Senin, 25 Mei 2015

TASAWUF - Adab di Dalam Masjid



Pokok Bahasan     :  TASAWUF
Judul                    :  Adab di Dalam Masjid
Nara Sumber        :  Al Ustdz. Al Habib Umar bin Abdurrahman Assegaf


Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Bila kita hendak masuk ke dalam masjid maka hendaknya berniat i’tikaf, sehingga selama kita berada di dalam masjid maka kita akan mendapatkan pahala i’tikaf. Adapun niatnya adalah sebagai berikut:

نويت الاعـتكـف فى هذا المسجد ما د مت فيه

Artinya: “Aku niat i’tikaf  di ini masjid selama aku ada di dalamnya.”

Apabila ingin mendapatkan pahala yang lebih besar, maka niatkan wajib i’tikaf  dengan lafaz niat sebagai berikut:

لله علي ان اعـتكـف فى هذا المسجد ما د مت فيه

Artinya: “Aku wajibkan diriku i’tikaf di ini masjid selama aku berada di dalamnya.”

Masjid adalah rumah Alloh. Tempat yang paling Alloh sukai adalah masjid karena di dalam berisi dzikir dan ibadah kepada Alloh. Sedangkan  tempat yang paling tidak Alloh sukai adalah pasar, karena di dalam pasar banyak terjadi sumpah-sumpah palsu.

Cara-cara untuk memakmurkan masjid antara lain dengan membangun masjid, memperbaiki masjid dan mengisi masjid dengan ibadah-ibadah kepada Alloh.
Mendirikan masjid bukan hanya karena ada uang, akan tetapi dilihat pula apakah masjid-masjid yang ada sudah tidak dapat menampung jama’ah lagi? Ada salah seorang Ulama NU pernah membaca buku yang berada di perpustakaan  negeri Belanda, dalam buku tersebut ada tulisan yang mengatakan: “Bila ingin menghancurkan Islam, cukup dengan memperbanyak bangunan masjid, karena dengan semakin banyak masjid maka akan timbul perselisihan dan perbedaan pendapat di kalangan umat Islam.”

Salah satu dari tujuh golongan manusia yang akan dinaungi (mendapatkan perlindungan) di hari Qiamat adalah seorang laki-laki yang hatinya tergantung dan terikat dengan masjid. Artinya: baru keluar dari shalat berjama’ah di masjid, hatinya sudah tergerak ingin kembali ke masjid.

Didalam masjid gunakan adab-adab yang baik. Jangan merokok di dalam masjid (haram). Jangan banyak bicara di dalam masjid (terutama hal-hal yang menyangkut urusan-urusan keduniawian, apalagi hal-hal yang haram. Contohnya: jangan membicarakan tentang rapat acara 17 Agustusan di dalam masjid.
Apabila ada timbul keinginan untuk menyampaikan segera suatu urusan keduniawian, maka keluarlah dari masjid, jika telah selesai baru kembali ke dalam masjid.

Jangan ada kesibukan atau pekerjaan di masjid, kecuali untuk kegiatan-kegiatan ibadah saja. Gunakan masjid untuk mengagungkan dan menyembah Alloh semata.

Disunnahkan bagi mu’azin dan mukimin (orang yang sudah berada di dalam masjid) agar setelah mendengarkan suara adzan, bersholawat kepada Nabi Muhammad SAW. dan memohon kepada Alloh agar mengangkat derajat Nabi Muhammad SAW. sebagaimana doa yang biasa kita baca setelah adzan.

Dianjurkan memperbanyak membaca doa antara waktu Adzan dan Qomat. Karena ada Hadist Nabi yang menyatakan bahwa doa antara Adzan dan Qomat tidak di tolak oleh Alloh. Diantara doa yang warid pada waktu tersebut adalah:

ا للهم انى أسأ لك العا فية فى الد نيا والاخرة

Artinya:
“Ya Alloh aku mohon kepadaMu keselamatan di dunia dan akhirat.”

Sesungguhnya telah datang anjuran dari Hadist Nabi tentang anjuran membaca doa ini tidak hanya diantara Adzan dan Qomat tetapi di setiap doa kita.

Hendaknya kamu melazimkan bersegera untuk melaksanakan shalat diawal waktu. Bagi yang tidak dapat melaksanakan shalat di awal waktu, maka harus ada “adzam” (keinginan kuat untuk melaksanakan shalat pada jam ….), karena kita tidak tahu kapan ajal/umur kita akan sampai.

Yang dimaksud shalat di awal waktu adalah: Sebelum masuk waktu shalat, kita sudah wudhu dan sudah berada di dalam masjid. Apabila tidak dapat mengerjakan seperti itu, setidaknya kita segera bersiap menuju ke masjid pada saat mendengar suara adzan.

Shalat di awal waktu mendapatkan derajat: Ridho Alloh        رضوان الله
   عفوالله   Shalat di akhir waktu mendapatkan derajat: Ampunan Alloh                     
Derajatnya lebih rendah bila dibandingkan dengan derajat yang pertama.

Sebelum dan sesudah shalat wajib kerjakan shalat sunnah Qobliyah dan Ba’diyah. Apabila ada udzur tidak dapat melaksanakan shalat sunnah Qobliyah dan Ba’diyah pada waktu tersebut, maka segera kita qodho bila ada kesempatan di lain waktu. Jangan meremehkan shalat sunnah Qobliyah dan Ba’diyah. 


CATATAN:
Ini saja yang dapat al-faqir rangkum dari isi penjelasan ta’lim yang begitu luas yang disampaikan oleh Al Ustdz. Al Habib Umar bin Abdurrahman Assegaf. Semoga rangkuman ini dapat bermanfaat dan menjadi motivasi dalam menuntut ilmu.
Kebenaran Mutlaq milik Alloh dan Segala Kekhilafan adalah dari pribadi Al-faqir sendiri. Segala kelebihan dan kekurangan yang Al-faqir sampaikan dalam ringkasan ini mohon dibukakan pintu maaf yang seluas-luasnya.
Karena keterbatasan ilmu yang Al-faqir miliki, maka Al-faqir tidak membuka forum Tanya Jawab dalam Blog ini.
Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya al-faqir haturkan kepada Syaidil Walid Al Ustdz Al Habib Umar bin Abdurrahman Assegaf yang telah memberikan izin kepada al-faqir untuk dapat menyebarluaskan isi ta’lim di Majlis Ta’lim AL KIFAHI AL TSAQAFY, dan tal lupa ucapan terima kasih al-faqir sampaikan untuk H. Aun Mustofa yang telah mengizinkan al-faqir untuk menggunakan fasilitas kantor untuk membuat ringkasan ta’lim ini. 
Afwan Al-faqir tidak mencantumkan nama kitab dan pengarang dalam setiap rangkuman yang al-faqir kirimkan, karena ada permintaan dari Al Ustdz untuk tidak mencantumkannya. Karena disamping mengunakan kitab utama, beliau juga mengunakan kitab-kitab lain sebagai referensi untuk memperjelas dalam menerangkan permasalahan yang ada dalam kitab utama yang dibaca, harap dapat di maklum, terima kasih. 

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Diterbitkan dalam rangka mengajak untuk menghadiri Majlis Ta’lim AL KIFAHI AL TSAQAFY. Kritik & Saran dapat disampaikan melalui E-mail:  hsn_5805@yahoo.co.id

Ingin mendapatkan kiriman ringkasan ta’lim secara rutin silahkan gabung di Facebook Group Majlis Ta’lim AL KIFAHI AL TSAQAFY: http://www.facebook.com/groups/alkifahi/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar