Jumat, 31 Juli 2015

TAUHID - Qisoh 3 Pemuda Yang Teguh Keimanannya



Pokok Bahasan     :  TAUHID
Judul                    :  Qisoh 3 Pemuda Yang Teguh Keimanannya
Nara Sumber        :  Al Ustdz. Al Habib Umar bin Abdurrahman Assegaf


Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Qisoh Ibnu Zauji (Abdurrahman bin Zauji) dari Abi Ali Al Birbi.
Ada 3 bersaudara dari negeri Syam yang sedang menuju ke negeri Rum (Turki). Mereka adalah orang-orang yang pandai berkuda dalam perang dan pemberani. Tiga bersaudara ini berhasil di tawan oleh Raja Rum. Kepada ketiganya Raja menawarkan akan mengangkat mereka menjadi Raja dan dikawinkan dengan putri-putri Raja, asal dengan syarat mereka mau masuk agama Nasrani.

Mereka semua menolak bujukan dari Raja Rum. Karena marah Raja Rum memerintahkan prajuritnya menyiapkan 3 ghidir (panci besar) dan di ghidir tersebut diisi dengan minyak zaitun. Dibawah ghidir di bakar kayu sehingga api berkobar. Setelah 3 hari minyak zaitun dididihkan, Raja memperlihatkannya kepada 3 pemuda Islam tersebut dengan harapan 3 pemuda tersebut menjadi gentar dan mau mengikuti ajakan Raja Rum agar berpindah agama menjadi Nasrani. Ternyata ke-3 pemuda tersebut tetap teguh imannya, akhirnya Raja Rum melemparkan pemuda yang tertua ke dalam ghidir yang berisi minyak panas. Kemudian Raja membujuk pemuda yang ke-2 dengan harapan ia menjadi takut dan mau menuruti perintah Raja, tetapi ternyata pemuda yang ke-2 keimanannya sama kokohnya dengan saudaranya yang tertua, sehingga akhirnya Raja Rum memerintahkan prajuritnya memasukkan pemuda yang ke-2 kedalam ghidir yang berisi minyak zaitun yang panas.

Setelah 2 pemuda Islam tersebut mati, Raja menginginkan agar si bungsu dapat dibujuk untuk pindah agamanya dari Islam ke dalam agama Nasrani. Raja memerintahkan para prajuritnya untuk dapat membujuk pemuda pemuda yang terakhir, akhirnya menghadap kepada Raja seorang algojo yang berbadan besar dan kasar. Algojo tersebut berkata kepada Raja: “Aku mampu membujuk dia agar mau masuk agama Nasrani.” Kemudian Raja berkata: “Bagaimana cara kamu membujuknya?” Algojo tersebut menjawab: “Aku telah mengetahui kelemahan dari bangsa Arab, mereka sangat mudah terbujuk dengan rayuan perempuan cantik.” Raja berkata: “Tidak ada wanita yang lebih cantik dari pada putriku di negri ini.”

Singkat cerita Raja memberi waktu 40 hari kepada algojo tersebut untuk menjalankan rencananya membujuk tentara Islam yang masih tersisa. Kemudian Raja menyerahkan putrinya untuk tinggal bersama pemuda tersebut. Putri Raja meminta kepada ayahnya agar mempercayakan tugas ini kepadanya dan Raja diminta agar tidak turut campur. Setiap hari putri raja berusaha membujuk pemuda tersebut, tetapi ternyata pemuda tersebut tidak terpengaruh dengan bujuk dan rayuan dari putri raja yang cantik. Setiap harinya pemuda tersebut menyibukkan diri dengan mengerjakan puasa sunnah di siang hari dan melaksanakan shalat sunnah Tahajud di malam hari. Sehingga tanpa terasa waktu yang diberikan oleh Raja akan segera berakhir. Raja bertanya kepada putrinya apakah ia telah berhasil membujuk pemuda tersebut untuk berpindah agama? Putri Raja menjawab bahwa ia belum berhasil membujuk pemuda tersebut. Putri Raja beralasan, kemungkinan pemuda tersebut masih teringat dengan peristiwa kematian 2 saudaranya, sehingga ia tidak bergairah menanggapi rayuanku. Oleh karenanya putri raja meminta kepada ayahnya agar memberikan tambahan waktu kepadanya dan meminta agar mereka berdua di asingkan di luar negeri Kerajaan Rum, dengan harapan agar pemuda tersebut dapat melupakan peristiwa kematian 2 saudaranya.

Akhirnya Raja Rum mengabulkan permohonan putrinya. Akan tetapi apa yang dikerjakan oleh pemuda tersebut setiap harinya tetap sama, yaitu puasa di siang hari dan shalat sunnah di malam hari, tanpa memperdulikan rayuan dari putri raja. Setelah waktu tambahan yang diberikan raja hampir habis, putri raja berkata kepada pemuda Islam: “Aku telah melihat kamu begitu mengagungkan Tuhanmu, sehingga aku telah tertarik untuk masuk ke dalam agamamu. Sekarang bagaimana caranya agar kita dapat  bebas dari ayahku dan bala tentara Rum?” Pemuda tersebut berkata: “Datangkan kepadaku kuda agar kita dapat melarikan diri dari kejaran tentara ayahmu. Sebaiknya kita melakukan perjalanan di malam hari dan bersembunyi di siang hari.

Singkat cerita, pada saat mereka sedang melakukan perjalanan di malam hari, tiba-tiba mereka diikuti oleh derap beberapa ekor kuda di belakang mereka. Ternyata yang mengikuti mereka adalah 2 orang saudara dari pemuda tersebut yang telah meninggal di rebus dalam minyak panas. 2 pemuda yang telah meninggal tersebut di kawal oleh beberapa orang malaikat. Pemuda yang masih hidup bertanya kepada 2 saudaranya yang telah meninggal, apa yang kalian alami saat raja memasukkan kalian berdua ke dalam ghidir yang berisi minyak panas? Salah seorang dari mereka menjawab, kami tidak merasakan panasnya minyak, yang kami rasakan hanya berenang kemudian kami telah berpindah ke dalam Syurga Firdaus. Dan kedatangan kami kemari adalah ingin menyaksikan pernikahan kamu dengan putri raja. Setelah menikah, pemuda Islam yang masih hidup tersebut kembali ke negri asalnya di negri Syam dengan membawa putri raja sebagai istrinya.

Demikianlah qisoh dari tiga orang pemuda yang begitu kokoh keimanannya, yang tidak gentar dengan ancaman dan tidak terbujuk oleh rayuan, mereka tetap mempertahankan imannya meskipun nyawa mereka sebagai taruhannya. Sungguh beruntung mereka, tidak ada balasan yang pantas mereka terima selain Syurga Firdaus. Semoga kita semua dapat mengambil pelajaran dari qisoh ini, tetap dapat mempertahankan iman kita hingga akhir hayat kita, amien….


CATATAN:
Ini saja yang dapat al-faqir rangkum dari isi penjelasan ta’lim yang begitu luas yang disampaikan oleh Al Ustdz. Al Habib Umar bin Abdurrahman Assegaf. Semoga rangkuman ini dapat bermanfaat dan menjadi motivasi dalam menuntut ilmu.
Kebenaran Mutlaq milik Alloh dan Segala Kekhilafan adalah dari pribadi Al-faqir sendiri. Segala kelebihan dan kekurangan yang Al-faqir sampaikan dalam ringkasan ini mohon dibukakan pintu maaf yang seluas-luasnya.
Karena keterbatasan ilmu yang Al-faqir miliki, maka Al-faqir tidak membuka forum Tanya Jawab dalam Blog ini.
Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya al-faqir haturkan kepada Syaidil Walid Al Ustdz Al Habib Umar bin Abdurrahman Assegaf yang telah memberikan izin kepada al-faqir untuk dapat menyebarluaskan isi ta’lim di Majlis Ta’lim AL KIFAHI AL TSAQAFY, dan tal lupa ucapan terima kasih al-faqir sampaikan untuk H. Aun Mustofa yang telah mengizinkan al-faqir untuk menggunakan fasilitas kantor untuk membuat ringkasan ta’lim ini. 
Afwan Al-faqir tidak mencantumkan nama kitab dan pengarang dalam setiap rangkuman yang al-faqir kirimkan, karena ada permintaan dari Al Ustdz untuk tidak mencantumkannya. Karena disamping mengunakan kitab utama, beliau juga mengunakan kitab-kitab lain sebagai referensi untuk memperjelas dalam menerangkan permasalahan yang ada dalam kitab utama yang dibaca, harap dapat di maklum, terima kasih. 

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Diterbitkan dalam rangka mengajak untuk menghadiri Majlis Ta’lim AL KIFAHI AL TSAQAFY. Kritik & Saran dapat disampaikan melalui E-mail:  hsn_5805@yahoo.co.id

Ingin mendapatkan kiriman ringkasan ta’lim secara rutin silahkan gabung di Facebook Group Majlis Ta’lim AL KIFAHI AL TSAQAFY: http://www.facebook.com/groups/alkifahi/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar