Senin, 04 Mei 2015

TAUHID - Keutamaan Sohabat Rasululloh SAW.



Pokok Bahasan     :  TAUHID
Judul                    :  Keutamaan Sohabat Rasululloh SAW.
Nara Sumber        :  Al Ustdz. Al Habib Umar bin Abdurrahman Assegaf


Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Sebaik-baiknya zaman/masa setelah Rasululloh wafat adalah pada zaman sohabat. Sohabat-sohabat Rasulllah saw. derajatnya lebih tinggi bila dibandingkan dengan sohabat-sohabat nabi-nabi yang lain. Berdasarkan hadist Nabi: Sesungguhnya Alloh telah memilih sohabat-sohabatku sebagai orang-orang pilihan. Takutlah kami kepada Alloh dari menghina Sohabat-sohabatku. Jangan jadikan sohabat-sohabatku sebagai bulan-bulanan/cacian-cacian dan kutukan. Demi Alloh yang Nyawaku berada dalam genggamanNya, apabila ada diantara kamu ada yang mensedekahkan emas sebesar gunung Uhud, maka pahalanya akan kalah bila dibandingkan dengan pahala shodaqoh sahabatku yang hanya setengah mud (setengah raup dari genggaman) bila dilihat dari keiklasan sohabat-sohabatku.
Sohabat-sohabatku laksana bintang-bintang di langit, siapapun yang mengikuti salah satunya maka ia akan selamat. Asbab hadist ini terucap dari Baginda Nabi karena adanya suatu peristiwa, sebagai berikut:  Ada seorang laki-laki mengucapkan nazar (bersumpah) kepada istrinya, bahwa ia tidak akan menyentuh/berhubungan dengan istrinya selama 1 (satu) hin. Sedangkan beberapa lama kemudian orang ini ada hajat dengan istrinya, apabila ia melanggar nazar atau sumpahnya maka ia harus membayar kafarad’ (denda). Untuk menghindari membayar kafarad’ orang tersebut menemui sohabat Nabi, yaitu Sayidina Abu Bakar Assyidiq, orang tersebut menanyakan: “Berapa lama waktu 1(satu) hin?” Sayidina Abu Bakar Assyidiq menjawab: “1(satu) hin adalah seumur hidup”.  Orang tersebut belum puas, kemudian dia bertanya kepada Sohabat Nabi yang lain, yaitu Sayidina Umar Ibnu Khotob dengan pertanyaan yang sama: “Berapa lama waktu 1(satu) hin?” Syaidina Umar menjawab: “1(satu) hin adalah 40 (empat puluh) tahun lamanya.” Orang tersebut ternyata belum puas, kemudian dia menemui Sohabat Nabi Syaidina Utsman bin Affan dan bertanya dengan pertanyaan yang sama. Syaidina Utsman menjawab: “1(satu) hin adalah 1(satu) tahun lamanya. Masih belum puas orang tersebut kemudian menemui Syaidina Ali. Syaidina Ali menjawab: “ 1(satu) hin adalah satu hari satu malam. Karena bingung dengan jawaban yang berbeda-beda dari para sohabat Rasul, orang tersebut akhirnya menemui Rasululloh saw., kemudian Rasululloh memanggil 4 sohabatnya tersebut. Rasululloh bertanya kepada Syaidina Abu Bakar,  “Apa dalil kamu hai Abu Bakar sehingga kamu dapat mengatakan bahwa 1(satu) hin adalah seumur hidup?” Syaidina Abu Bakar menjawab dengan membacakan salah satu ayat Al Qur’an yang terjemahan bebasnya bunyinya sebagai berikut: “Kami berikan kesenangan kepada umat Nabi Yunus seumur hidup.” (Kalimat1 hin pada ayat tersebut mempunyai arti seumur hidup). Kemudian Rasululloh bertanya kepada Syaidina Umar, “Apa dalil kamu hai Umar?” Syaidina Umar menjawab dengan membacakan ayat Al Qur’an yang terjemahan bebasnya sebagai berikut: “Jikal bakal (adonan) untuk membentuk Nabi Adam terlontar di pintu sorga selama 40 tahun.” ( Kalimat 1 hin pada ayat tersebut mempunyai arti 40 tahun).  Kemudian Rasululloh bertanya kepada Sayidina Utsman, “Apa dalilmu hai Utsman?”  Syaidina Utsman kemudian membacakan satu ayat Al Qur’an, yang terjemahan bebasnya adalah sebagai berikut: “Pohon kurma menghasilkan buah sepanjang tahun.” (Kalimat 1 hin pada ayat tersebut mempunyai arti 1 tahun). Kemudain Rasululloh bertanya kepada Syaidina Ali, Apa dalilmu wahai Ali, Syaidina Ali menjawab dengan membacakan ayat Al Qur’an yang terjemahan bebasnya adalah sebagai berikut: “Maha Suci Alloh di waktu pagi dan di waktu malam.” Setelah mendengar dalil dari keempat sohabatnya tersebut, kemudian Rasululloh bersabda:  “Sohabat-sohabatku laksana bintang-bintang di langit, siapapun yang mengikuti salah satunya maka ia akan selamat.”

Zaman Sohabat Nabi adalah zaman keemasan, karena banyaknya ulama diantara mereka. Nabi pernah berkata kepada para Sohabat: Kalian semua wahai sohabatku berada pada zaman yang banyak ulamanya dan sedikit penceramahnya, dan akan datang suatu zaman yang lebih banyak penceramahnya tetapi sedikit ulamanya. Seperti yang kita lihat pada saat ini, yang terkadang isi ceramahnya tidak sesuai dengan tingkah laku dan perbuatannya.

Sesungguhnya Alloh mewajibkan kalian mencintai 4 (empat) sohabat sebagaimana Alloh mewajibkan atas kamu sholat. Siapa yang membenci salah satu dari sohabat Nabi (seperti kaum Syi’ah) maka shalat, zakat, puasa dan hajinya tidak diterima, dan hari akhir nanti akan digiring ke neraka zahanam.

Abu Hurairoh dan para sohabat yang lain pernah duduk bersama Nabi di suatu majlis, kemudian datang sohabat Nabi Abubakar Assidiq. Nabi menyambut kedatangan Abubakar Assidiq dengan ucapan: “Selamat datang orang yang telah menghibur dan menyelamatkan orang mu’min dengan hartanya.”  Tak lama kemudian datang Umar Ibnu Khotobb, Nabi menyambutnya dengan ucapan: “Selamat datang orang yang telah membedakan antara yang Haq dan yang Bathil dan yang telah memberikan rasa aman kepada kaum muslimin.” Berikutnya tiba Ustman Ibnu Affan, Nabi menyambutnya dengan ucapan: “Selamat datang menantuku, orang yang menghimpun atas dirinya cahayaku.” Kemudian berikutnya tibalah Ali bin Abi Thalib, Nabi menyambutnya dengan ucapan: “Selamat datang anakku, anak pamanku dan saudaraku yang aku dan dia diciptakan dari nur yang sama.

Masa Tabi’in adalah masa yang terbaik setelah masa sohabat. Sohabat adalah orang yang hidup pada zaman Nabi, beriman dan berjumpa dengan Nabi. Sedangkan Tabi’in adalah orang yang jumpa dengan Sohabat Nabi. Masa setelah Nabi wafat yaitu selama 30 tahun adalah masa kalifah yang terbaik (Kulafaur Rasyidiin), setelah itu adalah masa kerajaan yang kebijakkan pemerintahannya kadang mencekik kehidupan rakyat.

Rasululloh SAW. bersabda dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh  Abdurrahman bin Auf ‘

انه قال: أبوبكرفى الجنة وعمرفى الجنة وعثمان فى الجنة وعلى فى الجنة
وطلحة فى الجنة والزبير فى الجنة وعبدالرحمن بن عوف فى الجنة وسعدبن
أبى وقاص فى الجنة وأبو عبيدة بن الجراح فى الجنة وسعيدبن زيد فى الجنة

Berdasarkan dari hadist di atas Rasululloh SAW. berkata bahwa ada 10 orang sohabat beliau yang akan masuk syurga, mereka adalah: Abubakar, Umar, Ustman, Ali, Tholha, Zubeir, Abdurrahman bin Auf’, Said bin Abi Waqqos, Abu Ubaidah bin Jurroh, dan Sai’id bin Zaid.

Bagaimana dengan golongan dari orang yang mengaku beragama Islam tetapi mengkafirkan dan mencaci maki sebagian dari sohabat-sohabat Rasululloh tersebut? Siapa yang menjamin mereka akan masuk syurga? Waullahu a’lam bi sowaf.

Kesimpulan dari ta’lim ini adalah jangan sampai kita terjerumus kedalam golongan orang yang mengaku beragama Islam dan bernabikan Muhammad saw. akan tetapi berani menghina dan mencaci maki sohabat-sohabat Rasululloh, Nauzubillahi min zhalik. Semoga kita tidak termasuk dalam golongan orang-orang tersebut. Karena dengan menghina para sohabat-sohabat nabi berarti mereka secara tak langsung telah menghina Baginda Nabi yang telah meyakini bahwa sohabat-sohabatnya adalah orang-orang pilihan dari Alloh SWT. 

CATATAN:
Ini saja yang dapat al-faqir rangkum dari isi penjelasan ta’lim yang begitu luas yang disampaikan oleh Al Ustdz. Al Habib Umar bin Abdurrahman Assegaf. Semoga rangkuman ini dapat bermanfaat dan menjadi motivasi dalam menuntut ilmu.
Kebenaran Mutlaq milik Alloh dan Segala Kekhilafan adalah dari pribadi Al-faqir sendiri. Segala kelebihan dan kekurangan yang Al-faqir sampaikan dalam ringkasan ini mohon dibukakan pintu maaf yang seluas-luasnya.
Karena keterbatasan ilmu yang Al-faqir miliki, maka Al-faqir tidak membuka forum Tanya Jawab dalam Blog ini.
Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya al-faqir haturkan kepada Syaidil Walid Al Ustdz Al Habib Umar bin Abdurrahman Assegaf yang telah memberikan izin kepada al-faqir untuk dapat menyebarluaskan isi ta’lim di Majlis Ta’lim AL KIFAHI AL TSAQAFY, dan tal lupa ucapan terima kasih al-faqir sampaikan untuk H. Aun Mustofa yang telah mengizinkan al-faqir untuk menggunakan fasilitas kantor untuk membuat ringkasan ta’lim ini. 
Afwan Al-faqir tidak mencantumkan nama kitab dan pengarang dalam setiap rangkuman yang al-faqir kirimkan, karena ada permintaan dari Al Ustdz untuk tidak mencantumkannya. Karena disamping mengunakan kitab utama, beliau juga mengunakan kitab-kitab lain sebagai referensi untuk memperjelas dalam menerangkan permasalahan yang ada dalam kitab utama yang dibaca, harap dapat di maklum, terima kasih. 

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Diterbitkan dalam rangka mengajak untuk menghadiri Majlis Ta’lim AL KIFAHI AL TSAQAFY. Kritik & Saran dapat disampaikan melalui E-mail:  hsn_5805@yahoo.co.id

Ingin mendapatkan kiriman ringkasan ta’lim secara rutin silahkan gabung di Facebook Group Majlis Ta’lim AL KIFAHI AL TSAQAFY: http://www.facebook.com/groups/alkifahi/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar