Pokok
Bahasan : TASAWUF
Judul : Menghormati Ulama, Umaro dan Orang Tua
Nara
Sumber : Al
Ustdz. Al Habib Umar bin Abdurrahman Assegaf
Hendaknya
kamu menghormati kaum muslimin (baik laki-laki ataupun perempuan), jangan hina kaum
muslimin. Jangan kita merendahkan mereka karena melihat pakaian yang
lusuh/kotor ataupun keadaan fisik mereka yang kurang enak dilihat, karena kita
tidak mengetahui kemungkinan mereka mempunyai kedudukan yang tinggi di sisi Alloh
SWT., terutama sekali kepada orang-orang yang Alloh mulyakan seperti kaum
ulama. Alloh menolak ahzab seratus rumah yang disekitarnya ada orang sholeh.
(Hadist)
Ibnu Abbas berkata: “Bagi ulama ada derajat yang tingkatnya
melebihi dari kaum muslimin yang biasa (tidak berilmu), jarak derajat seorang
ulama dengan orang yang tidak berilmu sebanyak 700 derajat dan satu derajat
jaraknya 500 tahun.”
Imam Gozali berkata: “Orang alim saat ia hidup kadang dilupakan
orang, akan tetapi setelah ia wafat baru orang menyadari dan merasa kehilangan
mereka karena belum sempat mengambil ilmu dari mereka.”
Rasululloh
SAW. bersabda:
“Ulama-ulama umatku kedudukannya lebih
tinggi dari pada Nabi-nabi Bani Israil.”
Satu
rokaat yang dikerjakan oleh orang alim lebih afdol nilainya bila dibandingkan
dengan 1.000 rokaat yang dikerjakan oleh orang jahil (bodoh). Siapa orang yang
meninggal dunia saat ia masih dalam keadaan menuntut ilmu, jarak dia dan
Nabi-Nabi hanya 1 derajat. Terkadang orang yang sudah terkenal menjadi malu
untuk menuntut ilmu, padahal kewajiban menuntut ilmu itu dari ayunan hingga
liang kubur.
Imam Syafi’i dengan
tawadhu (rendah hati) berkata: “Aku cinta
dengan orang sholeh meskipun aku bukan termasuk orang sholeh. Semoga
kecintaanku menjadi syafa’at untukku di akhirat kelak. Dan aku benci dengan
orang yang suka berbuat maksiat, meskipun aku sama-sama suka berbuat maksiat.”
Mendengar
perkataan gurunya yang tawadhu, maka Iman
Ahmad bin Hambal berkata: “Engkau
cinta dengan orang sholeh dan engkau bagian dari orang sholeh, dari engkau kelak
syafaat akan kami dapatkan. Engakau benci dengan orang yang suka berbuat
maksiat, semoga engkau dijauhi dari orang-orang yang suka berbuat maksiat.”
Setelah
kewajiban menghormati ulama, maka kewajiban berikutnya adalah menghormati umaro
(pemimpin), karena tanpa mereka kehidupan kita bisa kacau karena tidak ada
hukum yang ditaati.
Siapa
orang yang menghormati orang tua, maka dia akan dihormati saat ia memasuki usia
tua. Orang yang manghormati orang tua, maka Alloh akan panjangkan umurnya
sehingga saat dia tua akan ada orang yang menghormatinya. Suatu pekerjaan yang
tidak menyertakan orang tua, maka tunggu akan kehancurannya. Jadikan mereka
penasehat dalam suatu pekerjaan karena mereka telah banyak memperoleh
pengalaman dari kehidupannya.
Bila
kamu menakuti, mengejek, mengolok-olok orang tua atau memandang muslimin dengan
pandangan penghinaan, itu merupakan ahlaq yang membawa kesialan dan pekerjaan
yang tercela.
Dalam
suatu hadist Rasululloh bersabda: “Tidak termasuk dalam golongan kami, orang
yang tidak menghormati yang lebih tua dan mengasihi yang lebih muda.”
Syaidina
Ali mengamalkan ini hadist, dalam suatu riwayat saat beliau masih muda. Dalam
riwayat tersebut disebutkan bahwa Syadina Ali sedang bergegas untuk menunaikan
Shalat Subuh berjama’ah bersama Rasululloh, saat dia akan menuju ke masjid, dia
melihat seorang kakek sedang berada di depannya, dia tidak berusaha mendahului
orang tua tersebut, akan tetapi dia tetap berjalan di belakangnya. Setelah
sampai di masjid ternyata orang tua tersebut tidak masuk ke masjid, melainkan
hanya melewatinya, ternyata orang tua tersebut adalah seorang yahudi. Saat
Syaidina Ali berada di dalam masjid, Syaidina Ali melihat Rasululloh dalam
posisi ruku pada rakaat yang kedua, Syaidina Ali mengucapkan syukur dengan
berkata: “Alhamdulillah aku masih dapat 1 rakaat berjama’ah”. Pada saat bangun
dari ruku Rasululloh tidak mengucapkan: “Allohu Akbar” sebagimana biasanya,
tetapi Rasululloh mengucapkan: “Samii Allohuliman Hamiddah” (Alloh mendengar
orang yang memuji-Nya). Saat shalat Subuh telah selesai jama’ah yang lain
bertanya kepada Rasululloh. Mereka bertanya mengapa Shalat Shubuh kali ini ruku
keduanya begitu lama dan saat bangun dari ruku tidak mengucap “Allohu Akbar”
seperti biasanya tetapi mengucapkan “Samii Allohuliman Hamiddah”. Rasululloh
menjelaskan, bahwa saat ruku kedua Malaikat Jibril diperintahkan Alloh
membentangkan sayapnya untuk menahan
rukuku dan Alloh memerintahkan aku untuk mengucapkan “Samii Allohuliman
Hamiddah” saat bangkit dari ruku. Peristiwa ini terjadi karena ada seorang
pemuda yang menghormati orang tua, yaitu Syaidina Ali Karma Allohu Wajhah.
“Cukuplah
seseorang dikatakan jahat/tidak baik bila ia menghina saudaranya yang muslim.” (Hadist)
CATATAN:
Ini saja yang dapat al-faqir rangkum
dari isi penjelasan ta’lim yang begitu luas yang disampaikan oleh Al Ustdz. Al
Habib Umar bin Abdurrahman Assegaf. Semoga rangkuman ini dapat bermanfaat dan
menjadi motivasi dalam menuntut ilmu.
Kebenaran
Mutlaq milik Alloh dan Segala Kekhilafan adalah dari pribadi Al-faqir sendiri.
Segala kelebihan dan kekurangan yang Al-faqir sampaikan dalam ringkasan ini
mohon dibukakan pintu maaf yang seluas-luasnya.
Karena
keterbatasan ilmu yang Al-faqir miliki, maka Al-faqir tidak membuka forum Tanya
Jawab dalam Blog ini.
Ucapan
terima kasih yang sebesar-besarnya al-faqir haturkan kepada Syaidil Walid Al
Ustdz Al Habib Umar bin Abdurrahman Assegaf yang telah memberikan izin kepada
al-faqir untuk dapat menyebarluaskan isi ta’lim di Majlis Ta’lim AL KIFAHI AL TSAQAFY, dan tal lupa ucapan terima
kasih al-faqir sampaikan untuk H. Aun Mustofa yang telah mengizinkan al-faqir
untuk menggunakan fasilitas kantor untuk membuat ringkasan ta’lim ini.
Afwan
Al-faqir tidak mencantumkan nama kitab dan pengarang dalam setiap rangkuman yang
al-faqir kirimkan, karena ada permintaan dari Al Ustdz untuk tidak
mencantumkannya. Karena disamping mengunakan kitab utama, beliau juga
mengunakan kitab-kitab lain sebagai referensi untuk memperjelas dalam
menerangkan permasalahan yang ada dalam kitab utama yang dibaca, harap dapat di
maklum, terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Diterbitkan
dalam rangka mengajak untuk menghadiri Majlis
Ta’lim AL KIFAHI AL TSAQAFY. Kritik & Saran dapat disampaikan melalui
E-mail: hsn_5805@yahoo.co.id
Ingin
mendapatkan kiriman ringkasan ta’lim secara rutin silahkan gabung di Facebook
Group Majlis Ta’lim AL KIFAHI AL TSAQAFY:
http://www.facebook.com/groups/alkifahi/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar