Pokok
Bahasan : TAUHID
Judul : Arkanul Iman
Nara
Sumber : Al
Ustdz. Al Habib Umar bin Abdurrahman Assegaf
Ketahui
oleh kamu bahwa Keimanan kepada Alloh adalah tidak adanya keraguan tentang
keyakinan kepada Alloh. Alloh adalah Esa dalam Zat-Nya dan tidak ada yang
sebanding dengan Zat Alloh. Kita sebagai manusia juga esa, akan tetapi keesaan
kita masih memiliki bagian-bagian seperti kepala, badan, tangan, kaki dan
lain-lain. Sedangkan keesaan Alloh adalah mutlaq tanpa dapat dibagi-bagi.
Alloh
Maha Melihat dan Maha Mendengar, kita pun dapat melihat dan mendengar, tetapi
penglihatan dan pendengaran kita terbatas, apabila ada halangan/hijab, maka
pandangan atau pendengaran kita juga akan terhalang. Akan tetapi tidak demikian
dengan pandangan dan pendengaran Alloh yang tidak dapat terhalang dengan apapun
juga.
Bagi
Alloh tidak ada sekutu bagi-Nya dalam hal ke-Tuhan-an, yaitu hanya Alloh saja
yang berhaq untuk disembah.
Alloh
bersifat Qodim: tidak adanya permulaan dan akhir bagi adanya Alloh. Alloh kekal
abadi dan lestari, tidak ada batas keabadian bagi Alloh. Sedangkan bagi manusia
ada awal permulaan dan akhir dari kehidupan yang telah ditentukan.
Kita
pun wajib beriman kepada Malaikat. Malaikat adalah hamba-hamba yang dimulyakan Alloh.
Para malaikat tidak pernah membangkang/durhaka atas apa yang Alloh perintahkan.
Malaikat-malaikat benar dengan apa-apa yang disampaikan/ dibertakannya.
Kita
pun wajib percaya kepada Kitab-Kitab dan Suhuf-Suhuf yang Samawi yang Alloh
sampaikan kepada Nabi dan Rasul-Nya. Qalam Alloh yang Qodim adalah Qalam yang
berada pada Zat Alloh, tidak ada suara, huruf, baris ataupun harokat. Al-Qur’an
yang berada pada kita sama dengan Al-Qur’an yang berada di Lauhil-Mah’fudz. Dan
sesungguhnya yang terkandung dalam Al-Qur’an adalah kebenaran yang nyata.
Kita
pun harus pula meyakini/megimani Rasul-Rasul dan Nabi-Nabi Alloh. Alloh
mensucikan mereka dari hal-hal yang buruk, mereka terpelihara dari dosa-dosa
yang kecil maupun dosa-dosa yang besar (Ma’shum), baik sebelum jadi Nabi/Rasul
maupun setelah jadi Nabi/Rasul.
Apa
yang tercantum di dalam Al-Qur’an bahwa Nabi Adam AS. telah bermaksiat kepada Alloh
dengan memakan buah quldhi, akan tetapi pengertiannya tidak demikian. Adalah
wajar bagi seorang Tuan (yaitu:Alloh) dapat berkata/berbuat apa saja kepada
hambanya (yaitu: Nabi Adam AS.)
Perbuatan
yang terlihat bagus dilakukan oleh seorang muslim yang beribadah (Abror),
tetapi akan terlihat jelek atau tidak pantas bila dilakukan/dikerjakan oleh
seorang yang telah mempunyai kedudukan sebagai Ulama Sholihin (Muqorobin).
Sebagai contoh: Seorang Abror masih terlihat pantas bila mengunakan celana
model Jean’s yang tertutup aurotnya. Akan tetapi celana Jean’s akan terlihat
jelek dan tidak pantas bila digunakan oleh para Muqoribin. Demikian halnya
dengan perbuatan Nabi Adam yang memakan buah Quldhi, bila yang melakukannya
hanyalah seorang Abror, maka hal tersebut masih terlihat pantas, akan tetapi
karena yang melakukannya adalah seorang Nabi yang begitu dekat kedudukannya kepada
Alloh, maka terlihat menjadi jelek.
Dan
kitapun harus meyakini akan adanya hari akhir (Qiamat), yaitu meyakini adanya
kematian sampai apa yang terjadi padanya dan apa yang meliputi atas kematian
itu, yaitu adanya pertanyaan 2 malaikat, nikmat atau ahzab kubur, kebangkitan
dari kubur, balasan, hisab (perhitungan), mizan (timbangan), siraj’ (jembatan),
jannah (surga) atau Nar’ (neraka).
Dan
kita harus pula percaya pada taqdir. Meyakini apa yang Alloh tentukan pada masa
lalu yang mesti terjadi. Dan apa yang tidak Alloh tentukan mustahil terjadinya.
Dan bahwasanya Alloh menentukan yang baik dan yang buruk sebelum penciptaan
mahluk. Dan bahwasanya seluruh kejadian terjadi dengan ketentuan Qodar dan
Taqdirnya.
Hadist
Riwayat Imam Ahmad, Imam Hakim dan Abi Hurairah RA., Rasululloh SAW.
bersabda: “Perbaharui kamu punya iman.” Sohabat bertanya: “Bagaimana
kami memperbaharui iman kami Ya Rasululloh?” Rasululloh berkata: “LAA
ILAAHA ILLALLAAH”.
Hadist
Riwayat Syechon (Imam Bukhari & Imam Muslim) dari Utsman bin Malik, Rasululloh
SAW. bersabda: “Bahwasanya Alloh mengaharamkan atas api neraka siapa orang
yang mengucapkan LAA ILAAHA ILLALLAAH dengan mengharapkan keridhoan Alloh.”
Hadist
Riwayat Abu Assyahir dan Imam Ali RA., bersabda Rasululloh SAW.: “Menyampaikan
kepadaku Jibril AS., berkata Alloh SWT.: “LAA ILAAHA ILLALLAAH adalah
benteng-Ku, siapa orang yang memasuki benteng-Ku maka ia akan selamat dari
ahzab-Ku”
CATATAN:
Ini saja yang dapat al-faqir rangkum
dari isi penjelasan ta’lim yang begitu luas yang disampaikan oleh Al Ustdz. Al
Habib Umar bin Abdurrahman Assegaf. Semoga rangkuman ini dapat bermanfaat dan
menjadi motivasi dalam menuntut ilmu.
Kebenaran
Mutlaq milik Alloh dan Segala Kekhilafan adalah dari pribadi Al-faqir sendiri.
Segala kelebihan dan kekurangan yang Al-faqir sampaikan dalam ringkasan ini
mohon dibukakan pintu maaf yang seluas-luasnya.
Karena
keterbatasan ilmu yang Al-faqir miliki, maka Al-faqir tidak membuka forum Tanya
Jawab dalam Blog ini.
Ucapan
terima kasih yang sebesar-besarnya al-faqir haturkan kepada Syaidil Walid Al
Ustdz Al Habib Umar bin Abdurrahman Assegaf yang telah memberikan izin kepada
al-faqir untuk dapat menyebarluaskan isi ta’lim di Majlis Ta’lim AL KIFAHI AL TSAQAFY, dan tal lupa ucapan terima
kasih al-faqir sampaikan untuk H. Aun Mustofa yang telah mengizinkan al-faqir
untuk menggunakan fasilitas kantor untuk membuat ringkasan ta’lim ini.
Afwan
Al-faqir tidak mencantumkan nama kitab dan pengarang dalam setiap rangkuman
yang al-faqir kirimkan, karena ada permintaan dari Al Ustdz untuk tidak
mencantumkannya. Karena disamping mengunakan kitab utama, beliau juga
mengunakan kitab-kitab lain sebagai referensi untuk memperjelas dalam
menerangkan permasalahan yang ada dalam kitab utama yang dibaca, harap dapat di
maklum, terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Diterbitkan
dalam rangka mengajak untuk menghadiri Majlis
Ta’lim AL KIFAHI AL TSAQAFY. Kritik & Saran dapat disampaikan melalui
E-mail: hsn_5805@yahoo.co.id
Ingin
mendapatkan kiriman ringkasan ta’lim secara rutin silahkan gabung di Facebook
Group Majlis Ta’lim AL KIFAHI AL TSAQAFY:
http://www.facebook.com/groups/alkifahi/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar