Pokok
Bahasan : TASAWUF
Judul : Mendekatkan Diri Kepada Alloh
Nara
Sumber : Al
Ustdz. Al Habib Umar bin Abdurrahman Assegaf
Nasehat
dari Al Imam Al Haddad: “Hendaknya kamu menjalankan kewajiban-kewajiban yang
diwajibkan kepadamu dan menjauhi segala larangan-Nya serta mengerjakan
Sunah-sunah Rasululloh.
Mengerjakan
amal-amal sunah hanya karena Alloh, maka kita akan mencapai puncak kedekatan
kepada Alloh. Sehingga Alloh akan memakaikan kita pakaian kecintaan (mahabbah)
kepada Alloh. Jika sudah memakai pakaian mahabbah, maka segala gerakkan dan
diam kita adalah karena Alloh. Orang yang telah dipakaikan pakaian mahabbah,
maka ia termasuk kedalam golongan waliyullah yang akan dianugrahi gelar
khalifah kewilayahan di muka bumi dengan kekhalifahan yang khusus.
Para
sohabat bertanya kepada Baginda Nabi: “Siapa gerangan mereka dan amalan apa
yang dikerjakannya sehingga mereka mendapat keistimewaan dari Alloh seperti
itu?”
Baginda
Nabi menjawab: “Mereka adalah sekelompok kaum yang bercinta-cintaan karena Alloh.
(bukaan kerena harta, pangkat ataupun golongan). Diakhirat kelak muka mereka
bercahaya dan duduk di atas kursi-kursi dari nur (cahaya).
Susungguhnya
Alloh berfirman: “Tidaklah seorang hamba-KU mendekatkan diri kepada-KU yang
paling AKU senangi adalah dengan mengerjakan segala perintah-KU dan menjauhi
segala larangan-KU, serta senantiasa mengerjakan amalan-amalan sunnah sehingga AKU
mencintainya. Jika AKU sudah mencintainya, maka AKU adalah pendengarannya dan AKU
adalah penglihatan baginya, serta AKU
menjadi tangannya dan aku menjadi kakinya. Beberapa ulama mentafsirkan kata AKU
pendengarannya, AKU penglihatannya dan AKU
kaki dan tangannya adalah bahwa Alloh
memelihara pendengaran, penglihatan, dan
segala tindakan dari si-hamba dari segala perbuatan dosa.
Ada
suatu kisoh tentang seorang perempuan yang menjumpai Syech Abdul Qodir Al
Jailani, perempuan tersebut meminta doa kepada Syech Abdul Qodir Al Jailani
agar dirinya dilindungi dari gangguan para penyamun/perampok dalam
perjalanannya. Singkat cerita di tengah jalan perempuan tersebut bertemu dengan
kawanan perampok, perempuan tersebut menjerit meminta bantuan sambil menyebut nama
Syech Abdul Qodir Al Jilani, Syech Abdul Qodir Al Jilani yang pada saat itu
sedang bersiap akan berwudhu tiba-tiba mendengar suara perempuan yang meminta
bantuan kepadanya, maka Syech Abdul Qodir Al Jilani mengambil terompahnya dan
melemparkannya. Padahal jarak antara perempuan dengan Syech Abdul Qodir mungkin
bisa mencapai ribuan kilo meter akan tetapi lemparan terompah Syech Abul Qodir
Al Jilani mengenai kawanan perampok dan mereka mati karena lemparan terompah
tersebut.
Ada
satu kisoh lagi yaitu, bahwa Sayidina Umar Ibnu Khotob pernah memberikan
komando peperangan kepada pasukannya di medan perang (sedangkan Sayidina Umar
berada jauh dari medan perang). Sayidina Umar melihat pasukan kaum muslimin
sedang terdesak oleh musuh, maka Sayidina Umar memerintahkan pasukan kaum
muslimin agar segera menghindar ke arah bukit untuk menghindari pasukan musuh.
Dari
dua kisoh tersebut dapat terlihat bahwa orang yang telah Alloh pilih menjadi
waliNYA, maka tidak ada lagi penghalang/hijab bagi Waliyullah tersebut meskipun
dipisahkan oleh jarak dan waktu. Tidak ada yang mustahil dalam ilmu Alloh SWT.
Alloh
berkata: “Apa yang menjadi permohonan bagi Wali-KU, maka AKU akan segera mengabulkannya dan
Apabila mereka meminta perlindungan maka AKU akan segera membantunya.”
Waliyullah
di golongkan kedalam tiga kelompok, yaitu:
1. Ada
Waliyullah yang tahu bahwa dirinya wali dan orang lainpun tahu bahwa ia wali.
2. Ada
Waliyullah yang orang lain tahu bahwa ia wali, tetapi dirinya sendiri tidak
tahu bahwa ia wali.
3. Ada
Waliyullah yang tidak tahu bahwa dirinya wali, dan orang lainpun tidak tahu
bahwa dia seorang wali.
Orang-orang
yang termasuk kedalam tiga golongan di atas adalah orang-orang yang selalu
mengerjakan apa yang diperintah Alloh, menjahi segala larangannya, mengerjakan
amalan-amalan Sunnah, menjaga akhlaq dan adab baik kepada Alloh maupun
makluk-makhluk lainnya. Sehingga apabila ada orang yang mengaku sebagai
Waliyullah tetapi jauh dari tuntunan Alloh dan tidak dapat menjaga ucapannya
dari menyakiti orang lain, maka ia termasuk orang-orang yang berdusta.
Alloh
tidak akan membuka Hikmah Ilmu kepada seseorang, meskipun ia mempunyai ilmu
yang begitu luas, sebelum ia berkumpul dengan para Waliyullah. Mengenai hal ini
ada satu kisoh yang menarik untuk disimak, yaitu tentang Imam Sya’roni dengan
gurunya Ali Al Ghowas. Pada mulanya Imam Sya’roni yang telah menulis ribuan
kitab memandang rendah kepada Ali Al Ghowas yang berprofesi hanya sebagai
tukang sepatu, ia mempunyai keyakinan bahwa seorang Waliyullah bukanlah orang
yang bodoh. Imam Sya’roni baru saja menikah dengan istrinya yang kedua yang
bernama Zainab. Ia sering memanjakan istrinya di rumah dengan mengendong
istrinya di punggungnya. Pada suatu hari ketika ia melewati tempat Ali Al
Ghowas ia ditegur oleh Ali Al Ghowas: “Hei keledai Zainab berhenti, jangan kau
teruskan langkahmu.” Kaget Imam Sya’roni, karena Ali Al Ghowas dapat mengetahui
perbuatan dia dan istrinya yang dilakukannya di dalam rumah, maka Imam Sya’roni
berfikir bahwa Ali Al Ghowas bukanlah orang sembarangan melainkan Waliyullah.
Untuk itu kemudian Imam Sya’roni bertekad untuk menuntut ilmu kepada Ali Al
Ghowas, seorang tukang sepatu. Ali Al Ghowas mengajukan syarat kepada Iman
Sya’roni apabila ingin belajar kepadanya, yaitu menyuruh Imam Sya’roni untuk
membuang seluruh kitab yang telah di karangnya ke sungai Nil. Imam Sya’roni
memenuhi syarat tersebut. Setelah ia
belajar kepada Ali Al Ghowas, kitab-kitab karangannya menjadi rujukan dari
ulama-ulama sesudahnya. Inilah bukti bahwa Imam Sya’roni telah mendapatkan
Hikmah Ilmu setelah ia belajar kepada Waliyullah Ali Al Ghowas.
AKU
tidak pernah bimbang (Kata Alloh) setiap mengerjakan segala sesuatu terkecuali
dalam mencabut ruh hamba-hambaKU yang AKU cintai. AKU tidak senang memisahkan
hamba-hambaKU dengan apa-apa yang di cintainya, yang membuat mereka menjadi
susah, akan tetapi hal ini tetap harus AKU laksanakan.
Rasululloh
SAW. bersabda: Siapa orang yang rindu berjumpa dengan Alloh, maka Alloh pun
rindu berjumpa dengannya. Dan barang siapa yang benci berjumpa dengan Alloh,
maka Alloh pun akan benci berjumpa dengannya.
Aisyah
RA. berkata: Wahai Rasululloh, setiap orang pasti tidak ingin menjumpai
kematian, bagaimana hal ini ya Rasululloh?
Kemudian
Rasululloh SAW. bersabda: Orang mu’min menjelang kematiannya akan Alloh
perlihatkan ni’mat-ni’mat yang yang akan ia terima sehingga ia sangat berharap
untuk segera menjumpai kematian.
Sering
kita jumpai orang-orang sholihin yang tersenyum di saat menjelang kematiannya,
karena mereka telah Alloh perlihatkan balasan yang akan mereka terima di
akhirat kelak.
Semoga
kita semua termasuk kedalam golongan orang-orang yang tersenyum disaat ajal
menjemput kita. Amien… Ya Raball Alamien…
CATATAN:
Ini saja yang dapat al-faqir rangkum
dari isi penjelasan ta’lim yang begitu luas yang disampaikan oleh Al Ustdz. Al
Habib Umar bin Abdurrahman Assegaf. Semoga rangkuman ini dapat bermanfaat dan
menjadi motivasi dalam menuntut ilmu.
Kebenaran
Mutlaq milik Alloh dan Segala Kekhilafan adalah dari pribadi Al-faqir sendiri.
Segala kelebihan dan kekurangan yang Al-faqir sampaikan dalam ringkasan ini
mohon dibukakan pintu maaf yang seluas-luasnya.
Karena
keterbatasan ilmu yang Al-faqir miliki, maka Al-faqir tidak membuka forum Tanya
Jawab dalam Blog ini.
Ucapan
terima kasih yang sebesar-besarnya al-faqir haturkan kepada Syaidil Walid Al
Ustdz Al Habib Umar bin Abdurrahman Assegaf yang telah memberikan izin kepada
al-faqir untuk dapat menyebarluaskan isi ta’lim di Majlis Ta’lim AL KIFAHI AL TSAQAFY, dan tal lupa ucapan terima
kasih al-faqir sampaikan untuk H. Aun Mustofa yang telah mengizinkan al-faqir
untuk menggunakan fasilitas kantor untuk membuat ringkasan ta’lim ini.
Afwan
Al-faqir tidak mencantumkan nama kitab dan pengarang dalam setiap rangkuman
yang al-faqir kirimkan, karena ada permintaan dari Al Ustdz untuk tidak
mencantumkannya. Karena disamping mengunakan kitab utama, beliau juga
mengunakan kitab-kitab lain sebagai referensi untuk memperjelas dalam
menerangkan permasalahan yang ada dalam kitab utama yang dibaca, harap dapat di
maklum, terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Diterbitkan
dalam rangka mengajak untuk menghadiri Majlis
Ta’lim AL KIFAHI AL TSAQAFY. Kritik & Saran dapat disampaikan melalui
E-mail: hsn_5805@yahoo.co.id
Ingin
mendapatkan kiriman ringkasan ta’lim secara rutin silahkan gabung di Facebook
Group Majlis Ta’lim AL KIFAHI AL TSAQAFY:
http://www.facebook.com/groups/alkifahi/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar