Pokok
Bahasan : TASAWUF
Judul : Adab di Dalam Masjid
Nara
Sumber : Al
Ustdz. Al Habib Umar bin Abdurrahman Assegaf
Bila
kita hendak masuk ke dalam masjid maka hendaknya berniat i’tikaf,
sehingga selama kita berada di dalam masjid maka kita akan mendapatkan pahala i’tikaf.
Adapun niatnya adalah sebagai berikut:
نويت الاعـتكـف فى هذا المسجد
ما د مت فيه
Artinya: “Aku niat i’tikaf di ini masjid selama aku ada di dalamnya.”
Apabila
ingin mendapatkan pahala yang lebih besar, maka niatkan wajib i’tikaf dengan lafaz niat sebagai berikut:
لله علي ان اعـتكـف فى هذا المسجد ما د مت فيه
Artinya: “Aku wajibkan diriku i’tikaf
di ini masjid selama aku berada di dalamnya.”
Masjid
adalah rumah Alloh. Tempat yang paling Alloh sukai adalah masjid karena di
dalam berisi dzikir dan ibadah kepada Alloh. Sedangkan tempat yang paling tidak Alloh sukai adalah
pasar, karena di dalam pasar banyak terjadi sumpah-sumpah palsu.
Cara-cara
untuk memakmurkan masjid antara lain dengan membangun masjid, memperbaiki
masjid dan mengisi masjid dengan ibadah-ibadah kepada Alloh.
Mendirikan
masjid bukan hanya karena ada uang, akan tetapi dilihat pula apakah
masjid-masjid yang ada sudah tidak dapat menampung jama’ah lagi? Ada salah
seorang Ulama NU pernah membaca buku yang berada di perpustakaan negeri Belanda, dalam buku tersebut ada
tulisan yang mengatakan: “Bila ingin menghancurkan Islam, cukup dengan
memperbanyak bangunan masjid, karena dengan semakin banyak masjid maka akan
timbul perselisihan dan perbedaan pendapat di kalangan umat Islam.”
Salah
satu dari tujuh golongan manusia yang akan dinaungi (mendapatkan perlindungan)
di hari Qiamat adalah seorang laki-laki yang hatinya tergantung dan terikat
dengan masjid. Artinya: baru keluar dari shalat berjama’ah di masjid, hatinya
sudah tergerak ingin kembali ke masjid.
Didalam
masjid gunakan adab-adab yang baik. Jangan merokok di dalam masjid (haram).
Jangan banyak bicara di dalam masjid (terutama hal-hal yang menyangkut
urusan-urusan keduniawian, apalagi hal-hal yang haram. Contohnya: jangan
membicarakan tentang rapat acara 17 Agustusan di dalam masjid.
Apabila
ada timbul keinginan untuk menyampaikan segera suatu urusan keduniawian, maka
keluarlah dari masjid, jika telah selesai baru kembali ke dalam masjid.
Jangan
ada kesibukan atau pekerjaan di masjid, kecuali untuk kegiatan-kegiatan ibadah
saja. Gunakan masjid untuk mengagungkan dan menyembah Alloh semata.
Disunnahkan
bagi mu’azin dan mukimin (orang yang sudah berada di dalam masjid) agar setelah
mendengarkan suara adzan, bersholawat kepada Nabi Muhammad SAW. dan memohon
kepada Alloh agar mengangkat derajat Nabi Muhammad SAW. sebagaimana doa yang
biasa kita baca setelah adzan.
Dianjurkan
memperbanyak membaca doa antara waktu Adzan dan Qomat. Karena ada Hadist Nabi
yang menyatakan bahwa doa antara Adzan dan Qomat tidak di tolak oleh Alloh.
Diantara doa yang warid pada waktu tersebut adalah:
ا للهم انى أسأ لك العا فية فى الد نيا والاخرة
Artinya:
“Ya
Alloh aku mohon kepadaMu keselamatan di dunia dan akhirat.”
Sesungguhnya
telah datang anjuran dari Hadist Nabi tentang anjuran membaca doa ini tidak
hanya diantara Adzan dan Qomat tetapi di setiap doa kita.
Hendaknya
kamu melazimkan bersegera untuk melaksanakan shalat diawal waktu. Bagi yang
tidak dapat melaksanakan shalat di awal waktu, maka harus ada “adzam”
(keinginan kuat untuk melaksanakan shalat pada jam ….), karena kita tidak tahu
kapan ajal/umur kita akan sampai.
Yang
dimaksud shalat di awal waktu adalah: Sebelum masuk waktu shalat, kita sudah wudhu
dan sudah berada di dalam masjid. Apabila tidak dapat mengerjakan seperti itu,
setidaknya kita segera bersiap menuju ke masjid pada saat mendengar suara
adzan.
Shalat
di awal waktu mendapatkan derajat: Ridho Alloh
رضوان الله
عفوالله Shalat di akhir waktu mendapatkan derajat:
Ampunan Alloh
Derajatnya
lebih rendah bila dibandingkan dengan derajat yang pertama.
Sebelum
dan sesudah shalat wajib kerjakan shalat sunnah Qobliyah dan Ba’diyah. Apabila
ada udzur tidak dapat melaksanakan shalat sunnah Qobliyah dan Ba’diyah pada
waktu tersebut, maka segera kita qodho bila ada kesempatan di lain waktu.
Jangan meremehkan shalat sunnah Qobliyah dan Ba’diyah.
CATATAN:
Ini saja yang dapat al-faqir rangkum
dari isi penjelasan ta’lim yang begitu luas yang disampaikan oleh Al Ustdz. Al
Habib Umar bin Abdurrahman Assegaf. Semoga rangkuman ini dapat bermanfaat dan
menjadi motivasi dalam menuntut ilmu.
Kebenaran
Mutlaq milik Alloh dan Segala Kekhilafan adalah dari pribadi Al-faqir sendiri.
Segala kelebihan dan kekurangan yang Al-faqir sampaikan dalam ringkasan ini
mohon dibukakan pintu maaf yang seluas-luasnya.
Karena
keterbatasan ilmu yang Al-faqir miliki, maka Al-faqir tidak membuka forum Tanya
Jawab dalam Blog ini.
Ucapan
terima kasih yang sebesar-besarnya al-faqir haturkan kepada Syaidil Walid Al
Ustdz Al Habib Umar bin Abdurrahman Assegaf yang telah memberikan izin kepada
al-faqir untuk dapat menyebarluaskan isi ta’lim di Majlis Ta’lim AL KIFAHI AL TSAQAFY, dan tal lupa ucapan terima
kasih al-faqir sampaikan untuk H. Aun Mustofa yang telah mengizinkan al-faqir
untuk menggunakan fasilitas kantor untuk membuat ringkasan ta’lim ini.
Afwan
Al-faqir tidak mencantumkan nama kitab dan pengarang dalam setiap rangkuman
yang al-faqir kirimkan, karena ada permintaan dari Al Ustdz untuk tidak
mencantumkannya. Karena disamping mengunakan kitab utama, beliau juga
mengunakan kitab-kitab lain sebagai referensi untuk memperjelas dalam
menerangkan permasalahan yang ada dalam kitab utama yang dibaca, harap dapat di
maklum, terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Diterbitkan
dalam rangka mengajak untuk menghadiri Majlis
Ta’lim AL KIFAHI AL TSAQAFY. Kritik & Saran dapat disampaikan melalui
E-mail: hsn_5805@yahoo.co.id
Ingin
mendapatkan kiriman ringkasan ta’lim secara rutin silahkan gabung di Facebook
Group Majlis Ta’lim AL KIFAHI AL TSAQAFY:
http://www.facebook.com/groups/alkifahi/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar