Jumat, 31 Juli 2015

TASAWUF - Jujur Dalam Tutur Kata & Perbuatan



Pokok Bahasan     :  TASAWUF
Judul                    :  Jujur Dalam Tutur Kata & Perbuatan
Nara Sumber        :  Al Ustdz. Al Habib Umar bin Abdurrahman Assegaf


Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Pengarang Kitab (Al Habib Abdullah Al Haddad) berkata: “Hendaknya kamu selalu benar dalam bertutur kata (tidak dusta) dan menunaikan segala sesuatu yang engkau janjikan padanya.”

Syech Abdul Qodir Al Jailani berkata: “Aku dasari segala sesuatu yang benar dari tutur kataku.” Keutamaan yang Alloh berikan dengan mengangkat Syech Abdul Qodir Al Jailani sebagai Wali Qutub adalah karena sifat jujur yang dimilikinya.
Ada suatu riwayat tentang kejujuran dari Syech Abdul Qodir Al Jailani:
Syech Abdul Qodir Al Jailani (sebelum diangkat menjadi Wali Qutub) pada saat masih muda ingin mengadakan perjalanan dari Makkah menuju negeri Bagdad (sekarang dikenal dengan Negara Irak). Beliau dibekali oleh ibunya 1 uang dinnar (setara dengan 4 gram emas), dan sebelum beliau berangkat ibunya berpesan kepadanya agar ia selalu jujur dalam setiap tutur kata dan perbuatannya. Syech Abdul Qodir Al Jailani berangakat bersama rombongan Arab Badui (Arab Gunung). Dalam perjalanannya beliau dihadang oleh segerombolan perampok, seorang perampok bertanya kepada Syech Abdul Qodir Al Jailani apa yang ia bawa? Dengan jujur Syech Abdul Qodir Al Jailani mengatakan bahwa ia membawa 1uang dinnar. Perampok tersebut kemudian membawa Syech Abdul Qodir Al Jailani kepada pimpinannya. Pimpinan perampok bertanya kepada Syech Abdul Qodir Al Jailani: “Mengapa engkau berkata jujur kepada kami, sedangkan engkau ketahui bahwa kami ini perampok?” Syech Abdul Qodir Al Jailani berkata: “Aku takut mengingkari janjiku kepada ibuku agar aku selalu berkata jujur.” Pimpinan perampok merasa kagum dengan kejujuran Syech Abdul Qodir Al Jailani, kemudian pimpinan perampok berkata: “Engkau takut mengingkari janjimu kepada ibumu, sedangkan aku begitu berani mengingakari janji kepada Alloh, oleh karena itu saksikan atasmu bahwa saat ini juga aku bertobat dari perbuatan maksiat yang pernah aku lakukan dengan engkau sebagai perantaranya.” Kemudian pimpinan perampok memerintahkan anak buahnya untuk mengembalikan semua hasil rampokkannya. Seluruh anak buah perampok juga mengikuti jejak pimpinannya untuk melakukan tobat. Itulah efek dari kejujuran seorang Syech Abdul Qodir Al Jailani dapat menjadikan segerombolan perampok menjadi tobat karenanya.

Tentang perbuatan jujur ada Qisoh lain dari Imam Al Bukhari. Dalam mengumpulkan Hadist beliau mencari orang yang dapat meriwayatkan Hadist kepadanya. Pada saat  menjumpai seseorang yang akan diambil Hadist darinya, beliau melihat orang yang akan dijumpainya sedang berusaha memanggil kudanya yang kabur, ia mengoyang-goyangkan kantung jubahnya seakan-akan kantong jubanya berisi gandum untuk membujuk kudanya agar mau kembali, kudanya kemudian terbujuk dan akhirnya kembali kepadanya, kemudian orang tersebut mengikat kudanya. Setelah melihat kejadian tersebut Imam Al Bukhari bertanya kepada orang tersebut, apakah benar dalam jubamu ada gandum? Orang tersebut menjawab, tidak aku hanya membohongi agar kuda tersebut mau kembali kepadaku. Imam Al Bukhari berkata: “Sesungguhnya aku datang kepadamu bermaksud akan meriwayatkan Hadist darimu, akan tetapi setelah melihat perbuatanmu yang berani membongi kuda tersebut, maka aku urungkan niatku untuk meriwayatkan Hadist darimu. Dengan binatang saja kamu telah berani berbohong, apalagi dengan manusia.”
Begitu hati-hatinya seorang Imam Al Bukhari dalam memilih siapa yang akan meriwayatkan Hadist kepadanya, tidak asal meriwayatkan saja. Beliau menyeleksi bukan hanya isi Hadistnya saja, tetapi juga ahlak dari periwayat Hadist tersebut.

Membatalkan janji dan berkata dusta termasuk dalam ciri-ciri dari orang munafik yang lengkapnya ada 3 (tiga) yaitu:
1.    Jika berkata ia dusta/bohong
2.    Jika berjanji ia mengingkari
3.    Jika diamanahkan sesuatu ia khianat

Seseorang bertanya kepada seorang ulama tentang hukum potong yang ia rasakan tidak adil. Ia berkata kepada ulama tersebut: “Sesungguhnya tangan seseorang yang dipotong tanpa dosa, maka orang yang memotongnya harus membayar denda sebanyak 500 dinnar. Sedangkan seorang pencuri yang mencuri hanya sebanyak setengah dinnar (setara dengan 1 gram) harus dipotong tangannya. Ulama tersebut berkata: “Tangan yang jujur dalam menyampaikan amanah maka dihargai, sehingga mahal nilai tangan itu. Sedangkan tangan yang tidak amanah, maka nilainya menjadi rendah.”

Hendaknya kamu berhati-hati dalam perbutan berdebat, karena sifat ini dapat membangkitkan amarah di hati kita, hati jadi renggang dan menimbulkan permusuhan dan kebencian. Apalagi debat yang dilandasi untuk mencari kemenangan bukan kebenaran.

Jika seseorang mendebat kamu dengan membawa kebenaran, maka hendaknya terima kebenaran itu dengan sepenuh hati. Jika kita didebat oleh orang yang suka berbuat maksiat, maka hendaknya jangan dilayani karena hal tersebut tidak ada manfaatnya.

Tinggalkan bergurau/bercanda. Jika sewaktu-waktu kamu bercanda dengan maksud untuk menyenangkan orang muslim, maka katakan kebenaran (jangan berbohong/ berdusta) dalam bergurau.
Baginda Nabi juga mempunyai rasa humor, ada satu contoh gurauan Baginda Nabi kepada seorang nenek. Ada seorang nenek yang menjumpai Nabi yang pada saat itu juga kebetulan ada Aisyah RA., nenek tersebut meminta Nabi mendoakannya agar ia dapat masuk syurga. Rasululloh berkata: “Di syurga tidak ada nenek-nenek.” Setelah berkata tersebut Nabi bergegas menuju ke masjid, sekembalinya Nabi kerumah, Aisah menceritakan bahwa nenek tersebut menangis mendengar perkataan Nabi. Kemudian Rasululloh menjelaskan bahwa nantinya di Syurga memang tidak ada nenek-nenek, karena mereka akan dikembalikan kembali menjadi muda.

Ada contoh gurauan dari orang tua kita dahulu seperti:  Ada seseorang yang berkata bahwa Ulama harus disingkirkan dan tidak diperlukan lagi. Orang lain yang mendengarnya berkata bahwa kita masih memerlukan bimbingan Ulama, padahal yang dimaksud dengan Ulama oleh pembicara pertama adalah U-lama (huruf “oe”), bukan Ulama sebagai pembimbing umat.
Ada juga contoh gurauan: “Murtua harus dibuang, jangan disimpan di rumah. Yang dimaksud orang tersebut adalah Mur yang sudah tua bukan Mertua (bukan orang tua dari suami/istri kita).”

Jangan kamu suka menjanjikan sesuatu bila tidak dapat memenuhi janjinya. Imam Ali berkata: “Jangan katakan “La” setelah “Na’am”. Artinya: “Jangan katakan tidak dapat membantu setelah sebelumnya mengatakan dapat membantu”. Lebih baik kita katakan tidak dapat membantu tetapi saat pelaksanaannya kita datang membantu.


CATATAN:
Ini saja yang dapat al-faqir rangkum dari isi penjelasan ta’lim yang begitu luas yang disampaikan oleh Al Ustdz. Al Habib Umar bin Abdurrahman Assegaf. Semoga rangkuman ini dapat bermanfaat dan menjadi motivasi dalam menuntut ilmu.
Kebenaran Mutlaq milik Alloh dan Segala Kekhilafan adalah dari pribadi Al-faqir sendiri. Segala kelebihan dan kekurangan yang Al-faqir sampaikan dalam ringkasan ini mohon dibukakan pintu maaf yang seluas-luasnya.
Karena keterbatasan ilmu yang Al-faqir miliki, maka Al-faqir tidak membuka forum Tanya Jawab dalam Blog ini.
Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya al-faqir haturkan kepada Syaidil Walid Al Ustdz Al Habib Umar bin Abdurrahman Assegaf yang telah memberikan izin kepada al-faqir untuk dapat menyebarluaskan isi ta’lim di Majlis Ta’lim AL KIFAHI AL TSAQAFY, dan tal lupa ucapan terima kasih al-faqir sampaikan untuk H. Aun Mustofa yang telah mengizinkan al-faqir untuk menggunakan fasilitas kantor untuk membuat ringkasan ta’lim ini. 
Afwan Al-faqir tidak mencantumkan nama kitab dan pengarang dalam setiap rangkuman yang al-faqir kirimkan, karena ada permintaan dari Al Ustdz untuk tidak mencantumkannya. Karena disamping mengunakan kitab utama, beliau juga mengunakan kitab-kitab lain sebagai referensi untuk memperjelas dalam menerangkan permasalahan yang ada dalam kitab utama yang dibaca, harap dapat di maklum, terima kasih. 

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Diterbitkan dalam rangka mengajak untuk menghadiri Majlis Ta’lim AL KIFAHI AL TSAQAFY. Kritik & Saran dapat disampaikan melalui E-mail:  hsn_5805@yahoo.co.id

Ingin mendapatkan kiriman ringkasan ta’lim secara rutin silahkan gabung di Facebook Group Majlis Ta’lim AL KIFAHI AL TSAQAFY: http://www.facebook.com/groups/alkifahi/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar