Pokok
Bahasan : TASAWUF
Judul : Berbakti Kepada Kedua Orang Tua
Nara
Sumber : Al
Ustdz. Al Habib Umar bin Abdurrahman Assegaf
Dan
hendaklah kamu berbakti kepada kedua orang tua kamu. Karena berbakti pada kedua
orang tua merupakan kewajiban yang paling Alloh wajibkan. Hendaklah kamu
berhati-hati dalam berkata-kata dengan kedua orang tua, karena dosa kepada
mereka termasuk dosa-dosa yang paling besar.
Jangan
kamu menyembah selain kepada Alloh dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua.
Perintah berbuat baik kepada kedua orang tua mengiringi perintah untuk
menyembah Alloh, hal ini menandakan bahwa betapa pentingnya berbakti kepada
kedua orang tua.
Bagaimanapun
keadaan orang tua kita, kita wajib toat dan patuh kepada mereka. Terkadang ada
orang tua yang ‘menyia-nyiakan’ anaknya, meskipun demikian masih tetap ada
kewajiban anak untuk berbakti kepada mereka. “Berbaktilah kamu orang tuamu,
maka anak-anakmu akan berbakti kepadamu.” (Hadist)
Syaidina Umar pernah berkata: “Bila anak sakit
maka bapak dan ibunya berusaha dan berdoa agar anaknya cepat sembuh. Akan
tetapi bila orang tua yang sakit, maka anaknya mengeluh kapan orangtuanya
meninggal karena merasa letih mengurus mereka.” Celaka anak yang tidak berbakti
kepada orang tuanya.
“Hendaklah
kamu bersyukur kepada Alloh dan kepada kedua orang tuamu.” (Hadist Qudshi).
Hendaklah mencari keridhoan kedua orang tua dan mentaati perintahnya selama
perintah mereka tidak bertentangan dengan perintah Alloh. Dan hendaklah kamu
mematuhi larangan mereka, selama larangan mereka bukan untuk meninggalkan
perintah Alloh yang wajib. Jadi bila orang tua memerintahkanmu untuk
mengerjakan suatu pekerjaan yang berakibat kamu meninggalkan shalat sunnah,
maka masih ada kewajiban bagi kamu untuk mematuhinya.
Dahulukan
kepentingan orang tua di atas kepentingan kita. Utamakan urusan mereka
dibandingkan urusan kita.
Nabi
Musa AS. bertanya kepada Alloh SWT.: “Ya Rabb….. Siapa gerangan yang akan
menjadi temanku di Syurga?” Alloh menjawab: “Silahkan kamu menuju ke pasar dan
temui seorang tukang daging, karena dialah kelak yang akan menjadi temanmu di
Syurga.” Nabi Musa AS. ingin mengetahui amalan istimewa apa yang dikerjakan
oleh tukang daging sehingga mendapatkan kehormatan menjadi temanku di Syurga.
Nabi Musa AS. kemudian menuju ke pasar dan ia memperhatikan apa yang dikerjakan
oleh tukang daging tersebut. Nabi Musa AS. melihat tukang daging memisahkan
potongan daging yang terbaik dan membungkusnya. Nabi Musa AS. menghampiri
tukang daging tersebut, tukang daging tidak mengetahui bahwa orang yang
menemuinya adalah Nabi Musa AS. seorang Rasululloh. Setelah daging yang
dijualnya habis, dengan ramah tukang daging menawarkan kepada Nabi Musa untuk
singgah kerumahnya, tak lupa tukang daging membawa potongan daging yang ia
pisahkan tadi dan membawa keranjang yang ditutup dengan tirai. Sesampainya di
rumah, tukang daging memasak daging yang tadi di bawanya dan menghidangkannya
untuk Nabi Musa dan iapun menyiapkan satu hidangan lagi. Nabi Musa
memperhatikan perbuatan tukang daging tersebut, ia melihat tukang daging
memasukan dua kali suapan ke arah keranjang yang bertirai dan baru memasukan
satu suapan ke mulutnya. Tidak beberapa lama ada suara ketukan dari pintu,
tukang daging beranjak pergi dan menemui tamu yang baru datang. Kesempatan ini
tidak disia-siakan oleh Nabi Musa, karena penasaran ia menyingkap tirai
keranjang yang tadi dimasukkan makanan oleh tukang daging. Nabi Musa kaget,
ternyata di dalam keranjang tersebut ia melihat ada 2 orang manusia yang sudah
tua renta, karena saking tuanya terlihat seperti anak burung yang tanpa bulu,
kedua orang tersebut terlihat kurus
seperti tulang berbalut kulit. Kedua orang tersebut tersenyum ke arah Nabi
Musa, kemudian mereka mengucapkan dua kalimat syahadat: “Asshaduanlaa Illaaha
IlaAlloh Wa’ashaduu Musa Rasulloh.” Kemudian kedua orang tersebut menghembuskan
nafas terakhirnya. Tak lama kemudian tukang daging kembali, begitu melihat
kedua orang tuanya telah meninggal, tukang daging tersebut mencium tangan Nabi
Musa AS. dan diapun mengucapkan dua kalimat syahadat. Nabi Musa merasa heran
dan bertanya, siapa yang memberitahumu bahwa aku adalah Rasululloh? Tukang
daging tersebut menjelaskan, keranjang yang aku bawa-bawa kemanapun aku pergi
adalah berisi kedua orang tuaku yang sudah tua renta. Aku takut meningalkan
mereka, karena khawatir dengan keselamatan keduanya. Aku tidak akan makan dan
minum sebelum mereka makan dan minum terlebih dahulu. Sering aku mendengar
kedua orang tuaku selalu berdoa agar jangan mencabut nyawa mereka sampai mereka
berjumpa dengan Nabi Musa AS. Begitu aku melihat kedua orang tuaku telah
meninggal, maka aku berkeyakinan bahwa engkau pastilah Musa Rasululloh.
Mendengar penjelasan tersebut, Nabi Musa AS. berkata: “Beruntunlah kamu, kerena
kamu kelak akan menjadi temanku di Syurga.”
Bau
harumnya Syurga akan tercium dalam jarak 1.000 tahun perjalanan. Ada beberapa
golongan manusia yang tidak akan mencium harumnya Syurga, mereka adalah:
-
Orang
yang durhaka kepada orang tuanya.
-
Orang
yang memutuskan hubungan silaturahmi kepada saudaranya.
-
Orang
yang masih melakukan dosa zina meskipun usianya sudah tua.
-
Orang
yang memakai kain hingga menutupi mata kakinya karena kesombongan. Alloh
melarang kita berbuat sombong, karena kesombongan hanya milik Alloh. Dalam
budaya Arab seperti halnya di Yaman memang sudah menjadi kebiasaan mereka
memakai kain jauh di atas mata kaki. Karena pada zama Arab Jahiliyah memakai
kain sampai di bawah mata kaki adalah untuk menunjukkan status kekayaan
(kesombongan) mereka. Akan tetapi dalam kebiasaan di Indonesia, tidak terbiasa
memakai kain terlampau jauh di atas mata kaki. Jadi masih dianggap wajar (tidak
dianggap sombong) memakai kain mendekati mata kaki.
Siapa
orang yang dipagi hari menyenangkan orang tuanya dan ia juga membuat Aku (Alloh)
murka, maka Aku (Alloh) ridho kepadanya. Dan siapa orang yang di pagi hari
menyusahkan orang tuanya dan ia juga membuat Aku senang, maka Aku murka
kepadanya.
Ada
seorang sohabat menemui Rasululloh. “Wahai Rasululloh aku tidak datang kepadamu
untuk hijrah melainkan aku telah membuat menangis kedua orang tuaku.” Rasululloh
berkata: “Kembalilah kepada mereka, buatlah mereka senang, jangan kamu hijrah
bila mereka tidak ridho atas apa yang kamu lakukan.”
Ada
seorang sohabat yang meminta izin untuk ikut berjihad. Rasululloh bertanya:
“Apakah engkau telah mendapatkan izin dari orang tuamu?” Sohabat tersebut
menjawab: “Belum, Ya Rasululloh.” Rasululloh berkata: “Kembalilah kepada
mereka, minta ridho mereka, bila mereka ridho boleh kamu ikut berjihad
bersamaku.”
CATATAN:
Ini saja yang dapat al-faqir rangkum
dari isi penjelasan ta’lim yang begitu luas yang disampaikan oleh Al Ustdz. Al
Habib Umar bin Abdurrahman Assegaf. Semoga rangkuman ini dapat bermanfaat dan
menjadi motivasi dalam menuntut ilmu.
Kebenaran
Mutlaq milik Alloh dan Segala Kekhilafan adalah dari pribadi Al-faqir sendiri.
Segala kelebihan dan kekurangan yang Al-faqir sampaikan dalam ringkasan ini
mohon dibukakan pintu maaf yang seluas-luasnya.
Karena
keterbatasan ilmu yang Al-faqir miliki, maka Al-faqir tidak membuka forum Tanya
Jawab dalam Blog ini.
Ucapan
terima kasih yang sebesar-besarnya al-faqir haturkan kepada Syaidil Walid Al
Ustdz Al Habib Umar bin Abdurrahman Assegaf yang telah memberikan izin kepada
al-faqir untuk dapat menyebarluaskan isi ta’lim di Majlis Ta’lim AL KIFAHI AL TSAQAFY, dan tal lupa ucapan terima
kasih al-faqir sampaikan untuk H. Aun Mustofa yang telah mengizinkan al-faqir
untuk menggunakan fasilitas kantor untuk membuat ringkasan ta’lim ini.
Afwan
Al-faqir tidak mencantumkan nama kitab dan pengarang dalam setiap rangkuman
yang al-faqir kirimkan, karena ada permintaan dari Al Ustdz untuk tidak
mencantumkannya. Karena disamping mengunakan kitab utama, beliau juga
mengunakan kitab-kitab lain sebagai referensi untuk memperjelas dalam
menerangkan permasalahan yang ada dalam kitab utama yang dibaca, harap dapat di
maklum, terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Diterbitkan
dalam rangka mengajak untuk menghadiri Majlis
Ta’lim AL KIFAHI AL TSAQAFY. Kritik & Saran dapat disampaikan melalui
E-mail: hsn_5805@yahoo.co.id
Ingin
mendapatkan kiriman ringkasan ta’lim secara rutin silahkan gabung di Facebook
Group Majlis Ta’lim AL KIFAHI AL TSAQAFY:
http://www.facebook.com/groups/alkifahi/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar