Sabtu, 16 Mei 2015

TAUHID - Hisab Amal Perbuatan



Pokok Bahasan     :  TAUHID
Judul                    :  Hisab Amal Perbuatan
Nara Sumber        :  Al Ustdz. Al Habib Umar bin Abdurrahman Assegaf


Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Adakan perhitungan (hisab) pekerjaan/amal-amal diri kamu. Bila kamu sudah yakin bahwa di atas kamu ada yang mengawasi dan disamping kamu ada yang mencatatnya. Maka hisablah diri kamu atas seluruh apa-apa yang kamu kerjakan sejak pagi, siang, sore dan malam hari.

Ada sebagian sholafush sholeh membawa 2(dua) batu yang berwarna hitam dan putih. Apabila ia melakukan kebaikan, maka ia memasukkan batu putih kedalam kantongnya. Dan apabila ia melakukan keburukan maka ia memasukkan batu hitam kedalam kantongnya. Setelah malam ia melihat kedalam kantong tersebut, batu mana yang lebih banyak? Apakah batu putih atau batu hitam? Apabila ternyata banyak batu hitam yang berada dalam kantongnya, maka ia mengisi sisa malam tersebut dengan beristigfar kepada Alloh dan melakukan amalan-amalan baik sebagai pengganti dari keburukan yang dikerjakannya pada hari itu, seperti qiyamullail (shalat malam), membaca Al-Qur’an, Dzikir, Sholawat dan lain sebagainya.

Yang terbaik adalah berfikir sebelum melakukan sesuatu pekerjaan, apakah ada manfaat untuk akhirat kita? Sehingga kita mengetahui hukum Alloh apakah pekerjaan tersebut tidak melanggar syara’? Apabila setelah dipertimbangkan ternyata pekerjaan tersebut tidak baik, maka jangan dikerjakan. Apabila seseorang menimbang-nimbang atau menghisab dirinya di dunia, maka akan ringan hisabnya di akhirat kelak.

Menginginkan panjang umur dan kekayaan tanpa meminta agar umur dan ridzki yang diberikan berkah atau bermanfaat untuk akhiratnya, maka itu perbuatan tercela. Terkecuali untuk ulama yang umurnya bermanfaat untuk membimbing umat.

Siapa orang yang pendek angan-angannya, akan kurang keresahannya dan terang ia punya hati serta ridho dan senang akan pemberian Alloh yang sedikit. Habib Abdullah Al Haddad berkata: “Apabila kamu tidak ridho dengan pemberian Alloh, maka hidupmu akan resah/gelisah.”

Ada orang yang sungguh-sunguh dengan pekerjaannya dan ada yang sungguh-sungguh dalam menuntut ilmu, maka ia akan mencapai apa-apa yang diinginkannya dengan taufiq dari Alloh sehingga sampai pada taqdir Alloh.

Wajib kita beriman pada kematian, kematian bisa datang tanpa dapat kita duga. Hanya amal shaleh yang akan menemani kita sampai kubur. Di negara Barat saat ini diadakan penelitian tentang obat untuk memperpanjang umur manusia sampai pada akhirnya akan diteliti agar orang dapat hidup selamanya di dunia.
Mereka tidak beriman kepada Alloh, sehingga tidak mengetahui taqdir Alloh tentang kematian: “Kulunafsin ja’iqotul maut” (Setiap makhluk pasti akan mati).

Malaikat Izrail tingginya menyundul langit yang tertinggi, kakinya berada pada dasar bumi, semua makhluk di dunia berada pada pandangannya, anak buahnya (malaikat) sebilangan dari makhluk yang akan meninggal pada saat itu. Hadist riwayat Ibnu Mas’ud dan Ibnu Abbas, Nabi bersabda: “Nabi Ibrahim pernah berdialoq dengan malaikan Izrail, “Wahai Izrail bagaimana tampang/rupa kamu bila sedang mencabut nyawa orang-orang kafir?” Malaikat Izrail berkata: “Berpalinglah kamu dari memandangku.” Beberapa saat kemudian Malaikat Izrail telah berubah menjadi makhluk paling mengerikan, sehingga Nabi Ibrahimpun dibuat kaget karenanya. Kemudian Nabi Ibrahim berkata: “Apabila Alloh tidak memberikan siksaan di akhirat kelak, maka memandamu saja sudah merupakan siksaan yang cukup berat. Kemudian Nabi Ibrahim bertanya kembali kepada Malaikat Izrail: “Bagaimana tampang/rupamu bila mencabut nyawa orang-orang shaleh?” Malaikat Izrail berkata: “Berpalinglah kamu dari memandangku.” Beberapa saat kemudian Malaikat Izrail telah berubah menjadi seorang pemuda yang tampan rupanya dan memakai pakaian serba putih. Kemudian Nabi Ibrahim berkata: “Apabila Alloh tidak memberikan balasan atas amal kebaikan yang dikerjakan manusia di dunia, maka memandangmu saja sudah cukup untuk membalas kebaikan tersebut.

Hisab itu benar adanya, tercantum didalam kitab Al-Qur’an, Sunah Rasul dan Ijma Ulama. Hisab menurut Logot (bahasa) adalah: dihitung. Semua perkataan, perbuatan dan tingkah laku kita dihitung.

Sedangkan menurut istilah, Alloh akan memberitahu kepada manusia semua amal baik dan buruk, tutur kata ataupun perbuatan.

Hisab berlaku untuk semua umat manusia, baik muslim maupun non muslim, terkecuali untuk orang-orang yang Alloh kecualikan untuk di hisab.

Berdasarkan keterangan Rasululloh ada sebanyak 70.000 umatnya akan masuk surga tanpa di hisab. Sohabat bertanya: “Apakah engakau meminta tambahan wahai Rasululloh?” Rasululloh menjawab: “Ya  dan Alloh mengabulkan 1 orang dari yang 70.000 umatku tersebut dapat menolong 70.000 umatku yang lainnya.” Sohabat bertanya lagi: “Apakah engkau meminta tambahan lagi wahai Rasululloh?” Rasululloh menjawab: “Ya, Alloh memberikan tambahan 3 raupan pasir dari tanganku tanpa dihitung.”

Ada kelompok orang yang masuk surga tanpa di hisab, dan ada pula kelompok orang yang masuk neraka tanpa di hisab.

Ada beberapa tuntunan ulama agar terhindar dari hisab Alloh diakhirat kelak, antara lain:
·        Hisab diri kita sebelum Alloh menghisabnya.
·        Tobat dari segala perbuatan maksiat.
·        Kembalikan kezoliman yang pernah kita lakukan kepada orang lain.
·        Mengembalikan apapun yang telah kita ambil dari haq orang.
·        Meminta ridho dan halal terhadap kehormatan orang lain yang pernah kita sakiti.

Orang kaya di akhirat kelak akan di kelompokkan kedalam 4 kelompok, yaitu:
1.    Orang kaya yang menghimpun hartanya dari jalan yang haram dan membelanjakannya / menginfaqkannya di jalan yang haram pula. Hartanya diperoleh dari berjudi atau korupsi dan dibelanjakan untuk bermabuk-mabukkan, berjudi, berzina dan lain sebagainya. Kelompok ini akan dimasukkan ke dalam neraka jahanam.
2.    Orang kaya yang menghimpun hartanya dari jalan yang haram dan menginfaqkannya ketempat yang baik. Seperti memperoleh harta dari berjudi atau korupsi kemudian digunakan untuk membantuk pembangunan masjid, menyantuni anak yatim dan lain sebagainya. Kelompok ini akan dimasukkan ke dalam neraka jahanam.
3.    Orang kaya yang menghimpun hartanya dari jalan yang halal, akan tetapi di infaqkan di jalan yang haram seperti untuk berjudi, berzina dan lain sebagainya. Kelompok ini pun akan dimasukkan ke neraka jahanam.
4.    Orang kaya yang menghimpun hartanya dari jalan yang halal dan menginfaqkannya di jalan yang halal pula. Alloh memerintahkan malaikat untuk menahan kelompok ini dan bertanya kepada mereka terlebih dahulu:
a.     Apakah mereka lalai dalam mengerjakan ibadah yang Alloh perintahkan seperti shalat, zakat, puasa, haji dan lain-lain?
b.     Apabila mereka tidak lalai dalam ibadah, maka Alloh akan bertanya lagi, apakah mereka bersikap sombong saat membelanjakan hartanya?
c.     Apakah mereka suka menyambung silaturahmi?
d.     Bagaimana mereka dalam memenuhi haq-haq tetangganya? Para tetangga mereka di dunia akan ditanya apakah “fulan” bersikap baik kepada mereka. Apabila berdasarkan kesaksian dari para tetangganya bahwa “fulan” lalai dalam memenuhi haq-haq tetangganya, dan setelah diperiksa kesaksian tersebut benar adanya, maka pada akhirnya kelompok ini pun akan di masukkan kedalam neraka jahanam pula.


CATATAN:
Ini saja yang dapat al-faqir rangkum dari isi penjelasan ta’lim yang begitu luas yang disampaikan oleh Al Ustdz. Al Habib Umar bin Abdurrahman Assegaf. Semoga rangkuman ini dapat bermanfaat dan menjadi motivasi dalam menuntut ilmu.
Kebenaran Mutlaq milik Alloh dan Segala Kekhilafan adalah dari pribadi Al-faqir sendiri. Segala kelebihan dan kekurangan yang Al-faqir sampaikan dalam ringkasan ini mohon dibukakan pintu maaf yang seluas-luasnya.
Karena keterbatasan ilmu yang Al-faqir miliki, maka Al-faqir tidak membuka forum Tanya Jawab dalam Blog ini.
Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya al-faqir haturkan kepada Syaidil Walid Al Ustdz Al Habib Umar bin Abdurrahman Assegaf yang telah memberikan izin kepada al-faqir untuk dapat menyebarluaskan isi ta’lim di Majlis Ta’lim AL KIFAHI AL TSAQAFY, dan tal lupa ucapan terima kasih al-faqir sampaikan untuk H. Aun Mustofa yang telah mengizinkan al-faqir untuk menggunakan fasilitas kantor untuk membuat ringkasan ta’lim ini. 
Afwan Al-faqir tidak mencantumkan nama kitab dan pengarang dalam setiap rangkuman yang al-faqir kirimkan, karena ada permintaan dari Al Ustdz untuk tidak mencantumkannya. Karena disamping mengunakan kitab utama, beliau juga mengunakan kitab-kitab lain sebagai referensi untuk memperjelas dalam menerangkan permasalahan yang ada dalam kitab utama yang dibaca, harap dapat di maklum, terima kasih. 

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Diterbitkan dalam rangka mengajak untuk menghadiri Majlis Ta’lim AL KIFAHI AL TSAQAFY. Kritik & Saran dapat disampaikan melalui E-mail:  hsn_5805@yahoo.co.id

Ingin mendapatkan kiriman ringkasan ta’lim secara rutin silahkan gabung di Facebook Group Majlis Ta’lim AL KIFAHI AL TSAQAFY: http://www.facebook.com/groups/alkifahi/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar