Pokok
Bahasan : TAUHID
Judul : Qisoh 3 Pemuda Yang Teguh Keimanannya
Nara
Sumber : Al
Ustdz. Al Habib Umar bin Abdurrahman Assegaf
Qisoh
Ibnu Zauji (Abdurrahman bin Zauji) dari Abi Ali Al Birbi.
Ada
3 bersaudara dari negeri Syam yang sedang menuju ke negeri Rum (Turki). Mereka
adalah orang-orang yang pandai berkuda dalam perang dan pemberani. Tiga
bersaudara ini berhasil di tawan oleh Raja Rum. Kepada ketiganya Raja
menawarkan akan mengangkat mereka menjadi Raja dan dikawinkan dengan
putri-putri Raja, asal dengan syarat mereka mau masuk agama Nasrani.
Mereka
semua menolak bujukan dari Raja Rum. Karena marah Raja Rum memerintahkan
prajuritnya menyiapkan 3 ghidir (panci besar) dan di ghidir tersebut diisi
dengan minyak zaitun. Dibawah ghidir di bakar kayu sehingga api berkobar.
Setelah 3 hari minyak zaitun dididihkan, Raja memperlihatkannya kepada 3 pemuda
Islam tersebut dengan harapan 3 pemuda tersebut menjadi gentar dan mau
mengikuti ajakan Raja Rum agar berpindah agama menjadi Nasrani. Ternyata ke-3
pemuda tersebut tetap teguh imannya, akhirnya Raja Rum melemparkan pemuda yang
tertua ke dalam ghidir yang berisi minyak panas. Kemudian Raja membujuk pemuda
yang ke-2 dengan harapan ia menjadi takut dan mau menuruti perintah Raja,
tetapi ternyata pemuda yang ke-2 keimanannya sama kokohnya dengan saudaranya
yang tertua, sehingga akhirnya Raja Rum memerintahkan prajuritnya memasukkan
pemuda yang ke-2 kedalam ghidir yang berisi minyak zaitun yang panas.
Setelah
2 pemuda Islam tersebut mati, Raja menginginkan agar si bungsu dapat dibujuk
untuk pindah agamanya dari Islam ke dalam agama Nasrani. Raja memerintahkan
para prajuritnya untuk dapat membujuk pemuda pemuda yang terakhir, akhirnya
menghadap kepada Raja seorang algojo yang berbadan besar dan kasar. Algojo
tersebut berkata kepada Raja: “Aku mampu membujuk dia agar mau masuk agama
Nasrani.” Kemudian Raja berkata: “Bagaimana cara kamu membujuknya?” Algojo
tersebut menjawab: “Aku telah mengetahui kelemahan dari bangsa Arab, mereka
sangat mudah terbujuk dengan rayuan perempuan cantik.” Raja berkata: “Tidak ada
wanita yang lebih cantik dari pada putriku di negri ini.”
Singkat
cerita Raja memberi waktu 40 hari kepada algojo tersebut untuk menjalankan
rencananya membujuk tentara Islam yang masih tersisa. Kemudian Raja menyerahkan
putrinya untuk tinggal bersama pemuda tersebut. Putri Raja meminta kepada
ayahnya agar mempercayakan tugas ini kepadanya dan Raja diminta agar tidak
turut campur. Setiap hari putri raja berusaha membujuk pemuda tersebut, tetapi
ternyata pemuda tersebut tidak terpengaruh dengan bujuk dan rayuan dari putri
raja yang cantik. Setiap harinya pemuda tersebut menyibukkan diri dengan
mengerjakan puasa sunnah di siang hari dan melaksanakan shalat sunnah Tahajud
di malam hari. Sehingga tanpa terasa waktu yang diberikan oleh Raja akan segera
berakhir. Raja bertanya kepada putrinya apakah ia telah berhasil membujuk
pemuda tersebut untuk berpindah agama? Putri Raja menjawab bahwa ia belum
berhasil membujuk pemuda tersebut. Putri Raja beralasan, kemungkinan pemuda
tersebut masih teringat dengan peristiwa kematian 2 saudaranya, sehingga ia
tidak bergairah menanggapi rayuanku. Oleh karenanya putri raja meminta kepada
ayahnya agar memberikan tambahan waktu kepadanya dan meminta agar mereka berdua
di asingkan di luar negeri Kerajaan Rum, dengan harapan agar pemuda tersebut
dapat melupakan peristiwa kematian 2 saudaranya.
Akhirnya
Raja Rum mengabulkan permohonan putrinya. Akan tetapi apa yang dikerjakan oleh
pemuda tersebut setiap harinya tetap sama, yaitu puasa di siang hari dan shalat
sunnah di malam hari, tanpa memperdulikan rayuan dari putri raja. Setelah waktu
tambahan yang diberikan raja hampir habis, putri raja berkata kepada pemuda
Islam: “Aku telah melihat kamu begitu mengagungkan Tuhanmu, sehingga aku telah
tertarik untuk masuk ke dalam agamamu. Sekarang bagaimana caranya agar kita
dapat bebas dari ayahku dan bala tentara
Rum?” Pemuda tersebut berkata: “Datangkan kepadaku kuda agar kita dapat
melarikan diri dari kejaran tentara ayahmu. Sebaiknya kita melakukan perjalanan
di malam hari dan bersembunyi di siang hari.
Singkat
cerita, pada saat mereka sedang melakukan perjalanan di malam hari, tiba-tiba
mereka diikuti oleh derap beberapa ekor kuda di belakang mereka. Ternyata yang
mengikuti mereka adalah 2 orang saudara dari pemuda tersebut yang telah
meninggal di rebus dalam minyak panas. 2 pemuda yang telah meninggal tersebut
di kawal oleh beberapa orang malaikat. Pemuda yang masih hidup bertanya kepada
2 saudaranya yang telah meninggal, apa yang kalian alami saat raja memasukkan
kalian berdua ke dalam ghidir yang berisi minyak panas? Salah seorang dari
mereka menjawab, kami tidak merasakan panasnya minyak, yang kami rasakan hanya
berenang kemudian kami telah berpindah ke dalam Syurga Firdaus. Dan kedatangan
kami kemari adalah ingin menyaksikan pernikahan kamu dengan putri raja. Setelah
menikah, pemuda Islam yang masih hidup tersebut kembali ke negri asalnya di
negri Syam dengan membawa putri raja sebagai istrinya.
Demikianlah
qisoh dari tiga orang pemuda yang begitu kokoh keimanannya, yang tidak gentar
dengan ancaman dan tidak terbujuk oleh rayuan, mereka tetap mempertahankan
imannya meskipun nyawa mereka sebagai taruhannya. Sungguh beruntung mereka,
tidak ada balasan yang pantas mereka terima selain Syurga Firdaus. Semoga kita
semua dapat mengambil pelajaran dari qisoh ini, tetap dapat mempertahankan iman
kita hingga akhir hayat kita, amien….
CATATAN:
Ini saja yang dapat al-faqir rangkum
dari isi penjelasan ta’lim yang begitu luas yang disampaikan oleh Al Ustdz. Al
Habib Umar bin Abdurrahman Assegaf. Semoga rangkuman ini dapat bermanfaat dan
menjadi motivasi dalam menuntut ilmu.
Kebenaran
Mutlaq milik Alloh dan Segala Kekhilafan adalah dari pribadi Al-faqir sendiri.
Segala kelebihan dan kekurangan yang Al-faqir sampaikan dalam ringkasan ini
mohon dibukakan pintu maaf yang seluas-luasnya.
Karena
keterbatasan ilmu yang Al-faqir miliki, maka Al-faqir tidak membuka forum Tanya
Jawab dalam Blog ini.
Ucapan
terima kasih yang sebesar-besarnya al-faqir haturkan kepada Syaidil Walid Al
Ustdz Al Habib Umar bin Abdurrahman Assegaf yang telah memberikan izin kepada
al-faqir untuk dapat menyebarluaskan isi ta’lim di Majlis Ta’lim AL KIFAHI AL TSAQAFY, dan tal lupa ucapan terima
kasih al-faqir sampaikan untuk H. Aun Mustofa yang telah mengizinkan al-faqir
untuk menggunakan fasilitas kantor untuk membuat ringkasan ta’lim ini.
Afwan
Al-faqir tidak mencantumkan nama kitab dan pengarang dalam setiap rangkuman
yang al-faqir kirimkan, karena ada permintaan dari Al Ustdz untuk tidak
mencantumkannya. Karena disamping mengunakan kitab utama, beliau juga
mengunakan kitab-kitab lain sebagai referensi untuk memperjelas dalam
menerangkan permasalahan yang ada dalam kitab utama yang dibaca, harap dapat di
maklum, terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Diterbitkan
dalam rangka mengajak untuk menghadiri Majlis
Ta’lim AL KIFAHI AL TSAQAFY. Kritik & Saran dapat disampaikan melalui
E-mail: hsn_5805@yahoo.co.id
Ingin
mendapatkan kiriman ringkasan ta’lim secara rutin silahkan gabung di Facebook
Group Majlis Ta’lim AL KIFAHI AL TSAQAFY:
http://www.facebook.com/groups/alkifahi/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar