Pokok
Bahasan : TASAWUF
Judul : Ahlaq Sebelum Tidur
Nara
Sumber : Al
Ustdz. Al Habib Umar bin Abdurrahman Assegaf
Jauhilah
oleh kamu akan banyak tertawa, karena banyak tertawa dapat mematikan hati.
Dalam sebuah hadist Rasululloh pernah berkata: “Andai kata kamu mengetahui apa
yang aku ketahui, maka kamu akan sedikit tertawa dan lebih banyak menangis.”
Jika kamu dapat membuat tertawa kamu hanya dengan senyum saja, maka silahkan
kamu lakukan. Rasululloh bila tertawa hanya tersenyum tanpa mengeluarkan suara.
Dan
jangan kamu bangun dari duduk di suatu majlis ataupun perkumpulan kecuali
dengan membaca:
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد أن لاإله
إلاأنت أستغفرك وأتوب اليك
Akan
tetapi di majlis-majlis Salafus Sholeh dan para Habaib mereka biasanya tidak
membaca zikir seperti yang diatas, akan tetapi mereka membaca sholawat atas
Nabi. Karena mereka berpendapat, membaca sholawat telah mencakup semuanya.
Membaca sholawat meskipun dilakukan tanpa ke-khusyu-an tetap mendapatkan
pahala. Sedangkan membaca zikir diperlukan ke-khusyu-an dan ke-ikhlas-an.
Jika
kamu ingin tidur, maka berbaringlah kamu di atas lambung kamu yang sebelah
kanan dan menghadap qiblat. Jika tidak memungkinkan bagi kamu menghimpun
keduanya, yaitu tidur di atas lambung yang kanan dan menghadap qiblat, maka
tidurlah di atas lambung yang kanan dan meninggalkan menghadap qiblat, akan
tetapi upayakan jangan sampai membelakangi qiblat.
Dengan
melihat posisi tidur, maka dapat dikelompokkan menjadi 4 posisi, yaitu:
1. Tidur dengan
posisi terlentang: Adalah posisi tidur dari para Nabi-nabi. Mereka terlihat
tidur akan tetapi hati mereka tetap zikir dan mengingat Alloh SWT.
2. Tidur di atas
lambung yang kanan: Adalah posisi tidurnya para ulama dan para ahli ibadah.
3. Tidur di atas
lambung yang kiri: Adalah posisi tidur para raja-raja.
4. Tidur dengan
posisi tengkurap: Adalah posisi tidurnya setan.
Sebelum
tidur, niatkan agar dapat bangun malam untuk ibadah kepada Alloh, sehingga
tidur kitapun mendapatkan pahala. Ada tuntunan zikir sebelum tidur, yaitu:
اللهم قنى عذابك يوم يجمع
عبادك [×3] أستغفرالله العظيم الذى لاإله إلاهو الحي القيوم
وأتوب اليه[×3] وقل: سبحان الله[×33] والحمد لله كنذ لك والله أكبر[×34]
Hendaklah
kamu tidur dalam keadaan zikir. Jangan biasakan tidur di atas kasur-kasur yang
empuk. Dalam suatu riwayat Sohabat Nabi Anas bin Maliq lewat di depan kediaman Rasululloh,
ia mendengar suara istri Nabi Siti Aisyah berkata: “Hai Nabi yang tidak pernah
memakai sutra, Hai Nabi yang tidak pernah tidur di kasur yang empuk, Hai Nabi
yang sejak lahir tidak pernah kenyang perutnya dari makanan, Hai Nabi yang
memilih pelepah qurma di bandingkan kasur yang empuk, Hai Nabi yang tidak
pernah tidur nyenyak karena takut akan neraka sya’ir.”
Jika
kita tidur diatas kasur yang empuk, maka kita akan enak tidur, sehingga akan
meninggalkan bangun malam. Sehingga di akhirat kelak akan menyesal dan sedih
karena pahala yang akan Alloh ganjarkan kepada orang-orang yang bangun malam.
Dipadang
Ma’shar nanti akan terdengar suara yang memanggil: “Mana orang-orang yang lambungnya jauh dari
tempat tidur (tidak banyak tidur)?” Sangat sedikit orang yang memenuhi
panggilan tersebut, mereka semua akan dimasukkan ke dalam syurga tanpa di
hisab.
Ibu
dari Nabi Sulaiman ( Istri dari Nabi Daud ) berkata: “Wahai anakku jangan kamu
banyak tidur di malam hari, karena kamu akan datang di akhirat dalam keadaan
faqir.”
Imam
Gojali pernah berkata: “Satu hari satu malam ada 24 jam. Jangan kamu tidur di
malam hari lebih dari 8 jam. Maka jika umur kamu hanya 60 tahun, maka kamu
telah menyia-yiakan waktumu selama 20 tahun atau 1/3
dari umurmu.”
Dalam
suatu riwayat ada seorang waliyullah yang bernama Abu Yazid, beliau adalah
seorang waliyullah yang mempunyai maqom (kedudukan) ‘fana’ , artinya
segala sesuatu yang dilihatnya hanyalah Alloh SWT.
Pada
masa kecil beliau membaca salah satu ayat dalam Al-Qur’an yang menerangkan
bahwa Alloh mewajibkan shalat malam kepada para Nabi-Nya. Yazid kecil bertanya
kepada bapaknya: “Wahai ayah mengapa engkau tidak melaksanakan shalat malam?”
Ayahnya menjawab: “Shalat malam hanya diwajibkan untuk para nabi, sedangkan
untuk para sohabat hanya disunahkan saja.” Kemudian Yazid berkata: “Mengapa
enkau tidak mengerjakan seperti yang dikerjakan para sohabat wahai ayah?”
“Baiklah mulai malam ini ayah akan kerjakan shalat malam.” Pada suatu malam
Yazid kecil terbangun dari tidurnya dan melihat ayahnya sedang bersiap-siap
akan mengerjakan shalat malam, kemudian Yazid berkata: “Wahai ayah, ajarkanlah
kepadaku caranya berwudhu, sehingga aku dapat melaksanakan shalat malam
bersamamu.” Ayahnya berkata: “Hai anakku tidurlah kembali, engkau masih kecil.”
Kemudian Yazid berkata: “Di akhirat kelak aku akan mengadu kepada Alloh, bahwa
aku telah meminta kepada ayahku untuk mengajarkanku berwudhu agar aku dapat
melaksanakan shalat malam bersamanya, tetapi ternyata ayahku tidak mau
mengajariku dan hanya berkata tidurlah kembali, engkau masih kecil.”
Mendengarkan perkataan anaknya tersebut,
akhirnya sang ayah mengajarkannya berwudhu. Mulai saat itu Abu Yazid
bangun malam untuk melaksanakan shalat, sehingga ia mendapatkan maqom
Waliyullah.
CATATAN:
Ini saja yang dapat al-faqir rangkum
dari isi penjelasan ta’lim yang begitu luas yang disampaikan oleh Al Ustdz. Al
Habib Umar bin Abdurrahman Assegaf. Semoga rangkuman ini dapat bermanfaat dan
menjadi motivasi dalam menuntut ilmu.
Kebenaran
Mutlaq milik Alloh dan Segala Kekhilafan adalah dari pribadi Al-faqir sendiri.
Segala kelebihan dan kekurangan yang Al-faqir sampaikan dalam ringkasan ini
mohon dibukakan pintu maaf yang seluas-luasnya.
Karena
keterbatasan ilmu yang Al-faqir miliki, maka Al-faqir tidak membuka forum Tanya
Jawab dalam Blog ini.
Ucapan
terima kasih yang sebesar-besarnya al-faqir haturkan kepada Syaidil Walid Al
Ustdz Al Habib Umar bin Abdurrahman Assegaf yang telah memberikan izin kepada
al-faqir untuk dapat menyebarluaskan isi ta’lim di Majlis Ta’lim AL KIFAHI AL TSAQAFY, dan tal lupa ucapan terima
kasih al-faqir sampaikan untuk H. Aun Mustofa yang telah mengizinkan al-faqir
untuk menggunakan fasilitas kantor untuk membuat ringkasan ta’lim ini.
Afwan
Al-faqir tidak mencantumkan nama kitab dan pengarang dalam setiap rangkuman
yang al-faqir kirimkan, karena ada permintaan dari Al Ustdz untuk tidak
mencantumkannya. Karena disamping mengunakan kitab utama, beliau juga
mengunakan kitab-kitab lain sebagai referensi untuk memperjelas dalam
menerangkan permasalahan yang ada dalam kitab utama yang dibaca, harap dapat di
maklum, terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Diterbitkan
dalam rangka mengajak untuk menghadiri Majlis
Ta’lim AL KIFAHI AL TSAQAFY. Kritik & Saran dapat disampaikan melalui
E-mail: hsn_5805@yahoo.co.id
Ingin
mendapatkan kiriman ringkasan ta’lim secara rutin silahkan gabung di Facebook
Group Majlis Ta’lim AL KIFAHI AL TSAQAFY:
http://www.facebook.com/groups/alkifahi/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar