Pokok
Bahasan : TAUHID
Judul : Keutamaan Sohabat Rasululloh SAW.
Nara
Sumber : Al
Ustdz. Al Habib Umar bin Abdurrahman Assegaf
Sebaik-baiknya zaman/masa setelah Rasululloh
wafat adalah pada zaman sohabat. Sohabat-sohabat Rasulllah saw. derajatnya
lebih tinggi bila dibandingkan dengan sohabat-sohabat nabi-nabi yang lain.
Berdasarkan hadist Nabi: Sesungguhnya Alloh telah memilih sohabat-sohabatku
sebagai orang-orang pilihan. Takutlah kami kepada Alloh dari menghina
Sohabat-sohabatku. Jangan jadikan sohabat-sohabatku sebagai
bulan-bulanan/cacian-cacian dan kutukan. Demi Alloh yang Nyawaku berada dalam
genggamanNya, apabila ada diantara kamu ada yang mensedekahkan emas sebesar
gunung Uhud, maka pahalanya akan kalah bila dibandingkan dengan pahala shodaqoh
sahabatku yang hanya setengah mud (setengah raup dari genggaman) bila dilihat
dari keiklasan sohabat-sohabatku.
Sohabat-sohabatku laksana bintang-bintang di
langit, siapapun yang mengikuti salah satunya maka ia akan selamat. Asbab
hadist ini terucap dari Baginda Nabi karena adanya suatu peristiwa, sebagai
berikut: Ada seorang laki-laki
mengucapkan nazar (bersumpah) kepada istrinya, bahwa ia tidak akan
menyentuh/berhubungan dengan istrinya selama 1 (satu) hin. Sedangkan beberapa
lama kemudian orang ini ada hajat dengan istrinya, apabila ia melanggar nazar
atau sumpahnya maka ia harus membayar kafarad’ (denda). Untuk menghindari
membayar kafarad’ orang tersebut menemui sohabat Nabi, yaitu Sayidina Abu Bakar
Assyidiq, orang tersebut menanyakan: “Berapa lama waktu 1(satu) hin?” Sayidina
Abu Bakar Assyidiq menjawab: “1(satu) hin adalah seumur hidup”. Orang tersebut belum puas, kemudian dia
bertanya kepada Sohabat Nabi yang lain, yaitu Sayidina Umar Ibnu Khotob dengan
pertanyaan yang sama: “Berapa lama waktu 1(satu) hin?” Syaidina Umar menjawab:
“1(satu) hin adalah 40 (empat puluh) tahun lamanya.” Orang tersebut ternyata
belum puas, kemudian dia menemui Sohabat Nabi Syaidina Utsman bin Affan dan
bertanya dengan pertanyaan yang sama. Syaidina Utsman menjawab: “1(satu) hin
adalah 1(satu) tahun lamanya. Masih belum puas orang tersebut kemudian menemui
Syaidina Ali. Syaidina Ali menjawab: “ 1(satu) hin adalah satu hari satu malam.
Karena bingung dengan jawaban yang berbeda-beda dari para sohabat Rasul, orang
tersebut akhirnya menemui Rasululloh saw., kemudian Rasululloh memanggil 4
sohabatnya tersebut. Rasululloh bertanya kepada Syaidina Abu Bakar, “Apa dalil kamu hai Abu Bakar sehingga kamu
dapat mengatakan bahwa 1(satu) hin adalah seumur hidup?” Syaidina Abu Bakar
menjawab dengan membacakan salah satu ayat Al Qur’an yang terjemahan bebasnya
bunyinya sebagai berikut: “Kami berikan kesenangan kepada umat Nabi Yunus
seumur hidup.” (Kalimat1 hin pada ayat tersebut mempunyai arti seumur hidup).
Kemudian Rasululloh bertanya kepada Syaidina Umar, “Apa dalil kamu hai Umar?”
Syaidina Umar menjawab dengan membacakan ayat Al Qur’an yang terjemahan
bebasnya sebagai berikut: “Jikal bakal (adonan) untuk membentuk Nabi Adam
terlontar di pintu sorga selama 40 tahun.” ( Kalimat 1 hin pada ayat tersebut
mempunyai arti 40 tahun). Kemudian Rasululloh
bertanya kepada Sayidina Utsman, “Apa dalilmu hai Utsman?” Syaidina Utsman kemudian membacakan satu ayat
Al Qur’an, yang terjemahan bebasnya adalah sebagai berikut: “Pohon kurma
menghasilkan buah sepanjang tahun.” (Kalimat 1 hin pada ayat tersebut mempunyai
arti 1 tahun). Kemudain Rasululloh bertanya kepada Syaidina Ali, Apa dalilmu
wahai Ali, Syaidina Ali menjawab dengan membacakan ayat Al Qur’an yang
terjemahan bebasnya adalah sebagai berikut: “Maha Suci Alloh di waktu pagi dan
di waktu malam.” Setelah mendengar dalil dari keempat sohabatnya tersebut,
kemudian Rasululloh bersabda:
“Sohabat-sohabatku laksana bintang-bintang di langit, siapapun yang
mengikuti salah satunya maka ia akan selamat.”
Zaman
Sohabat Nabi adalah zaman keemasan, karena banyaknya ulama diantara mereka.
Nabi pernah berkata kepada para Sohabat: Kalian semua wahai sohabatku berada
pada zaman yang banyak ulamanya dan sedikit penceramahnya, dan akan datang
suatu zaman yang lebih banyak penceramahnya tetapi sedikit ulamanya. Seperti
yang kita lihat pada saat ini, yang terkadang isi ceramahnya tidak sesuai
dengan tingkah laku dan perbuatannya.
Sesungguhnya
Alloh mewajibkan kalian mencintai 4 (empat) sohabat sebagaimana Alloh
mewajibkan atas kamu sholat. Siapa yang membenci salah satu dari sohabat Nabi
(seperti kaum Syi’ah) maka shalat, zakat, puasa dan hajinya tidak diterima, dan
hari akhir nanti akan digiring ke neraka zahanam.
Abu
Hurairoh dan para sohabat yang lain pernah duduk bersama Nabi di suatu majlis,
kemudian datang sohabat Nabi Abubakar Assidiq. Nabi menyambut kedatangan
Abubakar Assidiq dengan ucapan: “Selamat datang orang yang telah menghibur dan
menyelamatkan orang mu’min dengan hartanya.”
Tak lama kemudian datang Umar Ibnu Khotobb, Nabi menyambutnya dengan
ucapan: “Selamat datang orang yang telah membedakan antara yang Haq dan yang
Bathil dan yang telah memberikan rasa aman kepada kaum muslimin.” Berikutnya
tiba Ustman Ibnu Affan, Nabi menyambutnya dengan ucapan: “Selamat datang
menantuku, orang yang menghimpun atas dirinya cahayaku.” Kemudian berikutnya
tibalah Ali bin Abi Thalib, Nabi menyambutnya dengan ucapan: “Selamat datang
anakku, anak pamanku dan saudaraku yang aku dan dia diciptakan dari nur yang
sama.
Masa
Tabi’in adalah masa yang terbaik setelah masa sohabat. Sohabat adalah orang
yang hidup pada zaman Nabi, beriman dan berjumpa dengan Nabi. Sedangkan Tabi’in
adalah orang yang jumpa dengan Sohabat Nabi. Masa setelah Nabi wafat yaitu
selama 30 tahun adalah masa kalifah yang terbaik (Kulafaur Rasyidiin), setelah
itu adalah masa kerajaan yang kebijakkan pemerintahannya kadang mencekik kehidupan
rakyat.
Rasululloh
SAW. bersabda dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Abdurrahman bin Auf ‘
انه قال: أبوبكرفى الجنة وعمرفى الجنة وعثمان فى الجنة وعلى
فى الجنة
وطلحة فى الجنة والزبير فى الجنة وعبدالرحمن بن عوف فى
الجنة وسعدبن
أبى وقاص فى الجنة وأبو عبيدة بن الجراح فى الجنة وسعيدبن
زيد فى الجنة
Berdasarkan dari hadist di atas Rasululloh
SAW. berkata bahwa ada 10 orang sohabat beliau yang akan masuk syurga, mereka
adalah: Abubakar, Umar, Ustman, Ali, Tholha, Zubeir, Abdurrahman bin Auf’, Said
bin Abi Waqqos, Abu Ubaidah bin Jurroh, dan Sai’id bin Zaid.
Bagaimana dengan golongan dari orang
yang mengaku beragama Islam tetapi mengkafirkan dan mencaci maki sebagian dari
sohabat-sohabat Rasululloh tersebut? Siapa yang menjamin mereka akan masuk
syurga? Waullahu a’lam bi sowaf.
Kesimpulan
dari ta’lim ini adalah jangan sampai kita terjerumus kedalam golongan orang
yang mengaku beragama Islam dan bernabikan Muhammad saw. akan tetapi berani
menghina dan mencaci maki sohabat-sohabat Rasululloh, Nauzubillahi min zhalik.
Semoga kita tidak termasuk dalam golongan orang-orang tersebut. Karena dengan
menghina para sohabat-sohabat nabi berarti mereka secara tak langsung telah
menghina Baginda Nabi yang telah meyakini bahwa sohabat-sohabatnya adalah orang-orang
pilihan dari Alloh SWT.
CATATAN:
Ini saja yang dapat al-faqir rangkum
dari isi penjelasan ta’lim yang begitu luas yang disampaikan oleh Al Ustdz. Al
Habib Umar bin Abdurrahman Assegaf. Semoga rangkuman ini dapat bermanfaat dan
menjadi motivasi dalam menuntut ilmu.
Kebenaran
Mutlaq milik Alloh dan Segala Kekhilafan adalah dari pribadi Al-faqir sendiri.
Segala kelebihan dan kekurangan yang Al-faqir sampaikan dalam ringkasan ini
mohon dibukakan pintu maaf yang seluas-luasnya.
Karena
keterbatasan ilmu yang Al-faqir miliki, maka Al-faqir tidak membuka forum Tanya
Jawab dalam Blog ini.
Ucapan
terima kasih yang sebesar-besarnya al-faqir haturkan kepada Syaidil Walid Al
Ustdz Al Habib Umar bin Abdurrahman Assegaf yang telah memberikan izin kepada
al-faqir untuk dapat menyebarluaskan isi ta’lim di Majlis Ta’lim AL KIFAHI AL TSAQAFY, dan tal lupa ucapan terima
kasih al-faqir sampaikan untuk H. Aun Mustofa yang telah mengizinkan al-faqir
untuk menggunakan fasilitas kantor untuk membuat ringkasan ta’lim ini.
Afwan
Al-faqir tidak mencantumkan nama kitab dan pengarang dalam setiap rangkuman
yang al-faqir kirimkan, karena ada permintaan dari Al Ustdz untuk tidak
mencantumkannya. Karena disamping mengunakan kitab utama, beliau juga
mengunakan kitab-kitab lain sebagai referensi untuk memperjelas dalam
menerangkan permasalahan yang ada dalam kitab utama yang dibaca, harap dapat di
maklum, terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Diterbitkan
dalam rangka mengajak untuk menghadiri Majlis
Ta’lim AL KIFAHI AL TSAQAFY. Kritik & Saran dapat disampaikan melalui
E-mail: hsn_5805@yahoo.co.id
Ingin
mendapatkan kiriman ringkasan ta’lim secara rutin silahkan gabung di Facebook
Group Majlis Ta’lim AL KIFAHI AL TSAQAFY:
http://www.facebook.com/groups/alkifahi/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar