Sabtu, 16 Mei 2015

TASAWUF - Ahlaq Sebelum Tidur



Pokok Bahasan     :  TASAWUF
Judul                    :  Ahlaq Sebelum Tidur
Nara Sumber        :  Al Ustdz. Al Habib Umar bin Abdurrahman Assegaf


Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Jauhilah oleh kamu akan banyak tertawa, karena banyak tertawa dapat mematikan hati. Dalam sebuah hadist Rasululloh pernah berkata: “Andai kata kamu mengetahui apa yang aku ketahui, maka kamu akan sedikit tertawa dan lebih banyak menangis.” Jika kamu dapat membuat tertawa kamu hanya dengan senyum saja, maka silahkan kamu lakukan. Rasululloh bila tertawa hanya tersenyum tanpa mengeluarkan suara.

Dan jangan kamu bangun dari duduk di suatu majlis ataupun perkumpulan kecuali dengan membaca:

                سبحانك اللهم وبحمدك أشهد أن لاإله إلاأنت أستغفرك وأتوب اليك

Akan tetapi di majlis-majlis Salafus Sholeh dan para Habaib mereka biasanya tidak membaca zikir seperti yang diatas, akan tetapi mereka membaca sholawat atas Nabi. Karena mereka berpendapat, membaca sholawat telah mencakup semuanya. Membaca sholawat meskipun dilakukan tanpa ke-khusyu-an tetap mendapatkan pahala. Sedangkan membaca zikir diperlukan ke-khusyu-an dan ke-ikhlas-an.

Jika kamu ingin tidur, maka berbaringlah kamu di atas lambung kamu yang sebelah kanan dan menghadap qiblat. Jika tidak memungkinkan bagi kamu menghimpun keduanya, yaitu tidur di atas lambung yang kanan dan menghadap qiblat, maka tidurlah di atas lambung yang kanan dan meninggalkan menghadap qiblat, akan tetapi upayakan jangan sampai membelakangi qiblat.

Dengan melihat posisi tidur, maka dapat dikelompokkan menjadi 4 posisi, yaitu:
1.    Tidur dengan posisi terlentang: Adalah posisi tidur dari para Nabi-nabi. Mereka terlihat tidur akan tetapi hati mereka tetap zikir dan mengingat Alloh SWT.
2.    Tidur di atas lambung yang kanan: Adalah posisi tidurnya para ulama dan para ahli ibadah.
3.    Tidur di atas lambung yang kiri: Adalah posisi tidur para raja-raja.
4.    Tidur dengan posisi tengkurap: Adalah posisi tidurnya setan.

Sebelum tidur, niatkan agar dapat bangun malam untuk ibadah kepada Alloh, sehingga tidur kitapun mendapatkan pahala. Ada tuntunan zikir sebelum tidur, yaitu:

      اللهم قنى عذابك يوم يجمع عبادك [×3] أستغفرالله العظيم الذى لاإله إلاهو الحي القيوم

         وأتوب اليه[×3] وقل: سبحان الله[×33]   والحمد لله كنذ لك والله أكبر[×34]  

Hendaklah kamu tidur dalam keadaan zikir. Jangan biasakan tidur di atas kasur-kasur yang empuk. Dalam suatu riwayat Sohabat Nabi Anas bin Maliq lewat di depan kediaman Rasululloh, ia mendengar suara istri Nabi Siti Aisyah berkata: “Hai Nabi yang tidak pernah memakai sutra, Hai Nabi yang tidak pernah tidur di kasur yang empuk, Hai Nabi yang sejak lahir tidak pernah kenyang perutnya dari makanan, Hai Nabi yang memilih pelepah qurma di bandingkan kasur yang empuk, Hai Nabi yang tidak pernah tidur nyenyak karena takut akan neraka sya’ir.”

Jika kita tidur diatas kasur yang empuk, maka kita akan enak tidur, sehingga akan meninggalkan bangun malam. Sehingga di akhirat kelak akan menyesal dan sedih karena pahala yang akan Alloh ganjarkan kepada orang-orang yang bangun malam.

Dipadang Ma’shar nanti akan terdengar suara yang memanggil:  “Mana orang-orang yang lambungnya jauh dari tempat tidur (tidak banyak tidur)?” Sangat sedikit orang yang memenuhi panggilan tersebut, mereka semua akan dimasukkan ke dalam syurga tanpa di hisab.

Ibu dari Nabi Sulaiman ( Istri dari Nabi Daud ) berkata: “Wahai anakku jangan kamu banyak tidur di malam hari, karena kamu akan datang di akhirat dalam keadaan faqir.”

Imam Gojali pernah berkata: “Satu hari satu malam ada 24 jam. Jangan kamu tidur di malam hari lebih dari 8 jam. Maka jika umur kamu hanya 60 tahun, maka kamu telah menyia-yiakan waktumu selama 20 tahun atau  1/3  dari umurmu.”

Dalam suatu riwayat ada seorang waliyullah yang bernama Abu Yazid, beliau adalah seorang waliyullah yang mempunyai maqom (kedudukan) ‘fana’ , artinya segala sesuatu yang dilihatnya hanyalah Alloh SWT.
Pada masa kecil beliau membaca salah satu ayat dalam Al-Qur’an yang menerangkan bahwa Alloh mewajibkan shalat malam kepada para Nabi-Nya. Yazid kecil bertanya kepada bapaknya: “Wahai ayah mengapa engkau tidak melaksanakan shalat malam?” Ayahnya menjawab: “Shalat malam hanya diwajibkan untuk para nabi, sedangkan untuk para sohabat hanya disunahkan saja.” Kemudian Yazid berkata: “Mengapa enkau tidak mengerjakan seperti yang dikerjakan para sohabat wahai ayah?” “Baiklah mulai malam ini ayah akan kerjakan shalat malam.” Pada suatu malam Yazid kecil terbangun dari tidurnya dan melihat ayahnya sedang bersiap-siap akan mengerjakan shalat malam, kemudian Yazid berkata: “Wahai ayah, ajarkanlah kepadaku caranya berwudhu, sehingga aku dapat melaksanakan shalat malam bersamamu.” Ayahnya berkata: “Hai anakku tidurlah kembali, engkau masih kecil.” Kemudian Yazid berkata: “Di akhirat kelak aku akan mengadu kepada Alloh, bahwa aku telah meminta kepada ayahku untuk mengajarkanku berwudhu agar aku dapat melaksanakan shalat malam bersamanya, tetapi ternyata ayahku tidak mau mengajariku dan hanya berkata tidurlah kembali, engkau masih kecil.” Mendengarkan perkataan anaknya tersebut,  akhirnya sang ayah mengajarkannya berwudhu. Mulai saat itu Abu Yazid bangun malam untuk melaksanakan shalat, sehingga ia mendapatkan maqom Waliyullah.


CATATAN:
Ini saja yang dapat al-faqir rangkum dari isi penjelasan ta’lim yang begitu luas yang disampaikan oleh Al Ustdz. Al Habib Umar bin Abdurrahman Assegaf. Semoga rangkuman ini dapat bermanfaat dan menjadi motivasi dalam menuntut ilmu.
Kebenaran Mutlaq milik Alloh dan Segala Kekhilafan adalah dari pribadi Al-faqir sendiri. Segala kelebihan dan kekurangan yang Al-faqir sampaikan dalam ringkasan ini mohon dibukakan pintu maaf yang seluas-luasnya.
Karena keterbatasan ilmu yang Al-faqir miliki, maka Al-faqir tidak membuka forum Tanya Jawab dalam Blog ini.
Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya al-faqir haturkan kepada Syaidil Walid Al Ustdz Al Habib Umar bin Abdurrahman Assegaf yang telah memberikan izin kepada al-faqir untuk dapat menyebarluaskan isi ta’lim di Majlis Ta’lim AL KIFAHI AL TSAQAFY, dan tal lupa ucapan terima kasih al-faqir sampaikan untuk H. Aun Mustofa yang telah mengizinkan al-faqir untuk menggunakan fasilitas kantor untuk membuat ringkasan ta’lim ini. 
Afwan Al-faqir tidak mencantumkan nama kitab dan pengarang dalam setiap rangkuman yang al-faqir kirimkan, karena ada permintaan dari Al Ustdz untuk tidak mencantumkannya. Karena disamping mengunakan kitab utama, beliau juga mengunakan kitab-kitab lain sebagai referensi untuk memperjelas dalam menerangkan permasalahan yang ada dalam kitab utama yang dibaca, harap dapat di maklum, terima kasih. 

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Diterbitkan dalam rangka mengajak untuk menghadiri Majlis Ta’lim AL KIFAHI AL TSAQAFY. Kritik & Saran dapat disampaikan melalui E-mail:  hsn_5805@yahoo.co.id

Ingin mendapatkan kiriman ringkasan ta’lim secara rutin silahkan gabung di Facebook Group Majlis Ta’lim AL KIFAHI AL TSAQAFY: http://www.facebook.com/groups/alkifahi/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar