Pokok
Bahasan : TASAWUF
Judul : Menjauhi Perbutan Namimah & Ghibah
Nara
Sumber : Al
Ustdz. Al Habib Umar bin Abdurrahman Assegaf
Al Habib
Abdullah bin Alwi Al Haddad berkata: “Hendaklah kamu mau merangkul/
menjinakkan hati-hati kaum muslimin yang mempunyai tujuan dan keinginan yang
berbeda agar dapat dicari persamaan dan titik temu. Jangan memperlebar
perbedaan dan menjadikannya permusuhan. Hendaklah kita saling
hormat-menghormati, cinta- mencintai, menampakan kebaikan-kebaikan mereka dan
jangan menonjolkan permusuhan, serta tutupi kejelekan-kejelekan mereka.
Ada
pengalaman pribadi dari guru kita (Al
Ustdz Al Habib Umar bin Abdurrahman Assegaf), beliau pernah bergaul dengan
salah seorang dari kelompok LDII, orang LDII ini secara terus terang mengatakan
kepada guru kita bahwa ia tidak percaya akan adanya habib. Guru kita tidak
menanggapinya dengan emosi, beliau tetap merangkul dan mengajaknya agar tetap
terus mengaji. Pada akhirnya orang LDII ini lama-kelamaan mulai menyadari atas
kekeliruan dari keyakinan kelompoknya, ia pun berusaha mengajak istrinya agar meninggalkan paham yang selama
ini diyakini, akan tetapi istrinya tidak mau mengikuti jejaknya, hingga ia
akhirnya menceraikan istrinya tersebut dan mencari istri baru yang sepaham
dengan keyakinannya yang baru yaitu Ahlusunnah Waljama’ah.
Dalam
kita mendamaikan dua orang atau dua kelompok yang berselisih, maka pahalanya
melebihi dari pahala shalat sunnah, melebihi dari pahala puasa sunnah ,
terutama bila perselisihan yang terjadi antara anak dan orang tuanya.
Sebagaimana
Hadist dari Rasululloh (yang terjemahan bebasnya): “Maukah kamu aku kasih tau
tentang 1 derajat yang lebih tinggi dari shalat sunnah yang dilakukan
terus-menerus dan puasa sunnah yang dilakukan terus-menerus, yaitu mendamaikan
2 kelompok yang berselisih.”
Memadamkan/meredam
fitnah yang terjadi di satu kaum atau mendamaikan antara dua orang atau dua
kelompok yang berselisih. Membiarkan kerusakan/fitnah yang terjadi diantara 2
orang atau 2 kelompok dapat menghilangkan pahala kita.
Harus
menjadi pegangan anak: Betapapun salahnya orang tua, maka harus tetap dihormati
dan dihargai pendapatnya.
Jangan
pisahkan diantara dua saudara atau dua kelompok orang dengan Namimah (adu
domba) & Ghibah. Karena keduanya sangat besar pengaruhnya bagi seseorang
dan sangat besar dosanya disisi Alloh SWT.
Namimah adalah: Kamu
bawa perkataan dari satu orang kepada orang yang lain dengan tujuan untuk
merusak hubungan keduanya. Orang yang melakukan Namimah disebut Namam. Jangan
kita langsung percaya apabila ada orang yang menyampaikan bahwa seseorang
berkata tidak baik tentang kita, tetapi kita harus melakukan Tabayun
(klarifikasi) terlebih dahulu. Jangan langsung percaya dengan bertindak
refresif, sehingga kamu akan menyesali tindakanmu.
Dalam
suatu riwayat Rasululloh SAW. mengutus satu orang untuk menemui satu kaum
dengan maksud baik dan kaum yang akan dijumpai oleh utusan Rasululloh tersebut
berencana akan mengadakan upacara penyambutan yang meriah, akan tetapi ada satu
orang dari kaum tersebut yang tidak menyenangi dengan hungan baik antara Rasululloh
dan kaumnya. Maka orang tersebut berusaha mengadu domba dengan mengatakan
kepada Rasululloh bahwa kaumnya bermaksud akan membunuh utusan yang dikirim Rasululloh.
Mendengar aduan dari orang tersebut Rasululloh langsung percaya dan segera
menyiapkan bala tentaranya dengan maksud menyerang kaum tersebut, akan tetapi Alloh
memberikan peringatan kepada Rasululloh melalui turunnya ayat Al Qur’an,
sehingga tidak sampai terjadi peperangan.
Rasululloh
bersabda: “Tidak akan masuk Syurga orang yang menyebarkan fitnah.” Orang yang
paling dibenci Alloh adalah orang yang keluar masuk pintu atau kampung dengan
menyebarkan fitnah.
Ghibah adalah: kamu
sebutkan seseorang yang tidak ada dihadapanmu, yang bila ia ada dihadapanmu
tentunya ia akan merasa tidak senang, tentunya sesuatu yang tidak baik yang
kamu sampaikan.
Hadist
Riwayat Abu Hurairah (terjemahan bebasnya): “Ghibah adalah kamu menyebutkan
tentang saudara kamu tentang apa yang ia tidak senangi. Ada salah satu sohabat
yang bertanya bagaimana bila apa yang disampaikan tentangnya adalah benar. Rasululloh
menjawab: bila benar apa yang dikatakannya, maka sesungguhnya ia telah berbuat
ghibah.”
Dosa
ghibah lebih besar dari pada dosa zinah. Orang yang mati dan belum sempat tobat
dari dosa ghibah, maka ia akan masuk Neraka paling awal dan masuk Syurga paling
akhir.
Dalam
suatu riwayat Nabi Musa AS. dan kaumnya mengalami musim kemarau yang panjang,
sehingga mengalami kekeringan. Nabi Musa AS. mengajak umatnya untuk mengadakan
munajat kepada Alloh agar diturunkan hujan kepada mereka. Akan tetapi Alloh
tidak mengabulkan doa dan hajat mereka. Nabi Musa AS. bertanya kepada Alloh
mengapa Alloh tidak mengabulkan doanya dan doa umatnya. Alloh berkata: Aku
tidak mengabulkan doamu dan doa kaummu, karena masih ada orang yang suka
berbuat ghibah diantara kaummu. Nabi Musa bertanya kembali: Siapakah mereka
Ya Alloh? Mohon tunjukkan kepadaku siapa
orangnya? Alloh menjawab: Aku tidak mengabulkan doamu karena ada yang berbuat
ghibah diantaramu, tetapi kamu malah memintaku untuk berbuat ghibah. Akhirnya
Nabi Musa AS. mengajak kaumnya untuk bertobat, dan akhirnya Alloh menurunkan
hujan atas mereka.
CATATAN:
Ini saja yang dapat al-faqir rangkum
dari isi penjelasan ta’lim yang begitu luas yang disampaikan oleh Al Ustdz. Al
Habib Umar bin Abdurrahman Assegaf. Semoga rangkuman ini dapat bermanfaat dan
menjadi motivasi dalam menuntut ilmu.
Kebenaran
Mutlaq milik Alloh dan Segala Kekhilafan adalah dari pribadi Al-faqir sendiri.
Segala kelebihan dan kekurangan yang Al-faqir sampaikan dalam ringkasan ini
mohon dibukakan pintu maaf yang seluas-luasnya.
Karena
keterbatasan ilmu yang Al-faqir miliki, maka Al-faqir tidak membuka forum Tanya
Jawab dalam Blog ini.
Ucapan
terima kasih yang sebesar-besarnya al-faqir haturkan kepada Syaidil Walid Al
Ustdz Al Habib Umar bin Abdurrahman Assegaf yang telah memberikan izin kepada
al-faqir untuk dapat menyebarluaskan isi ta’lim di Majlis Ta’lim AL KIFAHI AL TSAQAFY, dan tal lupa ucapan terima
kasih al-faqir sampaikan untuk H. Aun Mustofa yang telah mengizinkan al-faqir
untuk menggunakan fasilitas kantor untuk membuat ringkasan ta’lim ini.
Afwan
Al-faqir tidak mencantumkan nama kitab dan pengarang dalam setiap rangkuman
yang al-faqir kirimkan, karena ada permintaan dari Al Ustdz untuk tidak
mencantumkannya. Karena disamping mengunakan kitab utama, beliau juga
mengunakan kitab-kitab lain sebagai referensi untuk memperjelas dalam
menerangkan permasalahan yang ada dalam kitab utama yang dibaca, harap dapat di
maklum, terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Diterbitkan
dalam rangka mengajak untuk menghadiri Majlis
Ta’lim AL KIFAHI AL TSAQAFY. Kritik & Saran dapat disampaikan melalui
E-mail: hsn_5805@yahoo.co.id
Ingin
mendapatkan kiriman ringkasan ta’lim secara rutin silahkan gabung di Facebook
Group Majlis Ta’lim AL KIFAHI AL TSAQAFY:
http://www.facebook.com/groups/alkifahi/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar