Pokok
Bahasan : TAUHID
Judul : Kelebihan Sholawat Nabi
Nara
Sumber : Al
Ustdz. Al Habib Umar bin Abdurrahman Assegaf
Amalan
berupa Sholawat Nabi meskipun dibaca tidak ikhlas tetap diterima Alloh. Amalan
Sholawat meskipun tanpa ijasah dari mursid tetap mempunyai sinar.
Hadist
Nabi: “Doa yang dibaca diantara Sholawat Nabi, maka tidak ditolak Alloh.”
Pengarang
kitab Tauhid ini tidak mengunakan kata Syaidina sebelum nama Nabi, bukan
berarti pengarang tidak tahu memberikan penghormatan kepada Baginda Nabi,
karena pengarang melakukannya untuk mengimbangi bait syair.
Apabila
kita mengarang syair, maka disunnahkan menggunakan kata “Syaidina” di awal nama
Nabi, sebagai penghormatan kepada Baginda Nabi. Akan tetapi apabila Sholawat
atau Syair yang telah dikarang oleh ulama-ulama terdahulu yang isinya tidak
mencantumkan kata “Syaidina”, maka jangan kita merubah atau menambahkan kata
“Syaidina”. Karena bila hal semacam itu
kita lakukan, maka kita seakan-akan menganggap ulama-ulama terdahulu kurang
adab terhadap kepada Baginda Nabi. Sesungguhnya kecintaan dan adab mereka
kepada Nabi melebihi kecintaan dan adab kita kepada Rasululloh. Hal tersebut
mereka lakukan, kemungkinan sebagai penyeimbang dari ‘bait syair’ agar
terdengar enak bila dibaca. Ataupun ada alas an-alasan tertentu yang tidak kita
ketahui.
Sohabat
bertanya kepada Rasululloh: “Bagaimana cara kami bersholawat kepadamu wahai Rasululloh?”
Nabi menjawab: Katakan: “Allohuma Sholi ala Muhammad Wa’ala ali Muhammad.”
Tidak ada hadist yang mengharuskan kita menggunakan kata Syaidina dalam
bersholawat kepada Nabi.
“Allohumag’firli”
(Ya Alloh ampunilah aku), Nabi melarang doa semacam ini, karena kita hanya
memohon ampunan untuk diri kita sendiri. Tetapi mohon ampunlah untuk seluruh kaum
muslimin dengan membaca doa: “Allohumag’firlana”
Syaidina
Umar RA. pernah berdoa dengan mengucapkan: “Allohumag’firli Warhamni”. Rasululloh
mendengarnya, kemudian Rasululloh menepuk pundak Syaidina Umar dan menyuruhnya
membaca: “Allohumag’firlana Warhamna”
CATATAN:
Ini saja yang dapat al-faqir rangkum
dari isi penjelasan ta’lim yang begitu luas yang disampaikan oleh Al Ustdz. Al
Habib Umar bin Abdurrahman Assegaf. Semoga rangkuman ini dapat bermanfaat dan
menjadi motivasi dalam menuntut ilmu.
Kebenaran
Mutlaq milik Alloh dan Segala Kekhilafan adalah dari pribadi Al-faqir sendiri.
Segala kelebihan dan kekurangan yang Al-faqir sampaikan dalam ringkasan ini
mohon dibukakan pintu maaf yang seluas-luasnya.
Karena
keterbatasan ilmu yang Al-faqir miliki, maka Al-faqir tidak membuka forum Tanya
Jawab dalam Blog ini.
Ucapan
terima kasih yang sebesar-besarnya al-faqir haturkan kepada Syaidil Walid Al
Ustdz Al Habib Umar bin Abdurrahman Assegaf yang telah memberikan izin kepada
al-faqir untuk dapat menyebarluaskan isi ta’lim di Majlis Ta’lim AL KIFAHI AL TSAQAFY, dan tal lupa ucapan terima
kasih al-faqir sampaikan untuk H. Aun Mustofa yang telah mengizinkan al-faqir
untuk menggunakan fasilitas kantor untuk membuat ringkasan ta’lim ini.
Afwan
Al-faqir tidak mencantumkan nama kitab dan pengarang dalam setiap rangkuman
yang al-faqir kirimkan, karena ada permintaan dari Al Ustdz untuk tidak
mencantumkannya. Karena disamping mengunakan kitab utama, beliau juga
mengunakan kitab-kitab lain sebagai referensi untuk memperjelas dalam
menerangkan permasalahan yang ada dalam kitab utama yang dibaca, harap dapat di
maklum, terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Diterbitkan
dalam rangka mengajak untuk menghadiri Majlis
Ta’lim AL KIFAHI AL TSAQAFY. Kritik & Saran dapat disampaikan melalui
E-mail: hsn_5805@yahoo.co.id
Ingin
mendapatkan kiriman ringkasan ta’lim secara rutin silahkan gabung di Facebook
Group Majlis Ta’lim AL KIFAHI AL TSAQAFY:
http://www.facebook.com/groups/alkifahi/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar