Selasa, 03 November 2015

TASAWUF - Adzab Qubur & Dahsyatnya Adzab Qubur



Pokok Bahasan     :  TASAWUF
Judul                    :  Adzab Qubur & Dahsyatnya Adzab Qubur
Nara Sumber        :  Al Ustdz. Al Habib Umar bin Abdurrahman Assegaf


Assalamu’alaikum Wr. Wb.



Dalam suatu Riwayat Hadits: Suatu saat kami keluar bersama Rasul untuk berta’ziyah kepada salah satu jenazah dari pada kaum Anshor, dan kami mengantar sampai ke Qubur. Dan sesampainya di Qubur, jenazah tersebut tidak langsung diQuburkan. Maka duduklah Nabi disitu dan kamipun duduk bersama dengan Nabi. Saking khusyunya kami duduk di hadapan Rasul, seakan-akan di atas kepala kami ada seekor burung yang apabila kami bergerak sedikit saja, maka burung tersebut akan terbang. Dan di tangan Nabi ada sebatang kayu, Nabi mencongkel/ menggali dengan kayu itu bumi/ tanah sehingga ada bekasnya. Kemudian Nabi mengangkat ia punya kepala dan Nabi bersabda: “Hai Sohabat-sohabatku (Hai Umatku), berlindunglah kepada Alloh dari adzab Qubur.” (sebanyak 2 atau 3 kali Nabi menyebutkan) “Sesungguhnya hamba Alloh yang mu’min, jika ia sudah akan mengahadap menuju akhirat/ meninggal dunia, dan ia terputus dari kehidupan dunia, maka turunlah malaikat-malaikat kepadanya dengan wajah yang putih ia punya muka, seakan-akan karena sangat terang-benderang mereka punya muka laksana matahari. Bersamanya malaikat-malaikat membawa kain kafan dan minyak wangi dari Syurga yang membuat wangi itu mayit/ janazah. Maka duduklah dari malaikat-malaikat yang banyak ini, menghadapi mu’min yang sholeh/ ahli ibadah sejauh pandangan mata. Kemudian datanglah malaikat maut, sampai dia duduk di sisi kepala dari orang sholeh menjelang kematiannya.”
Seorang mu’min yang sholeh, manakala ia akan menghadap Alloh/ meninggalkan dunia, maka akan turun malaikat-malaikat untuk melihat keadaannya, setelah malaikat-malaikat mempersiapkan diri untuk menghadiri persiapan kematian dari orang mu’min yang sholeh sejauh pandangan mata. Maka kemudian datanglah malaikat maut dan ia duduk di sisi kepala dari orang sholeh menjelang kematiannya.

Malaikat Maut berkata kepada si-mu’min: “Hai jiwa yang tenang, keluarlah kamu menuju ampunan Alloh dan ridho Alloh.”   Maka mengalir/ keluarlah dari itu jiwa, nyawa/ ruh seperti tetesan air dari ‘ghirbah’ (tempat air), keluarnya itu nyawa dengan mudah. Setelah keluar itu nyawa, malaikat maut mengambil dan mengamankan itu nyawa/ ruh tersebut. Tidak di lepaskan itu nyawa sekejappun juga oleh malaikat maut. Hingga malaikat-malaikat yang banyak tadi mengambil nyawa/ ruh tersebut, kemudian di taruh di atas kain kafan dan minyak wangi yang sudah dipersiapkan dari syurga. Maka keluarnya itu nyawa semacam semerbak harumnya minyak misik. Kemudian nyawa tadi di bawa ke atas langit oleh malaikat-malaikat yang tadi mempersiapkan kematian orang mu’min tadi.
Malaikat-malaikat yang membawa itu nyawa tidaklah melewati sekelompok malaikat, melainkan malaikat-malaikat yang dilewati oleh nyawa/ ruh orang mu’min tadi berkata: “Ruh siapa yang melewati kami yang begitu wangi/ harum?”  Malaikat-malaikat yang membawa ruh/ nyawa dari orang mu’min tadi menjawab: “Fulan bin Fulan.”  Disebut oleh malaikat dengan sebutan nama yang terbaik. Malaikat-malaikat yang membawa ruh orang mu’min tadi terus berjalan hingga sampai di langit yang pertama. Kemudian malaikat-malaikat yang membawa ruh orang mu’min tadi meminta izin kepada malaikat yang menjaga pintu langit agar membuka pintu langit yang pertama hingga tembus sampai pintu langit yang ketujuh. “Tulis/ catat hai malaikat, ketentuan dia akan Syurga.”  Setelah sampai di langit yang ketujuh, kemudian dikembalikan lagi ke bumi. “Dari tanahlah KAMI ciptakan manusia, dan ke dalam tanahlah KAMI akan kembalikan mereka. Dan dari tanah nanti akan KAMI keluarkan sewaktu-waktu. ”  Kemudian dikembalikan lagi ruh kedalam jasad di Qubur untuk menghadapi pertanyaan Malaikat Munqar dan Naqir. Malaikat Munqar dan Naqir akan bertanya: “Man Robbuka?” “Siapa Tuhanmu?” “Allohu Robbi.”  Dua Malaikat kembali bertanya: “Ma Dinnuka?” “Apa agamamu?”  “Dinnul Islam.”
Untuk orang yang tidak mengakui Alloh (kafir/ diluar Islam) tentunya tidak akan menjawab seperti ini. Yang dapat menjawab seperti ini pun tidak sembarang orang, tetapi orang mu’min yang sholeh.
Malaikat Munqar dan Naqir kembali bertanya: “Apa pendapatmu tentang laki-laki yang diutus kepadamu (yaitu: Nabi Muhammad SAW.)?”  “Dialah Rasululloh.” Malaikat kembali bertanya: “Bagaimana kamu dapat tahu bahwa ia Rasululloh?”  “Aku membaca dan aku mengimani kitabulloh, Al Qur’an, disitu ada sifat-sifat Rasul.”  Maka ada suara-suara yang memanggil (Alloh berkata): “Benarlah si-hamba tentang tutur katanya.”  Dan Alloh memerintahkan kepada Malaikat-malaikat: “Silahkan hamparkan kepadanya hamparan-hamparan (permadani) yang ada di Syurga, dan pakaikan kepadanya pakaian dari Syurga, dan bukakan untuknya pintu Syurga. ”   Maka datanglah baunya Syurga dan diluaskan Quburnya sejauh pandangan matanya.
Qubur yang panjangnya hanya 2 meter dan lebarnya tidak seberapa, tetapi untuk orang mu’min yang sholeh yang mati Khusnul Khotimah, maka dapat menjadi luas sejauh pandangan mata.
Dan orang mu’min yang sholeh ini akan didatangi oleh seorang laki-laki yang bagus/ tampan wajahnya dan wangi/ harum badannya. Lelaki tersebut berkata: “Aku ditugaskan untuk menyenangkan kamu dengan sesuatu khabar yang menggembirakan. Ini lah hari yang dulu (di alam dunia) kamu dijanjikan (ni’mat Qubur).”   Orang mu’min berkata: “Man anta?” “Siapa kalian?”  Lelaki tersebut menjawab: “Saya adalah amal kamu yang sholeh.”  Lelaki mu’min tersebut berkata: “Datangkan/ laksanakan Hari Qiamat sekarang, hingga aku dapat kembali berjumpa kepada ahliku (anak, istri, cucu dll.) dan pelayan-pelayanku di alam dunia.”     

Sesungguhnya Hamba Alloh yang kafir (yang tidak beriman kepada Alloh), manakala ia akan pulang ke Rahmatulloh/ ke negeri akhirat/ meninggal dunia, dan terputus kehidupan dunianya, turunlah kepadanya Malaikat-Malaikat dari langit yang keadaan mukanya hitam kelam dengan membawa kain kafan. Malaikat-Malaikat yang banyak jumlahnya, banyaknya sejauh pandangan mata, malaikat tersebut duduk di dekat Hamba Alloh yang kafir yang akan dicabut nyawanya.

Kemudian datanglah Malaikat Maut, hingga Malaikat Maut duduk di dekat kepala dari orang kafir yang akan pulang ke Rahmatulloh. Malakat Maut berkata kepada si-kafir yang akan meninggal dunia: “Hai jiwa/ ruh yang keruh/ jahat, keluarlah kamu menuju murka dan amarah Alloh.”

Maka berpencarlah/ bercerai-berailah itu ruh dari anggota badan si-kafir seluruhnya. Maka dicabutnya itu ruh oleh Malaikat sebagaimana dicabutnya ‘safuud’  (alat tusuk sate) yang terbuat dari besi, ada juga yang menafsirkannya sebagai satu kayu yang banyak cabangnya/ rantingnya dari pada bulu yang basah, maka bercerailah/ putuslah urat-urat dan otot-otot si-kafir tadi.

Setelah nyawa/ ruh tadi dicabut, kemudian dipegang oleh Malaikat Maut dan tidak dibiarkan itu nyawa walau sekejap mata, hingga diambilnya ini nyawa/ ruh untuk ditaruh di kain kafan. Dan keluarlah dari itu ruh bau, seperti baunya bangkai yang busuk.

Malaikat-Malaikat kemudian membawa ini ruh ke atas langit, maka tidaklah Malaikat-Malaikat yang membawa itu ruh, yang melewati sekelompok Malaikat-Malaikat di langit, melainkan di tanya oleh Malaikat yang dilewati: “ruh siapakah yang bau busuk ini?”  Maka dijawab oleh Malaikat yang membawa ruh si-kafir ini: “Ini ruh fulan bin fulan”  dengan menyebut namanya yang paling buruk. Hingga sampailah mereka kepada langit yang pertama, Malaikat yang memabawa ruh ini minta dibukakan pintu langit yang pertama, ternyata Malaikat yang menunggu/ menjaga pintu langit yang pertama tidak membukakan pintu untuk ruh si-kafir ini.

Kemudian Rasululloh bersabda: “Tidak sekali-kali dibukakan untuk mereka pintu langit yang pertama, dan mereka tidak akan masuk Syurga, sampai onta yang berbadan besar dapat masuk ke dalam satu lobang jarum yang paling kecil.” 
Hal ini untuk menggambarkan bahwa suatu hal yang mustahil terjadi. Bagaimanapun juga suatu hal yang mustahil bagi orang kafir untuk dapat masuk ke dalam Syurga. Bila onta yang besar sudah dapat masuk ke dalam lubang jarum yang kecil, maka barulah orang kafir dapat masuk ke dalam Syurga. Sampai kapanpun tidak akan mungkin onta yang besar dapat masuk ke dalam lubang jarum yang kecil.

Kemudian Alloh berfirman kepada malaikat-malaikat: “Hai Malaikat-Malaikatku, tuliskan untuknya ketentuan/ catatan di Neraka Sij’jiin.  
Sij’jiin menurut sebagian ulama mufasiriin adalah: suatu kitab/ buku yang menghimpun di dalamnya segala amalan-amalan Syaiton dan orang-orang kafir. Ada juga yang berpendapat bahwa Sij’jiin adalah suatu tempat yang berada di bawah lapisan bumi yang ke tujuh, yaitu tempatnya Iblis dan bala tentaranya.

Kemudian di lemparlah itu ruh oleh malaikat dengan keras kemudian dibacakan kepadanya: “Siapa orang yang mensekutukan sesuatu dengan Alloh, maka seakan-akan itu orang jatuh dari langit, maka disambarnya oleh burung atau dijatuhkan oleh angin di suatu tempat yang sangat jauh.”  Orang semacam ini (orang kafir) tidak dapat diharapkan selamat dari siksa Alloh di Neraka Jahanam. “Sesungguhnya orang yang mensekutukan Alloh dari kebenaran dan iman, sebagaimana jauhnya sesuatu yang jatuh dari langit ke bumi.”  Diserupakan orang yang Musyrik seperti orang yang jatuh dari langit, karena dia tidak mempunyai/ memiliki suatu usaha/ daya upaya untuk dapat menyelamatkan dirinya.

Malaikat yang menjaga pintu langit yang pertama menolak ruh dari orang kafir, karena ditolak untuk menuju langit, maka dikembalikan lagi itu ruh/ nyawa ke dalam jasadnya. Kemudian di dalam Quburnya ia di datangi oleh dua malaikat (Munqar dan Naqir). Maka dua malaikat mendudukan si-kafir ini di dalam Quburnya, Malaikat bertanya kepada si-kafir ini: “Man Robbuka?” “Siapa Tuhanmu?”  “La…aku tidak tahu.”   Kemudian malaikat bertanya lagi: “Ma Dinnuka?” “Apa agamamu?”  “La…aku tidak tahu.”   Malaikat Munqar dan Naqir kembali bertanya: “Apa pendapatmu tentang laki-laki yang diutus kepadamu (yaitu: Nabi Muhammad SAW.)?”  “La…aku tidak tahu.”   Ada suara memanggil-manggil dari langit: “Dusta itu hamba dalam perkataannya. Hamparkan atas orang ini dari pada hamparan-hamparan dari Neraka Jahanam, pakaikan kepadanya pakaian dari Naraka Jahanam, dan bukakan Qubur untuknya dari satu pintu Neraka Jahanam, lobang dari lobang Neraka Jahanam.” Bukakan jalan untuknya pintu menuju Neraka Jahanam.  Maka masuklah atas Qubur dari mayit si-kafir ini angin yang sangat panas dari Neraka Jahanam. Dan dipersempit ia punya Qubur, hingga berserakan/ berhamburan tulang-tulangnya. Dan ia di datangi oleh seorang laki-laki yang buruk rupa/ wajahnya, buruk pakaiannya dan badannya berbau busuk. Lelaki itu berkata: “Aku memberikan khabar gembira untukmu  (bermakna mengejek, padahal ia membawa berita yang tidak menyenangkan/ menyusahkan). “Inilah hari yang dahulu kamu dijanjikan oleh Alloh, kamu akan mendapatkan adzab yang sangat dahsyat di alam Qubur.”  Si-kafir bertanya kepada laki-laki tersebut: “Siapa kamu?” “Aku adalah amalan kamu yang buruk/ jahat di alam dunia.”  Si-kafir barkata: “Ya Rabbi, jangan adakan/ laksanakan Hari Qiamat.” 

Hadits Riwayat dari Abu Hurairoh RA.: “Sesungguhnya seorang mu’min manakala ia sedang menghadapi sakaratul maut, maka didatangilah ia oleh Malaikat dengan membawa sutra yang di dalamnya terdapat minyak misik dan bermacam-macam wangi-wangian. Dan dicabut nyawa dari si-mu’min ini sebagaimana di cabutnya itu rambut dari tepung.”  Malaikat berkata: “Hai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhan kamu dalam keadaan senang dan mendapatkan kesenangan dari Alloh, kembalilah kepada Rahmat dan Ridho Alloh.”  Manakala sudah dikeluarkan ia punya nyawa, maka diletakkanlah itu nyawa oleh Malaikat di atas kain kafan yang terbuat dari kain sutra yang ada minyak wangi misik di dalamnya, kemudian baru dilipat itu kain kafan. Kemudian dikirim ini ruh ke ‘Iliyiin  
‘Iliyiin, yaitu: “Suatu kumpulan kitab/ buku yang menyimpan amal-amal kebaikan dari malaikat, manusia dan jin yang mu’min.” Ada juga yang menyatakan ‘Iliyiin, yaitu: “Adalah suatu tempat yang berada di bawah langit yang ketujuh, adanya di bawah Arras. 

Dan untuk orang yang kafir, manakala ia sedang sakaratul maut, maka datanglah kepadanya malaikat-malaikat dengan membawa kain kafan yang terbuat dari bulu dan di dalamnya ada bara api. Maka dicabutlah nyawanya dengan cabutan yang sangat keras. Dan malaikat berkata kepada si-kafir ini: “Hai ruh/ jiwa yang jahat, keluarlah kamu dari alam dunia menuju Tuhan kamu dalam keadaan murka dan di murkai Alloh.”  (Kamu murka karena tidak senang dengan kematian dan Alloh juga memurkai kamu) Kembalilah kamu kepada penghinaan Alloh dan adzab Alloh. Manakala sudah dikeluarkan ia punya ruh, maka ditaruh itu ruh di atas kain kafan yang terbuat dari bulu yang ada baranya. Dan atas ruh tadi ada suara semacam air yang mendidih, kemudian di lipat itu kain kafan untuk dibawa ke Neraka Sij’jiin.  

Meriwayatkan hadits Al Faqih Abu Ja’far Muhammad bin Ali Al Qummi dari Abdillah bin Umar RA.: “Sesungguhnya seorang mu’min (yang beriman kepada Alloh dan merealisasikan keimanannya dengan mengerjakan amal-amal sholeh dan menjauhi larangan-larangan Alloh), manakala ia diletakan/ dimasukan kedalam Qubur, maka di luaskan Quburnya seluas 70 dziro lebarnya, dan panjangnya pun diperluas 70 dziro juga. Ditaburkan di dalam Quburnya suatu tumbuh-tumbuhan yang harum baunya, kemudian di tutup ia dengan kain sutra. Jika bersama si-mumin ini ada sedikit suatu hafalan Al Qur’an, maka memadai bagi dia cahaya dari hafalan Qur’an tadi (sehingga tidak merasakan gelap dalam Quburnya). Jika ia tidak memiliki hafalan Al Qur’an sedikitpun juga, maka dijadikan untuknya cahaya semacam cahaya matahari di Quburnya (dari amalan lainnya yang akan menggantikan amalan hafalan Al Qur’an sebagai penerang di Quburnya). Dan perumpamaan seorang mu’min yang ‘Kamilin Iman’ (sempurna keimanannya) semacam penganten yang sedang tidur nyaman dan tidak ada yang membangunkan dia kecuali istri yang sangat dicintainya. Maka bangunlah ia dari tidurnya, seakan-akan ia belum puas dari tidurnya. Dan sesungguhnya orang yang kafir, akan dipersempit ia punya Quburnya hingga masuklah tulang-tulang rusuknya ke dalam perutnya (tulang rusuknya akan hancur). Dan dikirim kepada si-mayit kafir ini bermacam-macam ular yang besarnya seperti leher-leher onta, maka ular-ular tadi memakan daging si-kafir ini hingga ia tidak meninggalkan/ menyisakan di atas tulang-tulangnya sedikitpun daging. Maka dikirim kepadanya malaikat-malaikat adzab dalam keadaan bisu, tuli dan buta. Bersama malaikat-malaikat ini dikirim godam/ palu yang terbuat dari pada besi. Dan diperlihatkan kepada si-kafir ini api neraka jahanam pagi dan sore hari.”
Malaikat ini dalam keadaan tuli, maka ia tidak mendengar suara tangisan dari si-kafir saat di adzab, karena apabila mereka mendengar maka mereka akan mengasihani. Malaikatpun dalam keadaan buta, sehingga tidak melihat betapa dahsyatnya penderitaan si-kafir yang di adzab.

Berkata Faqih Assamarqondhi Rahimahullohu Taala: “Siapa orang yang akan selamat dari adzab Qubur, hendaknya dia melazimkan/ merutinkan 4 hal/ perkara dan disamping itu ia pun harus menjauhkan dari 4 hal/ perkara pula.” Adapun 4 perkara yang harus dirutinkannya adalah:
1.  Menjaga shalat yang 5 waktu
Manfaat shalat antara lain: dapat mendatangkan rizqy menjadi luas dan lancar, menjaga kesehatan badan, pada saat sujud posisi jantung lebih tinggi dari pada kepala sehingga menyebabkan oksigen mudah untuk mengalir ke otak, menolak segala penyakit, menguatkan kita punya hati, menerangkan kita punya wajah, menyenangkan kita punya jiwa, menyingkirkan kemalasan, mengistirahatkan kerja anggota badan, mendatangkan kekuatan,  melapangkan kita punya dada, memberi makan kita punya ruh (rohani), menerangkan kita punya hati, menjaga ni’mat, menolak segala macam adzab, mendatangkan keberkahan, menjauhkan syaiton, menghampirkan dia kepada Rahmat Alloh.
Nabi apabila merasa letih, dia berkata kepada Bilal: “Ya Bilal tolong istirahatkan aku punya badan dengan shalat.” Nabi meminta Bilal agar membantu Nabi untuk mempersiapkan sarana untuk shalat. Istirahatnya Nabi dengan Shalat, sedangkan istirahatnya kita dengan tidur. Nabi berkata: “Alloh jadikan kesenanganku dengan shalat.”
2.  Melazimkan shodaqoh
Jangan kita shadaqoh di bulan puasa saja, hendaknya kita bershodaqoh setiap hari, besar atau kecilnya shodaqoh bergantung dari kondisi keuangan kita. Shodaqoh yang paling utama adalah shodaqoh saat kita masih hidup, sehat dan disaat kita membutuhkan itu harta, jangan kita membuat wasiat apabila kita telah meninggal menyerahkan harta kita untuk waqaf atau untuk dibagikan kepada anak yatim dan faqir-miskin. “Shodaqoh seseorang 1 dirham saja di saat ia masih hidup, jauh lebih baik baginya dibandingkan ia shodaqoh 100 dirham di saat ia telah mati.”  Wasiat dijalankan setelah ia meninggal dunia.
3.  Melazimkan Membaca Al Qur’an
Sedikit saja kita mempunyai hafalan Al Qur’an maka akan menjadi nur di alam qubur. Hadits Nabi: “Seafdhol-afdholnya ibadah umatku adalah membaca Al Qur’an.” Biarpun sedikit yang terpenting adalah rutin tiap hari membaca Al Qur’an, jadi jangan hanya membaca Al Qur’an di bulan puasa saja.
4.  Melazimkan Membaca Tasbih
Melazimkan dan memperbanyak membaca Tasbih, Tahlil, Tahmid, Istiqfar, Sholawat dan wirid-wirid lainnya.
Ini semua yang telah disebutkan 4 hal yang dapat menyelamatkan kita dari adzab Qubur, yang akan menerangkan Qubur kita dan meluaskan kita punya Qubur. Adapun 4 hal/ perkara yang harus dijauhkan agar kita terhindar dari Adzab Qubur, adalah:
1.  Kadzib (Dusta)
Dusta atau berbohong termasuk dosa yang akan membuat seseorang disiksa di alam qubur. Akan tetapi ada dusta/ berbohong yang dibolehkan dalam agama diantaranya adalah:
-        Dusta suami kepada istrinya dengan tujuan untuk menyelamatkan rumah tangga mereka. Contoh: seorang suami mengetahui bahwa ahlaq istrinya kurang baik, apabila istrinya mengetahui bahwa ia menyisihkan uang gajinya untuk shodaqoh kepada faqir-misqin dan anak yatim, maka bila istrinya mengetahui, maka istrinya akan marah, maka untuk menghindari keributan, si-suami memberikan shodaqohnya secara sembunyi, hal ini dibolehkan oleh agama.
-        Dusta untuk mendamaikan 2 orang muslim yang sedang berselisih/ bertengkar.
-        Dusta untuk melindungi nyawa seseorang mu’min dari ancaman orang yang akan membunuhnya.
-        Dusta untuk mencegah orang lain berbuat ma’syiat. Contoh: Ada orang yang bertanya dimana tempat perjudian, meskipun kita mengetahui tempatnya, maka kita dibolehkan berbohong agar orang yang bertanya tadi terhindar dari perbuatan ma’syiat kepada Alloh.
2.  Hiyaanah (Khianat)
Khianat kepada Alloh, Khianat kepada Rasul, Khianat kepada sesama Manusia. Kepada siapa saja kita tidak boleh khianat, kita harus menjaga amanat. “Jangan kau khianat kepada Alloh (meninggalkan perintah-Nya), jangan kau khianat kepada Rasul (meninggalkan ajaran-ajaran dan sunnah-sunnahnya), dan kamu juga jangan mengkhianati amanat-amanat Alloh yang ada pada kamu (berupa anak dan istri), padahal kamu semua tahu bahwa itu adalah amanat-amanat Alloh yang akan dimintakan pertanggung jawabannya.”   Harta dan anak semua titipan Alloh, suatu saat harus dikembalikan dan dipertanggung jawabkan di hadapan Alloh.
3.  Namiimah (Mengadu Domba)
Jangan menjadi penyebab dari permusuhan/ keretakan antara sesama shohabat/ teman, antara sesama saudara, antara suami dengan istri dan lainnya.
4.  Baul (Buang Air Kecil)
Tiriskan kita punya buang air kecil, jangan sampai tidak bersih. Manakala kita tidak bersih/ tiris dalam buang air kecil, akan menyebabkan kita terkena adzab Qubur juga.
Hadits Nabi: “Bersihlah kamu dari pada ‘baul’ (buang air kecil), maka sesungguhnya/ pada umumnya adzab Qubur dari pada baul.”
Hendaknya saat buang air kecil hingga tiris, dengan cara kita beristibro: “berdehem-dehem”. Jangan sampai pada saat kita shalat, seperti saat ruku ataupun sujud, ada sisa air kencing yang keluar, sehingga mengotori/ membuat najis celana/ sarung kita dan membuat rusak shalat kita.

Ada dalam suatu Riwayat Hadits disaat Nabi melewati suatu Quburan Nabi mendengar suara jeritan dari dalam Quburan. Nabi menjelaskan bahwa orang yang di Qubur ini sedang di adzab di alam Qubur dengan sebab baul.   Nabi kemudian menancapkan sebatang pohon pada Quburan tersebut, agar mengurangi adzab Quburnya. Karena setiap makhluk Alloh bertasbeh/ berdzikir, sehingga dengan sebab tasbeh dari pohon tersebut dapat mengurangi adzab dari orang yang ada di dalam Qubur tersebut.

Nabi mengatakan dalam sebuah Hadist: “Alloh SWT. benci kepada kamu dalam 4 perkara:
1.    Bermain-main dalam shalat, shalatnya tidak khusyu/ tidak fokus/ tidak serius. Sering menengok kesana kemari, terlalu sering mengaruk-garuk dan lain sebagainya.
2.    Berbicara atau bergurau tentang sesuatu yang tidak diperlukan pada saat membaca Al Qur’an.
3.    Mengeluarkan/ berbicara yang kotor/ porno di saat berpuasa.
4.    Tertawa di Quburan.

Dalam suatu riwayat bahwa Muhammad bin Assamaak, ia melihat pada Quburan, dan ia berkata: “Jangan sampai menipu kamu tenang dan diamnya ini Quburan, maka sepatutnya dituntut bagi orang yang cerdas, bahwa dia memperbanyak ingat Qubur sebelum ia masuk ke Qubur. Sungguh sangat banyak orang yang resah gelisah dan menderita di dalam Quburnya. Dan kamu juga jangan tertipu dengan ratanya itu Qubur (sama ukuran panjang dan lebarnya), maka sungguh akan sangat berbeda luas di dalam Qubur-Qubur mereka.”
Untuk orang mu’min tentunya akan diperluas Quburnya sampai 70 dziro, bahkan ada yang diperluas sampai sejauh pandangan mata, sedangkan untuk orang kafir tentunya akan dipersempit Quburnya.

Sufyaan Atsaury Rahimahullohu Taala, adalah seorang muztahid mutlaq yang tertua, sayangnya di punya mazhab tidak ‘mudawam’ (tidak terbukukan), lain halnya dengan Imam Syafii, Imam Hanafi, Imam Maliqi dan Imam Hambali, mazhab mereka ‘mudawam’ (terbukukan), ia berkata:  “Siapa orang yang banyak mengingat Qubur, maka dia akan mendapatkan Quburnya taman dari tamannya Syurga. Dan siapa orang yang lalai dari pada mengingat Qubur, maka dia akan mendapati Quburnya lubang dari pada lubangnya api neraka jahanam.” 

Disaat ia khutbah Ali bin Abi Tholib KW. berkata: “Hai hamba-hamba Alloh, ingat mati…. 3x, tidak ada jalan untuk dapat lepas dari kematian (setiap orang pasti mati), dimanapun kita berada tidak akan dapat lepas dari kematian (sekalipun berada di benteng yang paling kuat sekalipun).”
“Manakala maut sudah mencengkramkan kuku di badan kita, maka kamu akan mendapati semua jampe-jampe tidak akan memberi manfaat.” “Manakala kamu mengusung janazah ke Qubur, maka ketahui oleh kamu bahwa suatu saat kamu akan di Qubur.”

Ada kisah Raja dari Masedonia di wilayah Balkan, Raja Iskandar Zulkarnaen, suatu saat akan meluaskan wilayahnya sampai ke negeri Hindia, berangkatlah ia dan bala tentaranya di sertai oleh tim kesehatannya, menyeberangi sungai Hindustan. Di hutan yang rindang ia istirahat, tanpa disadarinya ia di gigit nyamuk, sampai akhirnya ia jatuh sakit, tim dokter/ tabibnya tidak sanggup untuk mengobatinya, sampai saatnya akhirnya ia meninggal dunia. Sebelum ia meninggal dunia, dia berwasiat: “Saatnya aku meninggal dunia, arak aku punya jenazah keliling kota  dan keluarkan kedua tanganku agar terlihat oleh rakyatku bahwa aku seorang raja yang kekuasaanku luas, hartaku banyak tetapi saat aku meninggal aku tidak membawa apa-apa. Aku hanya membawa tulang yang dilapis oleh kulit saja.”

Jika kamu menghampiri/ menghadapi kematian, maka nyawa kamupun akan diambil/ dicabut juga. Dan jika kamu akan kabur/ lari dari kematian, maka kematian akan tetap mengejar kamu. 

Syaidina Ali KW. berkata: “Kematian itu sudah diikat di ubun-ubun kamu, cari keselamatan…. cari keselamatan….”  Jangan sampai kita kurang amal ibadah kita, sehingga terkena adzab Qubur.

Hati…hati….akan datangnya kematian, cepat…cepat …siapkan diri untuk menghadapi kematian.

Perkataan/ nasehat/ wasiat dari Lukamanul Hakim kepada anaknya, dinukil oleh Imam Gozali dalam kitabnya Ihya Ulumuddin: “Suatu hal/ perkara yang tidak kamu ketahui kapan itu perkara datang menghampiri kamu, maka bersiap-siaplah kamu sebelum kamu dikejutkan oleh kedatangnya (yaitu kematian).”

Hai Manusia, dibelakang kamu ada 2 hal yang mengejar-ngejar kamu dengan cepat, yaitu Rizqy dan Azal . Azal tidak akan sampai sebelum Rizqy kita habis. Rizqy sampai terlebih dahulu sebelum Azal. Selama Rizqy kita belum habis, maka selama itu Azal kita belum akan datang. Jadi tidak perlu bimbang dalam mencari Rizqy , karena Rizqy mengejar kita. Apabila Rizqy kita habis, maka disitu Azal akan sampai. 

Ketahui oleh kamu, bahwa sesungguhnya Quburan itu bekata-kata kepada kamu setiap hari sebanyak 3 kali. Quburan berkata:
1.    Aku adalah lobang yang gelap
2.    Aku rumah duka cita (cemas dan gelisah)
3.    Aku rumahnya ulat-ulat (belatung)
Hal ini tentunya untuk orang-orang yang kurang amal ibadahnya.

Ketahui oleh kamu bahwa dibelakang hari kematian itu, ada hari yang lebih dahsyat lagi dari hari kematian itu sendiri. Dari sangat dahsatnya itu hari, maka anak-anak yang masih muda dan kecil akan ber-uban, dan orang dewasa akan mabok, dan akan lupa orang yang menyusui dengan yang disusuinya (ibu lupa dengan anaknya), orang perempuan yang sedang hamil akan gugur ia punya kandungannya,  manusia akan mabok, tetapi bukan mabuk karena minuman keras, tetapi karena dahsyatnya adzab Alloh. Ketahui oleh kamu dibelakang itu hari ada hari yang lebih dahsyat lagi dari hari itu, yaitu api yang sangat panas, dasarnya sangat dalam sekali, perhiasannya air mata dan nanah, dan di tempat itu sudah tidak ada Rahmat Alloh lagi, maka akan menangislah orang-orang yang ada di dalamnya dengan suara tangisan yang sangat keras. Akan tetapi dibalik itu ada satu hari yaitu Syurga, yang luasnya antara langit dan bumi, disiapkan untuk orang-orang yang taqwa. Semoga Alloh selamatkan kita dari adzab yang sangat menyakitkan dan Alloh tempatkan kita di Syurga tempat kenikmatan. Aamiin….Ya Rabbal Alaamiin….

Diriwayatkan dari Usayid bin Abdurrahman: ia berkata: “Sampai riwayat kepadaku, manakala seorang mu’min meninggal dunia, kemudian di bawa dia untuk di makamkan ke liang lahatnya, si-mu’min berkata: “Cepat Bawa Aku” (dalam riwayat yang lain: “Segerakan Aku”), karena Alloh sudah perlihatkan berbagai macam ni’mat yang akan Alloh berikan kepadanya. Manakala ia sudah di taruh di liang lahatnya, si-Bumi mengajak ia bicara, si-Tanah/ Bumi berkata: “Dulu aku cinta kepada kamu karena kau beribadah, padahal kamu masih berada di atas perutku. Dan sekarang kau adalah orang yang paling aku cintai di dalam perutku.”
Itulah seorang mu’min, disaat di atas bumi, bumi mencintainya, dan manakala ia sudah berada di dalam perut bumi, maka bumi lebih mencintainya lagi. Tentunya mu’min yang ibadah, yang sholeh.
“Manakala orang kafir meninggal dunia, kemudian di bawa dia untuk dimakamkan ke liang lahatnya, si-kafir berkata: “Kembalikan aku ke rumah tanggaku lagi”, karena Alloh sudah perlihatkan berbagai macam siksaan/ adzab yang akan ia terima di dalam quburnya. Manakala ia sudah di taruh di liang lahatnya, si-Bumi mengajak ia bicara, si-Tanah/ Bumi berkata: “Dulu aku benci kepada kamu padahal kamu masih berada di atas perutku. Dan kau sekarang orang yang paling aku benci di dalam perutku.”

Diriwayatkan dari Utsman bin Affan RA., ia berhenti dan berdiri di dekat suatu quburan kemudian dia menangis, ada seorang berkata kepadanya: “Hai Utsman bin Affan, di saat kamu menyebut Syurga dan Neraka kamu tidak menangis, tetapi mengapa kau berdiri di hadapan qubur kau menangis?”  Utsman bin Affan berkata: “Rasululloh pernah berkata: “Qubur adalah pos yang pertama dari pos-pos akhirat, manakala si-hamba selamat dari siksa qubur, maka yang datang kemudian akan lebih mudah.
Jika ia dapat selamat dari pertanyaan Malaikat Munqar-Naqir, maka pos yang selanjutnya akan lebih mudah. Atau bahkan ada yang tidak melalui proses pertanyaan dari Malaikat Munqar-Naqir, seperti orang yang meninggal di Hari Jum’at/ Malam Jum’at, orang yang mati karena melahirkan, dll.
Manakala ia tidak selamat dari pos yang pertama (qubur), maka pos-pos yang datang kemudiannya akan lebih dahsyat lagi dari pos qubur.”

Diriwayatkan dari Abdul Hamid bin Mahmud Al Maghuly: “Aku dulu duduk di sisi Abdullah bin Abbas, tiba-tiba Abdullah bin Abbas di datangi oleh suatu kaum, salah seorang dari kaum ini berkata kepada Abdullah bin Abbas: “Hai Ibnu Abbas, kami keluar untuk menunaikan Ibadah Haji bersama teman-teman, hingga kami sampai di sebuah perkampungan, sampai disana dan belum sampai melaksanakan Ibadah haji, salah seorang kawanku meninggal dunia. Maka kami siapkan segala keperluan untuk menguburkan jenazahnya, kemudian kami berangkat ke tempat untuk memakamkan jenazahnya. Maka kami gali untuknya quburan, ternyata setelah selesai di gali lubang qubur tersebut, lubang qubur telah dipenuhi dengan ular. Maka kami tinggalkan itu lubang quburan dan kami tidak jadi memanfaatkannya. Kami mencari dan menggali di tempat yang lain, setelah selesai menggali ternyata lubang qubur sudah dipenuhi oleh ular lagi.
Terkadang banyak kejadian-kejadian aneh yang muncul saat kita akan menguburkan jenazah seseorang, ada pengalaman dari guru kita Syaidil Walid Al Habib Umar bin Abdurrahman Assegaf, saat beliau mengikuti proses menguburkan jenazah seseorang beserta para kyai dan Habaib lainnya, saat akan jenazah akan dimasukkan ke dalam lubang qubur, ternyata lubang qubur sudah dipenuhi oleh air, setelah di ‘timba’ untuk membuang air yang berada di dalam qubur, air kembali penuh, terus berulang seperti itu, akhirnya para ulama yang hadir sepakat untuk membuatkan ‘pare-pare/ bale-bale’ (papan) untuk menaruh jenazah tersebut, kemudian baru di uruk dengan tanah. Hal ini bisa terjadi karena ia dikenal mempunyai ‘lidah yang tajam’, suka menyerang ulama-ulama dengan kata-katanya.
Karena telah penuh dengan ular, akhirnya kami tidak jadi menguburkannya. Kemudian kami menggali qubur untuk ketiga kalinya, ternyata setelah selesai menggali qubur sudah dipenuhi oleh ular kembali, maka kami tinggalkan qubur tersebut. Dan kami sekarang datang kepadamu, Hai Ibnu Abbas.
Ibnu Abbas (Abdullah bin Abbas) adalah salah seorang Ulama, semasa Nabi masih hidup, beliau yang selalu menyiapkan air wudhu sewaktu Nabi akan menunaikan shalat, sehingga Nabi mendoakannya, maka jadilah ia  seorang ulama yang faqih. Ia tempat bertanya dan menjadi rujukan dari orang-orang yang akan bertanya dan meminta fatwa tentang suatu permasalahan.
Ibnu Abbas berkata: “Begitulah konsekwensi/ akibat dari perbuatan yang dulu dilakukannya di alam dunia. Itulah perbuatan/ prilaku yang dulu sewaktu di alam dunia yang dilakukannya. Silahkan kau pergi, dan quburkan jenazah tadi  di mana saja dari tiga lubang yang sudah kau gali. Demi Alloh, andaikata kau gali tanah/ bumi semuanya dan di mana saja, untuk menguburkan si-mayit ini, maka pasti akan kau dapatkan ular itu ada di setiap lubang qubur yang kau gali. Ceritakan kepada kaum dan keluarganya, agar mereka mengetahui dan menjadi pelajaran untuk yang lainnya akibat dari perbutannya akan seperti ini kejadiannya.”  Maka kami berangkat meninggalkan kediaman Ibnu Abbas untuk menguburkan pada sebagian/ salah satu lubang yang telah digali. Setelah kami selesai menunaikan Ibadah Haji, kami datangi ia punya istri dan anak-anaknya, dengan membawa barang perbekalannya yang dibawa bersama kami. Kemudian kami bertanya kepada istrinya: “Apa yang dikerjakan suamimu sewaktu dulu ia hidup di alam dunia. Istrinya berkata: “Dulu ia adalah penjual makanan (gandum), dan dia mengambil sekedar setiap hari untuk makannya dari karung/ kantong. Dia ambil dan potong batang semacam bambu/ tebu, kemudian dia olah sehingga serupa dengan gandum, kemudian dia masukan ke dalam karung/ kantong, sehingga tidak mengurangi berat dari karung/ kantong yang telah dia ambil/ kurangi isinya tadi. Jadi dalam hal ini kerjanya menipu/ khianat setiap harinya.
Ada pernah seseorang datang kepada guru kita, ia menceritakan bahwa ia dagang lada di pasar, tetapi dia mengeluhkan untungnya tipis sekali. Ia menceritakan bahwa di Pasar Induk ada yang menjual lada bubuk tetapi telah dicampur dengan jagung. Ia bertanya bagaimana bila saya juga dagang seperti itu, apakah di bolehkan? Menjual lada yang telah dicampur dengan jagung, harganya lebih murah, tetapi untungnya lebih besar. Bila ia melakukan hal seperti ini, maka kejadiannya akan sama dengan kisoh di atas tadi.

Berkata Faqih Rahimahullohu Taala: “Ini khobar/ cerita (kisoh tentang seorang penjual gandum), adalah suatu dalil/ petunjuk dimana khianat, tidak jujur dalam bertransaksi adalah salah satu penyebab dari adzab qubur.  Apa yang mereka lihat dan mereka dengar adalah sebagai ibroh’ (pelajaran) bagi orang yang hidup, agar mereka mencegah/ menahan diri dari berprilaku khianat saat bertransaki baik dalam jual-beli atau lainnya. Syech Imam Al Junaid Al Bagdadi berkata: “Hikayat adalah bala tentara dari bala tentara Alloh yang akan memperkuat keimanan kita.”

Ada ulama yang menyatakan, sesungguhnya bumi itu memanggil-manggil setiap hari sebanyak 5 kali.
1.    Hai manusia, kau jalan di atas punggungku (permukaanku) dan sampai saatnya nanti kau akan kembali ke dalam perutku.
2.    Hai manusia, kau makan bermacam-macam makanan di atas punggungku (permukaanku), kelak kau akan di makan oleh ‘diidaan’  (belatung-belatung/ ulat-ulat) di dalam perutku.
3.    Hai manusia, kau tertawa di atas punggungku (permukaanku), kelak kau akan menangis di dalam perutku.
Bila orang yang banyak tertawa menunjukkan bahwa orang tersebut kurang aqalnya,  keras hatinya dan lalai kepada Alloh.
4.    Hai manusia, kau bergembira di atas punggungku (permukaanku) hingga lupa mempersiapkan hari kematian, kelak kau akan sedih di dalam perutku.
5.    Hai manusia, kau berbuat dosa di atas punggungku (permukaanku), kelak kalian akan di adzab dalam perutku.

Diriwatkan dari ‘Amar bin Dinnar: : “Adalah seorang laki-laki penduduk Madinnah, dia mempunyai saudara di perkampungan Madinnah di Naahyah, saudara perempuannya ini mengeluh bahwa ia sedang sakit, mendengar khabar saudara perempuannya sedang sakit, maka saudara laki-lakinya ini segera datang untuk menjenguk saudara perempuannya, sampai saatnya meninggAlloh saudara perempuannya ini. Sebagaimana layaknya kewajiban orang yang hidup terhadap orang yang mati, maka dia persiapkan hal-hal yang wajib di jalankan atas orang yang mati, seperti quburnya, kain kafan dan lain sebagainya. Setelah selesai segala persiapan untuk menguburkannya, maka dibawalah jenazah dari saudara perempuannya ini ke qubur untuk dimakamkan. Setelah selesai di quburkannya, maka lelaki ini pulang kembali kepada keluarganya. Dalam suatu riwayat disebutkan bahwa ia lupa akan suatu kantong (tempat untuk  menyimpan uang) yang dibawanya. Ia pun kemudian meminta salah seorang laki-laki dari temannya untuk mendampinginya menggali qubur, untuk mengambil kantong uang yang jatuh di dalam qubur. Maka keduanya mendatangi qubur dan menggali itu qubur, setelah di gali maka ia temukan betul bahwa kantongnya itu ada di dalam qubur. Saudara lelaki dari perempuan yang di qubur ini meminta temannya untuk menjauh, hingga aku dapat melihat bagaimana keadaan saudara perempuanku dalam quburnya. Maka saudara laki-laki ini mengangkat sebagian papan/ kayu/ bambu yang ada di atas liang landak/ liang lahat. Sewaktu diangkat sebagian papannya, maka dia dapati api yang menyala/ berkobar, setelah ia melihat api, maka akhirnya ia menutup kembali papan liang landaknya dan ia timbun kembali itu qubur hingga rata seperti semula. Maka kembali ia kepada ibunya, dia berkata kepada ibunya: “Hai ibuku beritahu kepadaku apa yang dulu dikerjakan oleh saudara perempuanku?” Ibunya berkata: “Mengapa kau tanya tentang saudara perempuanmu, padahal ia sudah meninggal dunia?” Saudara laki-laki ini menceritakan apa yang dilihatnya diQuburan saudara perempuannya. Maka ibunya berkata: “Bahwa saudara perempuanmu suka menunda-nunda sholat, mentakhirkan sholat hingga keluar waktu. Dan ia pun sholat dengan wudhu yang tidak sempurna, hingga kemungkinan ada anggota wudhu yang tidak terbasuh dengan sempurna. Dan disaat sehatnya, ia selalu mendatangi pintu-pintu rumah tetangga, hingga ia dapat mendengarkan apa yang sedang dibicarakan oleh tetangga. Setelah ia mendengar apa yang dibicarakan oleh tetangganya tersebut, maka ia menyebar-luaskan apa yang ia dengar tadi kepada tetangga yang lain untuk mengadu domba/ ‘namimah’.  Itulah sebab dari adzab qubur  yang dialami oleh saudara perempuanmu.”

Siapa orang ingin selamat dari adzab qubur, hendaknya ia menjaga/ menahan  diri dari perbuatan namimah. Dan menghindari dari semua perbuatan dosa, agar kita selamat dari adzab qubur. Dan mudah atasnya menjawab pertanyaan dari Munkar Wa Nakir.

Alloh berfirman: “Alloh meneguhkan orang-orang beriman dengan ucapan yang teguh yaitu kalimat ‘Toyibah’  dalam kehidupan di dunia ataupun kehidupan akhirat. Ia tidak goyang/ goncang manakala ia mendapatkan bermacam-macam musibah/ ujian dari Alloh. ”
Kalimat Toyibah yaitu ucapan: “Laa Illaa Haa Illaalloh”. Ujian/ musibah tidak membuat goyah ia punya agamanya. Ujian/ musibah dari Alloh dapat berupa: terjadinya pembunuhan dalam keluarganya, rumahnya mengalami kerampokan, rumahnya mengalami kebakaran, kehilangan sohabatnya, mengalami sakit yang berat, terjadi fitnah dalam keluarganya dll., hal semacam ini dapat membuat goncang keimanan seseorang, tetapi untuk orang yang keimanannya kuat, maka hal-hal semacam ini tidak membuat goyah/ goncang keimanannya. Iblis akan mengganggu dan mencoba mengoyahkan keimanan seseorang hingga saat ia akan menghembuskan nafas terakhirnya.

Ini sebagai khabar gembira bagi orang mu’min, bahwa Alloh akan meneguhkan iman orang mu’min dengan ucapan yang teguh, yaitu kalimah Toyibah. Iman mereka kokoh/ mantap di hati-hati mereka, tidak akan goncang selama-lamanya.

Guru kita (Syaidil Walid Al Ustdz Al Habib Umar bin Abdurrahman Assegaf) pernah di datangi oleh sepasang suami istri, istrinya mendapatkan ujian berupa penyakit yang cukup berat dalam jangka waktu hanya 2 bulan, istirinya mendapatkan penyakit kanker. Padahal 2 bulan sebelumnya mereka datang dalam kondisi sehat wal afiat. Suaminya berkata kepada guru kita: “Habib saya tidak mengerti, saya melihat di depan rumah saya, ada seseorang yang mabok hingga masuk ke dalam selokan/ got, ada yang tidak ibadah dan terus berbuat maksiat, tetapi kondisi mereka sehat wal afiat. Sedangkan saya dan istri saya beribadah dengan taat tetapi mendapatkan ujian yang cukup berat semacam ini. Lelaki ini mengalami gocangan dalam keimanannya. Karena ia sering tugas lama di atas kapal, 6 bulan sekali baru dapat kembali ke rumah, sehingga ia tidak dapat hadir di majlis-majlis ilmu. Ia tidak dapat menerima ketentuan Alloh, ia membandingkan ia dan istrinya yang rajin ibadah dan shodaqoh mengalami ujian yang cukup berat, sedangkan orang-orang yang tidak beribadah dan sering berbuat maksiat dalam kondisi yang sehat, dimana keadilan Alloh? Ini sebagai pelajaran bagi kita, jika tidak kuat keimanan kita, maka kita tidak akan dapat menerima ujian/ musibah yang Alloh berikan kepada kita.

Alloh akan teguhkan keimanan seorang mu’min saat di tanya oleh 2 malaikat, setelah jenazah di maqamkan/ di pendam dalam tanah, maka kemudian Alloh hidupkan kembali si-mayit, hingga si-mayit dapat mendengar suara langkah ketukan dari sandal/ sepatu dari orang-orang yang meninggalkan Quburannya. Si-mayit dibangunkan oleh 2 malaikat, yaitu Munkar dan Nakir, mereka menanyakan:
-        Man Robbuka? Si-mayit yang mu’min menjawab: “Allohu Robbi.”
-        Wamaa Dinuka? Si-mayit yang mu’min menjawab: “Dinul Islam.”
-        Wamaa Nabiyuka? Si-mayit yang mu’min menjawab: “Muhammad SAW.”
Karena si-mayit dapat menjawab semua pertanyaan dari malaikat Munkar dan Nakir, maka malaikat Munkar dan Nakir berkata: “Tidurlah kamu semacam tidurnya penganten.”

Untuk si-mayit yang kafir, semua pertanyaan malaikat Munkar dan Nakir mereka menjawabnya dengan: “saya tidak tahu”. Maka kemudian 2 malaikat memukul mereka dengan palu dari api neraka. Maka menjeritlah si-mayit yang dipukul oleh 2 malaikat ini dengan suara jeritan yang dapat di dengar oleh seluruh makhluk yang ada dipermukaan bumi (termsuk pohon dan hewan), terkecuali jin dan manusia.

Diriwayatkan dari Baroo bin Azib RA. dari Nabi kita Muhammad SAW.: “Manakala seorang muslim ditanya di dalam quburnya, maka mau tidak mau seorang muslim yang benar-benar menjalankan ketentuan-ketentuan Alloh dan menjauhi larangan Alloh, maka ia bersyahadat: “Asshaduan Laaillahaillaalloh, Waasshaduanna Muhammadar Abduhu Warasuluh.”  Itulah Alloh meneguhkan perkataan dari orang-orang beriman dengan ucapan yang teguh dalam kehidupan di dunia dan di akhirat.

Hamba Alloh yang Muslim, Mu’min dan yang Mukhlis (yang ikhlas dalam beribadah dan patuh kepada Alloh), maka saat mereka akan meninggal dunia dan menghadapi Malaikat Munkar dan Nakir, akan dikokohkan/ diteguhkan mereka punya iman dalam 3 hal dengan kalimat Toyibah. 

1.    Saat Menghadapi Malaikat Maut (Malaikat Izrail)
Disaat akan menghembuskan nafas terakhirnya, ia diberikan kemampuan untuk dapat mengucapkan kalimat Tauhid: “Laailahaailaalloh”  
2.    Saat Menghadapi Pertanyaan Malaikat Munkar dan Nakir di Qubur
Dikokohkan dan dimantapkan hatinya sehingga dapat menjawab semua pertanyaan dari Malaikat Munkar dan Nakir dengan baik dan benar. 
3.    Saat di Hisab di Hari Qiyamaat
Sewaktu di hisab di Hari Qiyamat tentang amal ibadahnya, ia dapat menjawab semua pertanyaan yang diajukan kepadanya dengan lancar.

Tasybiit adalah dikokohkan/ dimantapkan/ diteguhkan kita punya hati, sebelum masuk kedalam qubur, yaitu di saat nyawa kita akan di cabut oleh Malaikat Maut (Malaikat Izrail), hati kita dimantapkan dengan 3 jalan/ cara:
1.    Alloh menjaga kita dari pada ke-kufur-an, sehingga iman di hati kita tetap mantap. Iblis selalu berusaha untuk mengganggu dan mengoyahkan  keimanan kita, hingga sampai kita akan menghembuskan nafas terakhir. Iblis berada di sisi kita di saat Malaikat Maut sedang berada di hadapan kita.
2.    Alloh memberikan kita kemampuan untuk tetap dapat Istiqomah (Konsisten) dalam Tauhid, sehingga keluarlah kita punya nyawa dalam keadaan Islam.
3.    Malaikat memberikan khabar gembira kepadanya dengan Rahmat Alloh, bahwa dia akan mendapatkan ni’mat di Syurga kelak. 

Tasybiit di qubur, yaitu dimantapkan/ dikokohkan/ diteguhkan ia punya hati dalam menjawab pertanyaan Malaikat Munkar dan Nakir di alam qubur, hati kita dimantapkan dengan 3 jalan/ cara pula:
1.    Alloh ajarkan atau ilhamkan kepadanya, sehingga ia dapat menjawab pertanyaan Malaikat Munkar dan Nakir dengan benar, dengan suatu jawaban yang dapat membuat Alloh Ridho kepadanya.  
2.    Hilang dari dirinya rasa takut di saat menghadapi Malaikat Munkar dan Nakir. Hilangnya rasa gentar yang dapat membuatnya menjadi gugup/ tidak konsentrasi dalam menjawab pertanyaan dari Malaikat Mukar dan Nakir.
3.    Ia dapat melihat tempatnya di Syurga, maka quburnya berubah menjadi “Rawdhoh min Riyadhil Jannah”  (Taman dari Taman-Tamannya Syurga).

Tasybiit saat di Hisaab, yaitu dimantapan/ dikokohkan/ diteguhkan ia punya hati pada saat mempertanggung-jawabkan amal perbuatannya di alam dunia  dengan 3 jalan/ cara:
1.    Alloh mengajarkan/ mengilhamkan kepadanya hujjah/ alasan/ argument akan sesuatu yang ditanyakan kepadanya, sehingga ia dapat menjawab pertanyaan dengan tepat.
2.    Alloh akan permudah baginya dalam hisab.
3.    Alloh akan mengampuni segala kesalahan-kesalahan atau dosa-dosanya.

Ada sebagian Ulama yang menyatakan bahwa Tasbiit ada pada 4 hal. Tasbiit adalah dimantapkanya/ dikokohkannya/ diteguhkannya seorang yang Muslim, Mu’min dan Mukhlis, pada 4 hal, yaitu:
1.    Alloh memberikan Tasbiit pada saat menghadapi Malaikat Maut.
2.    Alloh memberikan Tasbiit pada saat di alam qubur, yaitu saat menghadapi pertanyaan-pertanyaan Malaikat Munkar dan Nakir, sehingga ia dapat menjawab semua pertanyaan Malaikat Munkar dan Nakir tanpa rasa takut dan gentar.   
3.    Alloh memberikan Tasbiit pada saat di Hisab.
4.    Alloh memberikan Tasbiit pada saat melewati jembatan Shiraathal Mustaqiim, sehingga ia dapat melalui jembatan Shiraathal Mustaqiim bagaikan kilat yang menyambar.

Bila seseorang ditanya tentang adzaab qubur, bagaimana itu terjadinya Adzaab Qubur?  Ada pendapat Ulama yang menyatakan tentang adzaab qubur, tetapi riwayat tentang adzaab qubur yang mereka sampaikan berbeda-beda, mereka tidak sepakat tentang bagaimana caranya adzaab qubur itu terjadi.
1.    Ada sebagian Ulama yang menyatakan bahwa saat terjadinya adzaab qubur, maka ruh dikembalikan lagi ke dalam jasadnya sebagaimana saat mereka hidup di alam dunia.
2.    Sebagian Ulama yang lain menyatakan, bahwa yang merasakan adzaab qubur adalah ruh, jasad tidak merasakan apa-apa. Ruh masuk ke dalam jasad/ raganya, tetapi hanya sampai dadanya saja, tidak sampai ke kepala.
3.    Sebagian Ulama yang lain menyatakan, bahwa ruh tidak masuk ke dalam dadanya, tetapi ruh hanya sampai antara jasad dengan kain pembungkus (kain kafannya). 

Perbedaan pendapat Ulama ini dapat terjadi karena adanya perbedaan dari penjelasan Hadits ataupun dari qoul-qoul shohabat. Sedangkan pendapat yang Shoheh (benar) di sisi orang-orang yang berilmu, bahwa manusia mengakui adanya adzaab qubur, dan itu termasuk suatu hal yang ghoib. Jadi kita mengakui adanya adzaab qubur benar adanya, tanpa kita harus meributkan bagaimana kayfiyat  terjadinya adzaab qubur. Hanya Alloh-lah yang mengetahui bagaimana kayfiyat  terjadinya adzaab qubur. Kita akan mengetahui yang sesungguhnya dari kayfiyat  adzaab qubur, apabila kita telah masuk ke dalam qubur. Apabila kita bukan termasuk ahli maksiat, maka Insya Alloh kita tidak akan mengalami yang namanya adzaab qubur.

Bilamana seseorang mengingkari pertanyaan Munkar dan Nakir di alam qubur, sesungguhnya pengingarannya tadi tidak sunyi dari salah satu dari 2 cara:
Ia mengatakan bahwa secara logika adalah suatu hal yang tidak masuk aqal, suatu hal yang tidak mungkin terjadi. Ia mengatakan bahwa orang yang sudah mati tidak mungkin baginya ada pertanyaan Malaikat Munkar dan Nakir atas dirinya, bila dipandang dari sudut aqal. Perkataan orang yang demikian dapat membawanya pada pengingkaran atas kenabian dan pembatalan/ tidak mengakui akan adanya mu’jizat-mu’jizat  atas diri Nabi dan Rasul. Karena Nabi dan Rasul termasuk dari golongan manusia juga, akan tetapi ada prilaku/ tindakan/ perbuatan pada diri Nabi dan Rasul yang tidak dapat diterima oleh aqal, yaitu berupa mu’jizat-mu’jizat. Maka orang yang mengingkari akan adanya pertanyaan dari Malaikat Munkar dan Nakir, maka keluarlah ia dari Islam dari tempat dimana Islam itu masuk dalam dirinya. Masuk seperti itu dan keluar seperti itu juga, masuk Islamnya dari dada, maka keluar Islamnya juga dari dada.
Ada yang mengatakan bahwa hal ini dapat saja terjadi, karena tidak adanya dalil yang kuat. Akan tetapi Riwayat dari Hadits-hadits Nabi yang memberikan khobar, sudah dapat memuaskan seseorang, bagi orang yang memiliki sifat qona’ah (merasa cukup).

Dan dalam kitab Qur’an ada dalil/ petunjuk tentang adzaab qubur.
Dalam Al Qur’an Alloh berfirman: “Siapa orang berpaling dari pada peringatanKU, maka sesungguhnya baginya kehidupan yang sempit.”
Orang yang perpaling terhadap peringatan Alloh, tidak mau berpegang pada Al Qur’an, maka baginya kehidupan yang sempit. Orang banyak bertanya, mengapa orang-orang kafir hidupnya mewah dan hartanya berlimpah ruah? Ulama-ulama Mufasir menafsirkan bahwa “Ma’isyata Dhonka”  (kehidupan yang sempit) adalah Alloh cabut atas dirinya sifat Qona’ah, sehingga meskipun hartanya sudah berlimpah, tetapi mereka masih merasa tidak cukup.
“Dan kelak KAMI akan himpun mereka di hari Qiyamat dalam keadaan buta.”  Mereka bertanya: “Ya Rabbi, kenapa kami dihidupkan kembali dalam keadaan buta? Sedangkan dulu kami hidup di alam dunia dalam keadaan “melek” (tidak buta). Dulu saat di alam dunia KAMI memberikan peringatan kepada kamu dan kamu melupakannya, maka kini saatnya kamu dilupakan.” 
Ada juga ulama Mufasirin yang menafsirkan “Ma’isyata Dhonka”  adalah baginya adzaab qubur.

Alloh SWT. berfirman: “Alloh kokohkan orang beriman dengan keimanan yang kokoh dalam kehidupan di dunia maupun di akhirat.”

Nabi Muhammad SAW. bersabda: “Apabila seorang mu’min dimasukkan ke dalam quburnya, maka didatangi si-mu’min tadi oleh 2 Malaikat (Munkar dan Nakir) yang menguji si-hamba di dalam quburnya. Maka 2 Malaikat ini mendudukkan si- mu’min di dalam quburnya untuk menanyakan kepada si-mu’min. Saat dibangunkan oleh 2 Malaikat, sesungguhnya si-mu’min ini di dalam quburnya dapat mendengar suara terompah/ sandal/ sepatu dari orang-orang yang mengantarnya ke qubur, saat mereka meninggalkan qubur. Maka berkata 2 Malaikat kepada si-mu’min: “Man Robbuka? Wamaa Dinuka? Wamaa Nabiyuka?”  Si-Mu’min menjawab: “Allohu Robbi. Wal Islami dinni. Wa Muhammadun Nabiyi.”  Maka berkata 2 Malaikat kepada si-mu’min: “Alloh teguhkan dan kokohkan keimanan kamu, maka tidurlah kamu dalam keadaan suka cita.”

Alloh berfirman: “Alloh teguhkan dan kokohkan iman seorang mu’min dengan kalimat Tauhid dalam kehidupan dunia dan akhirat.”
Disaat di dunia mengalami banyak cobaan, ujian, bencana, penyakit yang bermacam-macam, tetapi tidak menggoyahkan keimanannya.  
Di akhirat Alloh kokohkan mereka atas qoul yang benar, yaitu dapat menjawab pertanyaan dari Malaikat Munkar dan Nakir.
“Dan Alloh sesatkan orang-orang yang dzolim, yakni orang kafir.”
Alloh tidak berikan tuntunan/ petunjuk kepada mereka untuk mengatakan yang haq (benar), sehingga mereka tidak dapat menjawab pertanyaan Malaikat Munkar dan Nakir.

Apabila seorang kafir atau munafiq di masukan ke dalam quburnya, maka Malaikat Munkar dan Nakir bertanya kepada mereka dengan pertanyaan yang sama: “Man Robbuka? Wamaa Dinuka? Wamaa Nabiyuka?”   Si-kafir atau munafiq menjawab: “Aku tidak tahu. Aku tidak tahu. Aku tidak tahu.”  Malaikat bertanya kembali kembali kepad si-kafir/ munafiq ini: “Kamu tidak tahu jawaban dari pertanyaan ini?” Maka di pukul ia dengan tongkat yang terbuat dari besi, sehingga dapat di dengar itu pukulan oleh makhluk-makhluk yang berada di antara Masyriq Wa Maghrib , kecuali jin dan manusia yang tidak dapat mendengarnya.

Berkata Abu Haazim dari Ibnu Umar RA., berkata Rasululloh SAW.: “Bagaimana keadaanmu wahai Umar? Apabila kamu di datangi oleh 2 Malaikat Munkar dan Nakir? Keduanya hitam kebiru-biruan, keduanya menggaruk tanah dengan taring-taring keduanya, keduanya menginjak rambut-rambutnya (rambutnya panjang), suara keduanya bagai halillintar yang menggelegar, pandangan/ mata keduanya sangat menakutkan bagai kilat/ petir yang menyambar. Berkata Syaidina Umar: “Ya Rasululloh, apakah disaat aku berhadapan dengan kedua Malaikat yang menakutkan itu, ada aqalku pada saat itu (dalam keadaan sadar) dan aku berada dalam keadaanku seperti ini?”  Rasululloh menjawab: “Ya, kamu dalam keadaan ada aqalmu sama seperti saat ini?”  Syaidina Umar berkata: “Jika begitu aku akan mengatasi pertanyaan keduanya dengan izin Alloh SWT.” Rasululloh menjawab: “Kamu mendapatkan taufiq untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan 2 Malaikat dengan benar.”

Hadits Riwayat dari Abu Hurairoh RA., Rasululloh bersabda: “Tidak ada seorang mayit saat meninggal dunia melainkan keluar darinya suara mendengkur, di dengarnya suara dengkuran tadi oleh semua binatang yang melata di sisinya kecuali manusia.”  Andaikata manusia dapat mendengar suara dengkuran dari si-mayit yang meninggal dunia, maka pasti manusia yang mendengar akan pingsan.

Manakala ia di bawa ke quburnya, jika ia termasuk orang-orang sholeh (orang baik), maka ia akan berkata: “Segerakan/ cepat masukan aku ke liang qubur. Andaikata kalian tahu apa yang ada di hadapanku berupa kebaikan dari ni’mat-ni’mat yang telah Alloh persiapkan untukku di dalam qubur, maka kamu pasti akan segera mengantar aku ke qubur.”  
Jika yang meninggal ini bukan termasuk orang sholeh (orang yang banyak berma’shiyat  kapada Alloh), maka ia akan berkata: “jangan kau segerakan aku/ jangan kau cepat-cepat bawa aku ke liang qubur. Andaikata kau tahu apa yang ada di hadapanku dari pada kejahatan, pasti kamu tidak akan segerakan aku.” Jika dia sudah di timbun di dalam quburnya, maka dia akan didatangi oleh 2 Malaikat yang hitam dan biru.

Malaikat akan mendatanginya dari arah kepalanya, shalat malamnya menghalangi adzab qubur datang kepadanya. Jangan kau datangi adzab ini dari arahku, karena dahulu dia sudah banyak terjaga di malam hari untuk melaksanakan shalat malam, karena takut dia dengan ini pembaringan (yaitu lubang qubur).
Malaikat mendatanginya dari arah kedua kakinya, kebaktian dia kepada kedua orang tuanya menghalangi adzab qubur datang kepadanya. Jangan kau datangi adzab ini dari arahku, karena dahulu dia berbakti kepada kedua orang tuanya, dia selalu datang melihat orang tuanya, karena takutnya dia dengan ini pembaringan (yaitu lubang qubur).
Malaikat mendatanginya dari arah kanannya, shodaqohnya menghalangi adzab qubur datang kepadanya. Jangan kau datangkan adzab ini dari arah kami, ini orang banyak bershodaqoh, karena takutnya dia dengan ini pembaringan (yaitu lubang qubur).
Malaikat mendatangi dari arah kirinya, puasanya menghalangi adzab qubur datang kepadanya. Jangan kau datangi adzab ini dari arahku, karena dahulu di dunia dia banyak dahaga dan banyak lapar, karena takut dia dengan ini pembaringan (yaitu lubang qubur).

Dibangunkannya si-mayit ini seperti di bangunkannya orang yang sedang tidur. Dikatakan kepadanya: “Bagaimana pendapatmu tentang ini orang, yang dahulu saat kamu ada di alam dunia, ia mengajarkan tuntunan-tuntunan (baik langsung ataupun tidak langsung) atas sesuatu yang kamu tidak tahu, sehingga kamu dapat beriman dan menjadi seorang mu’min.”  Malaikat bertanya: “Tahukan engkau siapa itu orang?”  Malaikat menjawab: “Itulah Nabi Muhammad SAW.” Maka si-mayit berkata:“Asyhadu anna Muhammadar Rosuululloh.”  Malaikat berkata: “Kau hidup dalam keadaan mu’min di alam dunia, kamupun mati dalam keadaan mu’min. Maka diluaskan quburnya dan ditebarkan seluruh kemulyaan-kemulyaan Alloh, Masya Alloh Ya Ayuhannabi.

“Semoga Alloh menjaga Iman-Islam kita dan semoga Alloh menjaga kita dari hawa nafsu yang sesat dan menyesatkan dan dipelihara kita dari kelalaian dan semoga Alloh melindungi kita dari adzab qubur.”



Disebutkan tentang Aisyah RA., ia berkata: “Aku tidak mengetahui dan mengerti tentang adzaab qubur, hingga masuklah kepadaku seorang wanita Yahudi, maka dia meminta sesuatu dan aku memberikan apa yang diminta wanita Yahudi tadi. Wanita Yahudi ini berkata: “Semoga engkau Alloh lindungi dari adzaab qubur.” Maka aku kira dan duga bahwa kata-kata itu terbilang dari pada kebohongan-kebohongan Yahudi. Hingga masuklah Nabi Muhammad SAW., Nabi kembali dari Masjid menuju rumah Siti Aisyah, kemudian Aisyah menceritakan tentang seorang wanita Yahudi yang datang kepadanya dan diberikan kepadanya sesuatu, kemudian wanita Yahudi tadi mendoakannya agar Alloh melindunginya  dari adzaab qubur, setelah Nabi mendengar perkataan Siti Aisyah, maka Nabi berkata: “Adzaab qubur itu adalah benar.”

Maka wajib atas setiap muslim, baik laki ataupun perempuan bahwa ia memohon perlindungan kepada Alloh dari adzaab qubur, karena adzaab qubur itu benar adanya. Dan wajib pula atas muslim yang laki maupun perempuan, bahwa dia menyiapkan diri hingga sampai saatnya nanti akan masuk ke liang qubur, yaitu dengan amal-amal sholeh.

Taqwalah kamu kepada Alloh dan hendaknya setiap orang melihat dan memilih apa gerangan yang akan dipersembahkan kepada Alloh untuk hari akhir (kematian, qubur dan hari qiyamat ) nanti, sesungguhnya Alloh maha mengetahui apa yang kamu lakukan.” 

Nabi di tanya: “Hai Rasul, siapakah orang yang paling cerdas dari umatmu? Nabi menjawab: “Orang yang paling banyak mengingat mati itulah orang yang paling cerdas. Dan orang yang paling banyak/ paling bagus persiapannya untuk kematian. Itulah orang-orang cerdas dari umatku.”  Orang semacam itu pergi membawa kemulyaan dunia, dan akan mendapatkan perlindungan di akhirat nanti.

Seorang penyair mengatakan: “Tidak ada tempat tinggal bagi orang yang meninggal dunia yang akan ditempatinya kecuali yang dia bangunnya sebelum mati. Jika dia bangun dengan amal baik (sholeh), beruntung orang yang membangunnya. Jika dibangunnya dengan amal yang tidak baik/ jahat, hampa tangan/ rugi orang yang membangunnya.”

Maka sesungguhnya telah mudah atasnya urusan untuk menyiapkan diri dengan amal-amal sholeh sebelum menuju ke alam qubur. Banyak kesempatan untuk mempersiapkan diri, dengan sehat badan, waktu yang luas, segalanya Alloh mudahkan, maka sesunggunya sangat mudah atas orang ini segala urusan selama ada di alam dunia. Banyak kesempatan yang Alloh berikan kepada kita selama berada di alam dunia, sehingga kita dapat berbuat bermacam-macam amal sholeh, uang yang kita miliki dapat kita gunakan untuk pergi menuju majlis-majlis ilmu, berziarah dll, yang terpenting ada kemauan dari diri kita untuk melaksanakannya.  

Jika orang yang sudah masuk ke alam qubur, maka ia berangan-angan/ berharap/  berkeinginan agar Alloh mengizinkan untuk dapat mengerjakan 1 amal kebajikan berupa apa saja, apakah itu tasbeh, sholat atau apa saja, tetapi Alloh tidak mengizinkan. Karena alam qubur bukan lagi tempat untuk mengerjakan amal. Maka tetaplah dia di dalam penyesalan.

Maka seharusnya dituntut untuk orang yang beraqal waras, agar dia memikirkan tentang urusan orang-orang yang telah meninggal dunia, bagaimana keadaan mereka di alam qubur?

Maka sesungguhnya orang yang telah meninggal dunia, mereka berangan-angan/ berharap/ berkeinginan agar mereka diizinkan shalat sekalipun hanya 2 rakaat saja. 

Hadits dari Abdillah bin Umar RA. Rasululloh bersabda: “Tidak ada satu hari dari pada hari-hari, melainkan Malaikat Maut, yaitu Malaikat Ij’roil memanggil-manggil dari alam qubur: Hai ahli qubur, siapa orang yang kau hasad (iri) pada saat ini? Mereka menjawab: Kami sangat hasad (iri) kepada orang-orang yang suka berada di Masjid, mereka dapat shalat tetapi kami tidak dapat shalat, mereka dapat puasa tetapi kami tidak dapat puasa lagi, mereka dapat bershodaqoh, tetapi kami tidak dapat bershodaqoh, mereka dapat berziqir, tasbeh dan tahmid tetapi kami sudah tidak dapat berziqir. Maka menyesallah mereka atas yang telah lalu dari zaman mereka.”

Seorang ulama mengatakan: “Masa yang sudah lalu tidak akan dapat kembali lagi. Masa yang akan datang kita tidak tahu akan bagaimana? Maka kamu manfaatkan waktu yang kamu ada padanya.”  Manfaatkan waktu yang ada saat ini untuk dapat beribadah/ beramal sholeh sebanyak-banyaknya.

Atau mereka meminta untuk dapat diizinkan agar dapat mengucapkan satu ucapan saja: “Laailaa ha illalloh Muhammaddar rasululloh.”  Tetapi Alloh-pun sudah tidak mengizinkan lagi. Atau mereka berharap agar diizinkan mengucapkan satu tasbeh saja: “Subhaanalloh.”  Tetapi Alloh sudah tidak mengizinkan lagi. Saat ini kita sering membaca Dzikir Tauhid, Ratib dll., disitu terhimpun semua dzikir, tasbeh, tahlil. Semoga kita dapat terus mengamalkannya hingga akhir hayat kita aamiin…

Maka orang yang sudah meninggal dunia merasa aneh dan heran dari orang-orang yang masih hidup di alam dunia, mereka menyia-nyiakan hari/ masa/ waktu mereka dalam kelalaian dan kerjaan-kerjaan yang tidak baik.

Hadits Riwayat dari Ismail bin Muhammad Al’ab Al Ahbar: “Tidak-lah lewat seseorang di quburan, melainkan dia dipanggil oleh ahli qubur: “Hai orang yang lalai, andaikata kau mengetahui apa yang terjadi di alam qubur seperti yang kami alami, niscaya akan hancur kau punya daging badanmu sebagaimana lumernya batu es di atas api.”

Alloh berkata, nanti orang yang ada di akhirat (qubur/ neraka jahanam) berkata: “Ya Tuhan, kembalikan kami ke alam dunia, kami akan beramal sholeh.” Alloh menjawab permintaan mereka: “Bukankah KAMI sudah panjangkan usia kamu pada waktu yang cukup bagi orang yang mengingat/ berfikir?”

Jangan kau sia-siakan waktu kamu di alam dunia, dengan hanya bermain, menonton tv, main hp dll. Hidup yang telah lalu tidak akan kembali. Hidup di alam dunia tidak lama, jadikan semuanya jalan untuk toat kepada Alloh. Kehidupan dunia adalah modal kamu untuk memperoleh keuntungan (keselamatan/ kesenangan) yang sebanyak-banyaknya di akhirat. Selama kamu mampu mengelola modal kamu berupa umur di alam dunia, membagi waktu untuk Alloh, waktu untuk diri kita dan waktu untuk keluarga kita, maka kamu akan mendapatkan keuntungan yang sebanyak-banyaknya.

Almurhumah Umi Muslihah binti H. Djunaedi (istri dari guru kita), termasuk orang yang tidak menyianyiakan waktunya, semasa hidupnya selalu menggisi waktu luangnya dengan wirid/ dzikir, Shalat Tahajud dan Shalat Sunnah lainnya, sehingga sewaktu meninggal dunia beliau terlihat tersenyum, karena beliau termasuk orang-orang yang beruntung yang mengisi/ memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya untuk mendekatkan diri kepada Alloh. Perbuatan baik hendaknya kita jadikan sebagai tauladan.

Dan sesungguhnya dagangan-dagangan akhirat (Shalat, Puasa, Dzikir, Zakat, Shodaqoh, Haji, Membaca Al Qur’an, Ta’lim  dll.) tidak laku di jual. Bersungguh-sungguhlah kamu hingga kamu dapat menghimpun dagangan akhirat (berupa amal sholeh) di waktu tidak laku di jual. Orang tidak manfaatkan kita manfaatkan, hingga nanti di akhirat tidak menjadi penyesalan yang luar biasa. Dagangan akhirat setelah kita meninggal dunia, masuk ke alam qubur, dan setelah hari qiamat sangat bernilai tinggi. Di akhirat tidak ada lagi kesempatan bagi kita untuk mencari dagangan akhirat, yaitu berupa amal sholeh. Maka sesungguhnya akan datang hari dimana ini dagangan bernilai/ berhaga tinggi. Perbanyak itu amal-amal akhirat di hari tidak laku di jual (di alam dunia) untuk hari bernilai itu amal-amal akhirat. Jika sudah masuk ke alam akhirat kamu tidak akan mampu mencarinya. 

“Kita memohon kepada Alloh agar Alloh memberikan kita taufiq untuk menyiapkan diri saat kita berhajat dengan amal sholeh di hari kembali kita di akhirat nanti. Dan semoga Alloh-pun tidak menjadikan kita termasuk orang-orang yang menyesal. Dan Alloh-pun tidak menjadikan kita orang-orang yang mencari dan meminta dikembalikan ke alam dunia. Dan semoga Alloh mempermudah bagi kita dahsyatnya qubur dan sekalian atas orang Muslimin.” 


CATATAN:
Ini saja yang dapat al-faqir rangkum dari isi penjelasan ta’lim yang begitu luas yang disampaikan oleh Al Ustdz. Al Habib Umar bin Abdurrahman Assegaf. Semoga rangkuman ini dapat bermanfaat dan menjadi motivasi dalam menuntut ilmu.
Kebenaran Mutlaq milik Alloh dan Segala Kekhilafan adalah dari pribadi Al-faqir sendiri. Segala kelebihan dan kekurangan yang Al-faqir sampaikan dalam ringkasan ini mohon dibukakan pintu maaf yang seluas-luasnya.
Karena keterbatasan ilmu yang Al-faqir miliki, maka Al-faqir tidak membuka forum Tanya Jawab dalam Blog ini.
Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya al-faqir haturkan kepada Syaidil Walid Al Ustdz Al Habib Umar bin Abdurrahman Assegaf yang telah memberikan izin kepada al-faqir untuk dapat menyebarluaskan isi ta’lim di Majlis Ta’lim AL KIFAHI AL TSAQAFY, dan tal lupa ucapan terima kasih al-faqir sampaikan untuk H. Aun Mustofa yang telah mengizinkan al-faqir untuk menggunakan fasilitas kantor untuk membuat ringkasan ta’lim ini. 
Afwan Al-faqir tidak mencantumkan nama kitab dan pengarang dalam setiap rangkuman yang al-faqir kirimkan, karena ada permintaan dari Al Ustdz untuk tidak mencantumkannya. Karena disamping mengunakan kitab utama, beliau juga mengunakan kitab-kitab lain sebagai referensi untuk memperjelas dalam menerangkan permasalahan yang ada dalam kitab utama yang dibaca, harap dapat di maklum, terima kasih. 

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Diterbitkan dalam rangka mengajak untuk menghadiri Majlis Ta’lim AL KIFAHI AL TSAQAFY. Kritik & Saran dapat disampaikan melalui E-mail:  hsn_5805@yahoo.co.id

Ingin mendapatkan kiriman ringkasan ta’lim secara rutin silahkan gabung di Facebook Group Majlis Ta’lim AL KIFAHI AL TSAQAFY: http://www.facebook.com/groups/alkifahi/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar