Pokok
Bahasan : TAUHID
Judul : Pembagian Bid’ah
Nara
Sumber : Al
Ustdz. Al Habib Umar bin Abdurrahman Assegaf
Ikuti
oleh kamu dari orang-orang yang terdahulu (ulama) baik dari sikap ataupun
perbuatan. Dan jauhkan dari kamu bid’ah yang maz’mumah (bid’ah yang tercela)
dan bid’ah muharomah yang datang setelah zaman sohabat-sohabat Rasululloh.
Tidak
semua bid’ah adalah dolalah (sesat) sebagaimana perkataan dari sebagian orang.
Akan tetapi bid’ah dibagi menjadi 5 bagian, yaitu: bid’ah wajibah (wajib),
bid’ah muharomah (haram), bid’ah mandu’bah (sunnah), bid’ah makruhah (makruh)
dan bid’ah mu’bah.
Agar
kita tetap berpegang teguh pada ajaran-ajaran dan tuntunan dari ulama terdahulu
dan tidak mudah goyah dengan perkataan dan ejekan dari orang-orang sekarang
yang sering men-cap atau menyebut ajaran-ajaran dari ulama terdahulu sebagai
suatu perbuatan bid’ah, maka ada kunci yang harus kita pegang, yaitu: “Semua
amalan yang sesuai dan tidak bersalahan atau bertentangan dengan kitab suci
Al-Qur’an, Sunnah Rasul, Ijma Ulama dan Qi’yas (analogi) ulama, maka itu semua
menjadi amalan sunnah, meskipun Rasululloh tidak mengerjakannya.
Seperti acara nuzubulan, tahlil, haul, walimatul safar dll.
Jika
sudah bertentangan dengan kitab Al-Qur’an, Hadist Nabi, Ijma Ulama & Qi’yas
Ulama, maka tinggalkan dan jangan dikerjakan.
Hadist
Qudsy: “Betapa tidak tahu malunya
seseorang yang mengharapkan Syurga-Ku tanpa mau beramal, mana mungkin Aku
bermurah kepada orang yang kikir dalam to’at (beribadah) kepada-Ku”
Adapun
ibadah yang kita kerjakan, kita tujukan atau kita niatkan hanya kepada Alloh.
Itu semua yang akan menyelamatkan kita. Sesungguhnya Alloh tidak menerima amal
perbuatan seseorang tanpa adanya ke-ikhlasan serta tidak mengharapkan kecuali
untuk berjumpa dengan Alloh SWT.
Hadist
riwayat Anas: “Siapa orang yang saat
meninggal dunia ikhlas karena Alloh, ia meng-esa-kan Alloh, tidak menyekutukan Alloh
dan menjalankan Shalat, membayar zakat, maka ia berpisah kepada dunia dan Alloh
ridho kepadanya.”
CATATAN:
Ini saja yang dapat al-faqir rangkum
dari isi penjelasan ta’lim yang begitu luas yang disampaikan oleh Al Ustdz. Al
Habib Umar bin Abdurrahman Assegaf. Semoga rangkuman ini dapat bermanfaat dan
menjadi motivasi dalam menuntut ilmu.
Kebenaran
Mutlaq milik Alloh dan Segala Kekhilafan adalah dari pribadi Al-faqir sendiri.
Segala kelebihan dan kekurangan yang Al-faqir sampaikan dalam ringkasan ini
mohon dibukakan pintu maaf yang seluas-luasnya.
Karena
keterbatasan ilmu yang Al-faqir miliki, maka Al-faqir tidak membuka forum Tanya
Jawab dalam Blog ini.
Ucapan
terima kasih yang sebesar-besarnya al-faqir haturkan kepada Syaidil Walid Al
Ustdz Al Habib Umar bin Abdurrahman Assegaf yang telah memberikan izin kepada
al-faqir untuk dapat menyebarluaskan isi ta’lim di Majlis Ta’lim AL KIFAHI AL TSAQAFY, dan tal lupa ucapan terima
kasih al-faqir sampaikan untuk H. Aun Mustofa yang telah mengizinkan al-faqir
untuk menggunakan fasilitas kantor untuk membuat ringkasan ta’lim ini.
Afwan
Al-faqir tidak mencantumkan nama kitab dan pengarang dalam setiap rangkuman
yang al-faqir kirimkan, karena ada permintaan dari Al Ustdz untuk tidak
mencantumkannya. Karena disamping mengunakan kitab utama, beliau juga
mengunakan kitab-kitab lain sebagai referensi untuk memperjelas dalam
menerangkan permasalahan yang ada dalam kitab utama yang dibaca, harap dapat di
maklum, terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Diterbitkan
dalam rangka mengajak untuk menghadiri Majlis
Ta’lim AL KIFAHI AL TSAQAFY. Kritik & Saran dapat disampaikan melalui
E-mail: hsn_5805@yahoo.co.id
Ingin
mendapatkan kiriman ringkasan ta’lim secara rutin silahkan gabung di Facebook
Group Majlis Ta’lim AL KIFAHI AL TSAQAFY:
http://www.facebook.com/groups/alkifahi/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar