Rabu, 15 Juli 2015

TASAWUF - Menerima dan Membalas Kebaikan Orang Mu’min



Pokok Bahasan     :  TASAWUF
Judul                    :  Menerima dan Membalas Kebaikan Orang Mu’min
Nara Sumber        :  Al Ustdz. Al Habib Umar bin Abdurrahman Assegaf


Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Hendaknya kamu merasa sedih/resah/prihatin disebabkan bala/musibah atau naiknya harga-harga yang menimpa kaum muslimin. Menujulah kamu kepada Alloh degan berdoa, agar Alloh mengangkat bala/musibah dan hendaknya menerima semua itu dengan ikhlas, jangan mengeluh dan jangan membanding-bandingkan dengan orang yang tidak beriman yang tidak mendapatkan bala/musibah. Serahkan semuanya kepada Alloh, karena kita tidak mengetahui rahasia/hikmah dari bala/musibah yang terjadi.

Dalam sebuah hadist Rasululloh bersabda: “Siapa orang yang tidak merasa resah/ gelisah dengan kesusahan yang menimpa orang muslim maka ia bukan termasuk golongan kami.”

Perumpamaan orang muslim dalam kecintaan/kesayangan kepada sesama muslim sebagaimana perumpamaan 1 badan. Bila 1 anggota badan mengalami sakit, maka anggota badan yang lain juga akan merasakan sakit pula. Misalnya bila gigi sedang sakit, maka mata sulit untuk terpejam, kepala menjadi pusing dan anggota badan yang lain juga ikut merasakan sakit.

Rasululloh bersabda: “Bila memberikan kepada kamu seorang mu’min kebaikan, maka balas pemberian itu dengan menerima, menghargai, dan mensyukuri pemberian itu dan balas kebaikannya itu dengan yang lebih baik lagi.”  “Saling memberi hadiah akan saling cinta-mencintai.”

Jika kamu tidak mampu membalas kebaikan yang orang lain berikan atau ia terbilang dari orang yang tidak mau menerima imbalan, maka doakan dia. Siapa orang yang berbuat kebaikan kepada kamu satu kebaikan maka balas itu kebaikan, bila kamu tidak dapat membalasnya maka doakan dia, sehingga kamu mengetahui bahwa kamu telah membalas kebaikannya dengan Alloh mengabulkan doamu.

Rasululloh bersabda: “Andaikata aku dihadiahkan/diundang makan dengan sedikit daging anak sapi liar atau anak kuda, maka akan aku terima hadiannya/ undangannya.”  Dari hadist ini Rasululloh menunjukkan bahwa ia tidak ingin mengecewakan orang yang memberi hadiah atau mengundangnya, meskipun ia tidak suka dengan hadiah atau suguhan yang diberikan kepadanya.

Siapa orang yang mengucapkan: “Jazakaullah Khoiron Katsiro” (Semoga Alloh membalas kebaikanmu), sesungguhnya ia telah sampai pada puncak pujian.

Jangan kamu sekali-kali membuat luka hati seorang muslim. “Melukai hati seorang muslim dosanya lebih besar dari pada menghancurkan 60 Ka’bah” (hadist). Dengan jalan kamu menolak kebaikan yang diberikan oleh orang mu’min karena kesombongan. Padahal kamu mengetahui bahwa pada hakekatnya pemberian yang diberikannya adalah berasal dari Alloh, ia hanya sebagai perantara yang Alloh tundukan ia punya kaki dan dia orang yang Alloh paksa untuk datang kepadamu.

Dalam sebuah Hadist Rasululloh bersabda: “Siapa orang yang datang padanya sesuatu yang tanpa ia minta dan jiwanya tidak mengharapkan sesuatu pemberian, kemudian kamu menolaknya, maka pada hakekatnya ia telah menolak pemberian Alloh.”

Dalam menolak pemberian orang itu ada penyakit hati yang besar, yaitu kesombongan. Pada umumnya orang diberi watak/naluri akan mengagungkan atau menganggap waro’/zuhud dari orang yang menolak pemberian orang lain. Sebagian ahli ibadah ada yang terdorong untuk menolak pemberian orang untuk menampakkan bahwa ia ahli zuhud. Karena ia menginginkan kedudukan/ kehormatan disisi mereka, padahal ia butuh dengan pemberian itu. Sebagian orang yang kwalitas keimanannya sudah tinggi, ia menerima semua pemberian dan secara sembunyi-sembunyi diberikan lagi kepada orang lain (disedekahkan).

Terkadang Wajib atau Sunnah bagi kita untuk menolak pemberian orang lain, diantaranya adalah:
Ø Orang yang membawakan kepada kita sesuatu yang kamu ketahui/sangka dengan alamat yang kuat bahwa makanan atau benda yang dibawanya itu adalah makanan haram atau berasal dari uang yang haram.
Ø Datang kepada kita orang yang membawa zakat, karena ia menduga bahwa kita termasuk orang yang berhaq menerima zakat. Maka tolak itu pemberian atau jika ia memaksa maka terima sebagai wakil untuk disalurkan kepada orang yang lebih berhaq menerimanya.
Ø Orang yang memberikan kepada kita adalah orang yang zholim (suka memalak/ merampas haq orang), kita khawatir jika kita menerima pemberiannya maka kita akan cinta/perhatian kepadanya. Dalam sebuah hadist Rasululloh bersabda: “Manusia adalah budaq sahaya pada orang yang berbuat baik kepadanya.”  Pada saatnya nanti kamu akan mencari cara/upaya untuk dapat membela perilakunya yang tidak baik.
Ø Timbul sangkaan yang kuat dalam hati kita, bila kita menerima pemberiannya, maka ia menjadi tidak menerima nasehat-nasehat kamu yang baik-baik, maka tolak pemberiannya.
Ø Jika kamu mengetahui maksud dari pemberiannya itu adalah untuk menyesatkan kita, maka tolak itu pemberian. Dengan menerima pemberiannya nama kita akan menjadi rusak/cacat. Dan dengan menerima pemberiannya maka kita khawatir akan membantu dia dalam mengerjakan perbuatannya yang bathil.


CATATAN:
Ini saja yang dapat al-faqir rangkum dari isi penjelasan ta’lim yang begitu luas yang disampaikan oleh Al Ustdz. Al Habib Umar bin Abdurrahman Assegaf. Semoga rangkuman ini dapat bermanfaat dan menjadi motivasi dalam menuntut ilmu.
Kebenaran Mutlaq milik Alloh dan Segala Kekhilafan adalah dari pribadi Al-faqir sendiri. Segala kelebihan dan kekurangan yang Al-faqir sampaikan dalam ringkasan ini mohon dibukakan pintu maaf yang seluas-luasnya.
Karena keterbatasan ilmu yang Al-faqir miliki, maka Al-faqir tidak membuka forum Tanya Jawab dalam Blog ini.
Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya al-faqir haturkan kepada Syaidil Walid Al Ustdz Al Habib Umar bin Abdurrahman Assegaf yang telah memberikan izin kepada al-faqir untuk dapat menyebarluaskan isi ta’lim di Majlis Ta’lim AL KIFAHI AL TSAQAFY, dan tal lupa ucapan terima kasih al-faqir sampaikan untuk H. Aun Mustofa yang telah mengizinkan al-faqir untuk menggunakan fasilitas kantor untuk membuat ringkasan ta’lim ini. 
Afwan Al-faqir tidak mencantumkan nama kitab dan pengarang dalam setiap rangkuman yang al-faqir kirimkan, karena ada permintaan dari Al Ustdz untuk tidak mencantumkannya. Karena disamping mengunakan kitab utama, beliau juga mengunakan kitab-kitab lain sebagai referensi untuk memperjelas dalam menerangkan permasalahan yang ada dalam kitab utama yang dibaca, harap dapat di maklum, terima kasih. 

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Diterbitkan dalam rangka mengajak untuk menghadiri Majlis Ta’lim AL KIFAHI AL TSAQAFY. Kritik & Saran dapat disampaikan melalui E-mail:  hsn_5805@yahoo.co.id

Ingin mendapatkan kiriman ringkasan ta’lim secara rutin silahkan gabung di Facebook Group Majlis Ta’lim AL KIFAHI AL TSAQAFY: http://www.facebook.com/groups/alkifahi/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar