Pokok
Bahasan : TASAWUF
Judul : Berbaik Sangka Kepada Alloh dan Kaum Muslimin
Nara
Sumber : Al
Ustdz. Al Habib Umar bin Abdurrahman Assegaf
Hendaknya
kamu menjenguk orang-orang yang sakit sesuai dengan anjuran dari Rasululloh
saw., terutama sekali bila yang sakit adalah orang tua kita ataupun guru kita.
Menjenguk
orang yang sakit mempunyai manfaat bagi kita agar kita dapat bersyukur atas
karunia kesehatan yang Alloh SWT. berikan. Sedangkan melayat ataupun mengantar jenazah
mempunyai manfaat agar kita dapat bersyukur atas ni’mat panjang umur yang masih
Alloh berikan kepada kita, sehingga kita masih diberi kesempatan untuk bertobat
dan menambah amal kebaikan.
Dalam
menjenguk orang sakit kita niatkan Lillahwafillah, tanpa mengharapkan pujian
dari orang lain ataupun mendapatkan simpati dari si-sakit dan keluarganya.
Kita
perlu terus menjalin silaturahmi dengan teman-teman kita di masa kecil,
teman-teman di masa sekolah, teman-teman kuliah, teman-teman pondok dll.
Cium
tangan kepada yang lebih tua dan berjabat tangan kepada yang lebih muda,
berpelukan kepada sesama muslim menunjukkan ahlaq yang baik. Tunjukkan ahlaq
kita yang baik dengan menegur/menyapa saudara-saudara kita terlebih dahulu
tanpa memandang status sosial ataupun jabatan mereka. Jangan kita menjadi
gengsi untuk menegur/menyapa terlebih dahulu kepada orang yang status sosialnya
terlihat berada di bawah kita.
Bila
berjumpa 2 orang muslim, kemudian saling berjabat tangan, maka Alloh bagikan
kepada keduanya masing-masing 90 rahmat dan 10 rahmat lagi Alloh tambahkan
untuk orang yang paling menampakan kesenangan diantara keduanya.
Menjenguk
orang-orang sakit, terutama bila yang sakit adalah orang susah, maka alangkah
baiknya bila kita memberikan bantuan keuangan agar dapat digunakan untuk biaya
pengobatannya, bukan makanan karena mereka lebih membutuhkan uang dibandingkan
dengan makanan.
Hendaknya
kamu berbaik sangka kepada sesama kaum muslimin, hati-hati kamu berburuk sangka
kepada mereka. Tidak ada kebaikan yang dapat melebihi kebaikan dari 2 sifat
ini, yaitu:
1. Berbaik sangka kepada Alloh
Siapa orang yang ditimpa musibah dan
ia berburuk sangka kepada Alloh, maka ia telah berbuat zholim kepada Alloh.
Bila kita ditimpa kesusahan perbanyaklah ucapkanlah dzikir:
“HasbunAlloh
wani’mal waqil ni’mal mawlaa wani’mannasir” &
“Yaa
Latif…… Ultufbinna fimma zarrot bihil magodhir”
2. Berburuk sangka kepada Kaum Muslimin
Jangan kamu berburuk sangka/su’uzon
atas perbutan kaum muslimin, kemungkinan masih ada kebaikan dari apa yang
mereka kerjakan. Bila ada saudara kita yang berbuat maksiat, maka cegah mereka
agar mereka mengentikan berbuatan maksiatnya dengan jalan tobat dari perbuatan
maksiatnya. Puncak dari berburuk sangka/su’uzon kepada kaum muslimin adalah
bahwa kamu mengi’tikodkan berbuatan yang tidak baik terhadap orang-orang muslim
yang terlihat mengerjakan perbuatan-perbuatan baik.
Bila kamu melihat orang-orang muslim
banyak mengerjakan shalat, banyak mengerjakan puasa, banyak bershodaqoh, banyak
membaca Al-Qur’an. Dan kamu menyangka semua ibadah yang mereka adalah karena
ria kepada manusia, ingin menunjukkan kebaikan, ingin mendapatkan bantuan, maka
sangkaan kamu itu adalah zhon (sangkaan) yang tidak baik. Zhon yang semacam ini
terbit dari hati yang sudah rusak/ busuk/ buruk dan ia termasuk ahlaq-ahlaq
kaum munafiqin. Orang-orang munafiqin adalah menipu Alloh dan Alloh akan
membalas perbutan mereka karena mereka menuduh orang-orang muslimin berbuat
ria.
CATATAN:
Ini saja yang dapat al-faqir rangkum
dari isi penjelasan ta’lim yang begitu luas yang disampaikan oleh Al Ustdz. Al
Habib Umar bin Abdurrahman Assegaf. Semoga rangkuman ini dapat bermanfaat dan
menjadi motivasi dalam menuntut ilmu.
Kebenaran
Mutlaq milik Alloh dan Segala Kekhilafan adalah dari pribadi Al-faqir sendiri.
Segala kelebihan dan kekurangan yang Al-faqir sampaikan dalam ringkasan ini
mohon dibukakan pintu maaf yang seluas-luasnya.
Karena
keterbatasan ilmu yang Al-faqir miliki, maka Al-faqir tidak membuka forum Tanya
Jawab dalam Blog ini.
Ucapan
terima kasih yang sebesar-besarnya al-faqir haturkan kepada Syaidil Walid Al
Ustdz Al Habib Umar bin Abdurrahman Assegaf yang telah memberikan izin kepada
al-faqir untuk dapat menyebarluaskan isi ta’lim di Majlis Ta’lim AL KIFAHI AL TSAQAFY, dan tal lupa ucapan terima
kasih al-faqir sampaikan untuk H. Aun Mustofa yang telah mengizinkan al-faqir
untuk menggunakan fasilitas kantor untuk membuat ringkasan ta’lim ini.
Afwan
Al-faqir tidak mencantumkan nama kitab dan pengarang dalam setiap rangkuman
yang al-faqir kirimkan, karena ada permintaan dari Al Ustdz untuk tidak
mencantumkannya. Karena disamping mengunakan kitab utama, beliau juga
mengunakan kitab-kitab lain sebagai referensi untuk memperjelas dalam
menerangkan permasalahan yang ada dalam kitab utama yang dibaca, harap dapat di
maklum, terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Diterbitkan
dalam rangka mengajak untuk menghadiri Majlis
Ta’lim AL KIFAHI AL TSAQAFY. Kritik & Saran dapat disampaikan melalui
E-mail: hsn_5805@yahoo.co.id
Ingin
mendapatkan kiriman ringkasan ta’lim secara rutin silahkan gabung di Facebook
Group Majlis Ta’lim AL KIFAHI AL TSAQAFY:
http://www.facebook.com/groups/alkifahi/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar