Pokok
Bahasan : TAUHID
Judul : Menghindari Sifat-sifat Tercela
Nara
Sumber : Al
Ustdz. Al Habib Umar bin Abdurrahman Assegaf
Jauhkan
oleh kamu segala sifat-sifat tercela menurut syara’ seperti berbuat zholim
kepada orang lain, menyamun/membegal di jalan, menipu seperti yang dilakukan
pedagang dengan mencampurkan antara barang yang bagus dengan barang yang jelek.
Ada
sebuah kisoh, Nabi sedang lewat di depan seorang lelaki yang sedang menjual
bahan makanan, Nabi tertarik, kemudian Nabi memasukkan tangannya ke dalam bahan
makanan yang dijual tersebut. Ternyata bahan makanan yang di jual, kering di
bagian atas akan tetapi di bagian dalamnya basah. Nabi bertanya kepada pedagang
tersebut kenapa mencampur bahan makanan yang kering dengan yang basah? Pedagang
tersebut beralasan bahwa barang dagangannya basah karena terkena air hujan.
Nabi menasehati bahwa cara seperti itu termasuk menipu, karena bahan makanan
yang basah akan berat bila ditimbang sehingga akan merugikan pembeli. Bila
ingin terhindar dari penipuan, maka hendaknya barang yang jelek/basah tersebut
ditaruh di bagian atas sehingga dapat terlihat oleh pembeli. Nabi bersabda:
“Siapa orang yang menipu kami, maka tidak terbilang dalam golongan kami.”
Jika
ada kepentingan atau kebaikan untuk agama baru dibolehkan berdusta. Misalkan
berbohong dengan istri dengan tujuan untuk menyenangkan hatinya. Menyelamatkan
orang muslim dari maksud pembunuhan. Memperbaiki hubungan antara muslim yang
berselisih dll.
Tidak
boleh menceritakan tentang ibadah yang kita kerjakan (udzub), karena seorang
hamba tidak punya fi’il yang dapat mengerakkan badannya dengan
sendirinya tanpa adanya bantuan atau izin dari Alloh. Seorang alimpun tidak
boleh sombong terhadap ilmu yang dimilikinya.
Qibir/Sombong/angkuh
termasuk sifat yang tercela, menghina orang termasuk sifat Qibir, juga menolak
kebenaran yang disampaikan oleh orang. Hadist Rasululloh: “Tidak akan masuk
syurga seorang hamba, bila ada sifat Qibir dalam hatinya meskipun hanya sebesar
biji sawi.” Orang sombong tidak akan masuk ke syurga bersama orang ‘awalin’
(orang yang terdahulu masuk Islam), mungkin juga tidak dapat masuk
syurga apabila menghalalkan kesombongannya tersebut.
Memakai
pakaian bagus tidak termasuk ke dalam kesombongan, bahkan sangat dianjurkan
bila untuk tujuan ibadah kepada Alloh. Orang alimpun dianjurkan memakai pakaian
yang bagus agar terpancar kewibawaan ilmunya.
Penyakit
‘Hasad’ (mengharapkan ni’mat yang
berada pada orang lain segera hilang), termasuk sifat yang tercela. Hadist Rasululloh:
“Sifat ‘Hasad’ dapat memakan amal
kebaikan, seperti api memakan kayu bakar.” Orang hasad tidak akan menjadi
seorang pemimpin.
Ber-Mudzadalah,
berdebat-kusir, menentang kebenaran, mencari kemenangan bukan kebenaran,
menentang orang yang ia akui kebenarannya termasuk pula ke dalam salah satu
sifat yang tercela.
Miro’:
sesuatu yang diakui kebenarannya, akan tetapi dibantah untuk tujuan menjatuhkan
lawan bicara.
Hadist
Nabi: “Binasa orang-orang yang mendalami pembahasan dengan tujuan untuk menjatuhkan
lawannya.” Dalam hadist yang lain Rasululloh bersabda: “Nanti diakhir zaman,
mereka akan menyalahkan ulama-ulama terdahulu, itulah sejahat-jahatnya umatku.”
Bila dengan hati yang bersih dan dengan tujuan untuk membetulkan atau
meluruskan sesuatu yang haq, maka dibolehkan bahkan terpuji, akan tetapi dengan
jalan yang baik/santun.
Jid’dal:
Menolak pendapat seseorang dengan tujuan untuk membela apa-apa yang telah
diucapkannya, yang perkataannya tersebut dibantah orang lain dengan huj’jah.
Perbedaan
dari kedua sifat tercela diatas adalah: Bila Miro’ adalah menolak pendapat
orang lain meskipun dalam hatinya mengakui bahwa ucapan/perkataan orang
tersebut adalah benar. Sedangkan Jid’dal adalah: Mempertahankan pendapatnya
sendiri, meskipun ia menyadari bahwa pendapatnya tersebut adalah salah.
Sedangkan
kesamaan dari kedua sifat tercela diatas adalah: Ingin merusak pendapat orang
lain untuk tujuan mempertahankan pendapatnya agar memperoleh kemenangan dalam
berdebat.
Imam
Syafi’i berkata: “Aku tidak pernah membungkam seseorang yang bermudzahadah/
berdebat dengan ku dengan tujuan untuk mempertahankan pendapatku.”
Jadilah
kamu sebagaimana sebaik-baiknya mahluk, yaitu Nabi kita Muhammad SAW. Bersihkan
diri kita dari sifat-sifat tercela dan hiasi dengan sifat-sifat terpuji. Semua
ahlaq yang baik sudah terhimpun dalam diri Baginda Nabi Muhammad SAW. Ahlaq
baik yang berada pada diri nabi-nabi yang lain sudah terhimpun dalam diri Nabi
Muhammad SAW. Akan tetapi akhlaq Nabi
Muhammad SAW. belum tentu ada pada diri nabi-nabi yang lain.
Apabila
kita tidak mampu mencontoh sifat-sifat Rasululloh, kita dapat atau boleh
mencontoh atau meneladani dari sifat-sifat ulama-ulama sholihin. Ada orang yang
mampu mengikuti akhlaq-akhlaq Baginda Nabi, akan tetapi adapula yang hanya
mampu mengikuti akhlaq ulama-ulama sholihin.
Pandangan
seorang guru kepada 1.000 orang muridnya masih lebih bermanfaat bila
dibandingkan dengan pandangan 1.000 orang penceramah/da’i kepada 1(satu) orang
saja.
CATATAN:
Ini saja yang dapat al-faqir rangkum
dari isi penjelasan ta’lim yang begitu luas yang disampaikan oleh Al Ustdz. Al
Habib Umar bin Abdurrahman Assegaf. Semoga rangkuman ini dapat bermanfaat dan
menjadi motivasi dalam menuntut ilmu.
Kebenaran
Mutlaq milik Alloh dan Segala Kekhilafan adalah dari pribadi Al-faqir sendiri.
Segala kelebihan dan kekurangan yang Al-faqir sampaikan dalam ringkasan ini
mohon dibukakan pintu maaf yang seluas-luasnya.
Karena
keterbatasan ilmu yang Al-faqir miliki, maka Al-faqir tidak membuka forum Tanya
Jawab dalam Blog ini.
Ucapan
terima kasih yang sebesar-besarnya al-faqir haturkan kepada Syaidil Walid Al
Ustdz Al Habib Umar bin Abdurrahman Assegaf yang telah memberikan izin kepada
al-faqir untuk dapat menyebarluaskan isi ta’lim di Majlis Ta’lim AL KIFAHI AL TSAQAFY, dan tal lupa ucapan terima
kasih al-faqir sampaikan untuk H. Aun Mustofa yang telah mengizinkan al-faqir
untuk menggunakan fasilitas kantor untuk membuat ringkasan ta’lim ini.
Afwan
Al-faqir tidak mencantumkan nama kitab dan pengarang dalam setiap rangkuman
yang al-faqir kirimkan, karena ada permintaan dari Al Ustdz untuk tidak
mencantumkannya. Karena disamping mengunakan kitab utama, beliau juga
mengunakan kitab-kitab lain sebagai referensi untuk memperjelas dalam
menerangkan permasalahan yang ada dalam kitab utama yang dibaca, harap dapat di
maklum, terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Diterbitkan
dalam rangka mengajak untuk menghadiri Majlis
Ta’lim AL KIFAHI AL TSAQAFY. Kritik & Saran dapat disampaikan melalui
E-mail: hsn_5805@yahoo.co.id
Ingin
mendapatkan kiriman ringkasan ta’lim secara rutin silahkan gabung di Facebook
Group Majlis Ta’lim AL KIFAHI AL TSAQAFY:
http://www.facebook.com/groups/alkifahi/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar