
Silakan
kita usaha apapun juga dengan kepandaian yang kita miliki, tetapi ingat
semuanya ada di tangan Alloh, Alloh yang akan menentukan berhasil atau tidak
berhasilnya usaha kita. Bila usaha yang kita kerjakan, kita sandarkan kepada Alloh,
maka Alloh akan senang/ ridho dan akan menyempurnakan usaha kita.
Alloh
akan memutuskan cita-cita dan harapan dari orang-orang yang mengharapkan
bantuan selain kepada Alloh, seperti mengharapkan bantuan orang kaya, pejabat
dan lain-lain. Fokuskan harapan dan cita-cita hanya kepada Alloh, jangan
menyandarkan harapan dan cita-cita kita kepada manusia, serahkan semuanya
kepada Alloh, nanti Alloh yang akan menggerakkan hati orang untuk membantu dan
memenuhi harapan dan cita-cita kita.
Kerjaan/
usaha apapun juga untuk kebaikan dunia dan akhirat, hendaknya kita sandarkan
hanya kepada Alloh, jangan bersandar kepada manusia, karena nantinya kita pasti
akan kecewa.
Ada
sebagian orang yang merasa nyaman/ tenang dan senang dengan orang lain, bila
dengan Alloh merasa tidak nyaman, mereka menyandarkan hajat dan kebutuhannya
kepada orang kaya, pejabat dan lain-lain. Tempatkan kecintaan kita kepada Alloh
lebih tinggi dari pada kepada yang lainnya, kecintaan kita kepada ulama
sholihin tentunya merupakan salah satu jalan kita menaruh kecintaan kepada Alloh.
Alloh
mewahyukan kepada Nabi Alloh Musa AS.: “Hai Musa, AKU memiliki hamba-hambaKU, andaikan mereka mau bermunajat
kepadaKU, pasti AKU akan memperhatikan/ mendengar hajat mereka. Andaikan
hamba-hambaKU menyeru/ memanggil AKU, maka AKU akan menghadap kepada mereka.
Andaikan mereka menghadap kepada AKU, AKU akan mendekatkan diri kepada mereka.
Andaikan mereka sudah mendekatkan diri kepadaKU, AKU akan lebih mendekatkan
diri kepada mereka. Andaikan mereka sudah mendekatkan diri kepadaKU, maka AKU
akan pelihara mereka. Andaikan mereka menolong agamaKU, AKU pun akan menolong
mereka. Andaikan mereka membersihkan AKU dari hal-hal yang tidak layak bagiKU,
maka AKU pun akan membersihkan mereka juga. Andaikan mereka beramal untukKU,
maka AKU pun akan membalas. AKU-lah (Kata Alloh) yang akan mengatur
urusan-urusan mereka, AKU pun yang mengendalikan hati-hati mereka. AKU tidak
jadikan pada hati-hati mereka ketenangan dan kesenangan kecuali dalam ber-ziqir
kepadaKU, ziqir bagi penyakit-penyakit mereka menjadi penawar/ obat, ziqir-pun
menjadi penerang atas hati-hati mereka. Mereka tidak merasa senang dan nyaman
kecuali dengan KU. Mereka tidak mencurahkan isi hati mereka kecuali kepadaKU.
Tidak tetap bagi mereka kesenangan dan kegembiraan kecuali kepadaKU.”
Andaikata
hamaba-hamba Alloh, mau bermunajat kepada Alloh, mengadukan semua
hajat-hajatnya (hal ihwalnya) kepada Alloh, menumpahkan segala harapannya
kepada Alloh, pasti Alloh akan memperhatikan dan mendengar munajat mereka.
Andaikan mereka memanggil/ menyebut nama Alloh dalam doanya, maka Alloh akan
merespon semua munajatnya, seruannya, tidak ada yang di abaikan, semuanya
diperhatikan bagi hamba-hamba yang mau menyeru hanya kepada Alloh, meminta
sesuatu hanya kepada Alloh. Alloh akan mendekatkan diri kepada hambanya dengan
Rahmatnya bagi hamba yang mau mendekatkan diri kepadaNYA. Bila hamba sudah
mendekatkan diri kepada Alloh, maka Alloh akan memelihara/ melindungi/ menjaga
dari hal-hal yang menakutkan/ menyusahkan mereka. Jika kita membantu/ menolong
agama Alloh, menjaga agama Alloh, membesarkan/ mensyiarkan agama Alloh, maka Alloh
pun akan menolong kita. Bila kita membersihkan Zat Alloh dari hal-hal yang
tidak layak bagi Alloh, seperti Alloh mempunyai anak, Alloh butuh terhadap
sesuatu, sifat-sifat yang menunjukkan ketidaksempurnaan bagi Alloh, bahkan
hal-hal yang tidak layak bagi kebesaran Alloh, yang mustahil bagi Alloh, maka Alloh
juga akan membersihkan kita dari hal-hal yang kurang layak dan kurang pantas.
Selama kita beramal ikhlas karena Alloh (bukan karena sesuatu), maka Alloh akan
membalas amalan-amalan kita dengan balasan yang tidak terhingga. Alloh yang
mengatur segala urusan hambanya dan Alloh pula yang mengendalikan hati-hati dan
perilaku hambanya. Manakala kita ber-ziqir kepada Alloh, maka kita akan
mendapatkan ketenangan dan kesenangan. Bila kita ber-ziqir, maka ziqir itu
menjadi obat/ penawar dari penyakit-penyakit hati kita. Hati kita menjadi
terang, nyaman setelah kita berziqir kepada Alloh. Manakala kita dekat kepada Alloh,
maka disitu baru ada ketenangan. Bila hati seorang hamba sudah dekat kepada Alloh,
maka segala kesusahan/ kesulitan hatinya tidak ia curahkan/ ceritakan kepada
orang lain, kecuali hanya kepada Alloh. Kegembiraan dan kesengan hati seorang
hamba, manakala bila ia merasa dekat kepada Alloh.
Hadits Nabi
Riwayat Imam Ahmad:
“Andaikata salah seorang diantara kamu
dia beramal di dalam suatu batu yang besar, dan batu tersebut tidak ada pintu
dan tidak ada pula jendelanya, pasti Alloh akan tampakan/ zhohirkan ia punya
amal apapun keadaannya.”
Imam Syafi’i
berkata:
“Masa/ waktu akan menampakkan kepada kamu
apa yang tidak kamu ketahui.” Amal
perbuatan seseorang pada saatnya nanti akan Alloh perlihatkan, baik atau
buruknya, ibadah atau tidak ibadah, jujur atau tidak jujur. Sampai saatnya
nanti berita itu akan sampai kepada kita, tanpa kita harus mencari tahu dengan
mengeluarkan biaya, tentang keadaan seseorang. Perbuatan apapun dari seseorang,
pada akhirnya nantinya Alloh akan sampaikan kepada umat, baik atau tidak
baiknya prilakunya.
“AKU tidak
meletakkan keadilanKU dan hisabKU kepada hambaKU atas seseorang maka ia pasti
binasa.”
Maksudnya
bila Alloh memperhitungkan amal perbuatan kita di akhirat kelak dengan cara
hisab yang seadil-adilnya, maka tidak ada manusia yang akan selamat dari
adzabNYA. Berapa lama kita hidup di alam dunia? Berapa lama waktu yang kita
gunakan untuk beribadah kepada Alloh? Banyakan waktu yang tidak kita gunakan
untuk ibadah dibandingkan dengan waktu yang kita gunakan untuk ibadah. Banyak
waktu kita gunakan untuk tidur, ataupun untuk kegiatan-kegiatan yang tidak ada
nilai ibadahnya. Jika Alloh hisab, ridzi dan macam-macam ni’mat (hidup,
melihat, mendengar, dan ni’mat-ni’mat lainnya) yang kita terima dari Alloh,
maka pasti kita tidak akan lolos dari hukuman/ adzab Alloh. “Siapa orang dihisab pasti ia terkena
adzab.” Imam Ali KW. Berkata: “Alloh
akan memeriksa amal kita dengan jeli/ teliti.” Tidak ada satu titikpun dari amal perbutan
kita di dunia yang lolos dari pemeriksaan Alloh. Sekecil apapun kejahatan yang
kita lakukan ada hisabnya, dan sekecil apapun kebaikan yang kita lakukan ada
hisabnya. Tidak ada yang terlepas dari pandangan/ pemeriksaan Alloh.
Segala
kebutuhan makhluk di alam dunia ini, kebutuhan manusia, binatang dan
lain-lainnya, semua ada dalam kekuasaan Alloh. Segala kebaikan ada ditangan Alloh.
Segala apapun yang telah Alloh ciptakan di alam dunia ini, tidak Alloh ciptakan
karena Alloh ada hajat dari ciptaannya tersebut. Tidak Alloh ciptakan Malaikat,
Manusia, Jin dan makhluk-makhluk lainnya, karena Alloh mempunyai hajat terhadap
mereka. Tujuan Alloh menciptakan hal-hal yang aneh-aneh, yang terkadang tidak
masuk dalam cara berfikir hambanya, agar mereka menyadari tentang besarnya dan
tidak terbatasnya Kekuasaan Alloh. Agar orang yang mau memandang dan berfikir
tentang Hikmah-Hikmah/ Rahasia-Rahasia Taqdir Alloh yang begitu indah dan baik
dalam aturanNYA. Begitu besar manfaat dari ciptaan Alloh.
Setelah
mendengar begitu banyak hal-hal yang menyenangkan dari Alloh kepada
hamba-hambanya, maka Nabi Alloh Daud AS.
berkata: “Hanya untukMU puja dan puji
aku sampaikan, tentunya tidak pantas/ tidak layak bagi orang yang kenal
denganMU, ia memutuskan harapannya dari KAMU.”
CATATAN:
Ini saja yang dapat al-faqir rangkum
dari isi penjelasan ta’lim yang begitu luas yang disampaikan oleh Al Ustdz. Al
Habib Umar bin Abdurrahman Assegaf. Semoga rangkuman ini dapat bermanfaat dan
menjadi motivasi dalam menuntut ilmu.
Kebenaran
Mutlaq milik Alloh dan Segala Kekhilafan adalah dari pribadi Al-faqir sendiri.
Segala kelebihan dan kekurangan yang Al-faqir sampaikan dalam ringkasan ini
mohon dibukakan pintu maaf yang seluas-luasnya.
Karena
keterbatasan ilmu yang Al-faqir miliki, maka Al-faqir tidak membuka forum Tanya
Jawab dalam Blog ini.
Ucapan
terima kasih yang sebesar-besarnya al-faqir haturkan kepada Syaidil Walid Al
Ustdz Al Habib Umar bin Abdurrahman Assegaf yang telah memberikan izin kepada
al-faqir untuk dapat menyebarluaskan isi ta’lim di Majlis Ta’lim AL KIFAHI AL TSAQAFY, dan tal lupa ucapan terima
kasih al-faqir sampaikan untuk H. Aun Mustofa yang telah mengizinkan al-faqir
untuk menggunakan fasilitas kantor untuk membuat ringkasan ta’lim ini.
Afwan
Al-faqir tidak mencantumkan nama kitab dan pengarang dalam setiap rangkuman
yang al-faqir kirimkan, karena ada permintaan dari Al Ustdz untuk tidak
mencantumkannya. Karena disamping mengunakan kitab utama, beliau juga
mengunakan kitab-kitab lain sebagai referensi untuk memperjelas dalam
menerangkan permasalahan yang ada dalam kitab utama yang dibaca, harap dapat di
maklum, terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Diterbitkan
dalam rangka mengajak untuk menghadiri Majlis
Ta’lim AL KIFAHI AL TSAQAFY. Kritik & Saran dapat disampaikan melalui
E-mail: hsn_5805@yahoo.co.id
Ingin
mendapatkan kiriman ringkasan ta’lim secara rutin silahkan gabung di Facebook
Group Majlis Ta’lim AL KIFAHI AL TSAQAFY:
http://www.facebook.com/groups/alkifahi/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar